Makan Korban Lagi
A
A
A
BUENOS AIRES - Dunia sepak bola kembali berduka setelah Cristian Gomez, bek tim Argentina Divisi II Atletico Parana, dinyatakan meninggal dunia, Minggu (24/5) waktu setempat.
Kematian Gomez, yang masih dalam penyelidikan, membuat korban meninggal di lapangan menjadi 117 pemain. Federasi Sepak Bola Argentina (AFA) memang masih melakukan penyelidikan intensif untuk mengetahui penyebab pasti kematian Gomez. Namun, berdasarkan bukti awal yang dilontarkan Ramon Gomez selaku supervisor pertandingan, bek berusia 27 tahun itu kolaps pada babak pertama saat membela timnya menghadapi Boca Unidos.
Meski Gomez sempat dilarikan ke Rumah Sakit San Martin di Corrientes, Argentina, tim dokter tak bisa menyelamatkan nyawanya. Pemain Boca Unidos Jose Vizcarra menyebutkan bahwa tragedi itu terjadi begitu cepat. Vizcarra beserta seluruh pemain kedua tim, hingga penonton yang menyaksikan laga, bahkan terkejut ketika Gomez langsung terjatuh tak sadarkan diri.
“Ketika kami melihat dia dibawa keluar lapangan, kami pikir dia sudah meninggal,” ujar Vizcarra, dilansir Reuters. AFA lantas bergerak cepat menindaklanjuti kematian Gomez. Aktivitas itu layak menjadi prioritas karena sudah dua pemain menjadi korban meninggal di lapangan dalam kurun waktu sebulan di Negeri Tango.
Sebelumnya Emanuel Ortega, pemain tim Argentina dari Divisi IV San Martin de Burzaco, meninggal setelah mengalami insiden fatal di bagian kepala pada Kamis (14/5). Yang jelas, kematian Gomez menambah panjang korban pemain yang meninggal di rumput hijau. Bahkan, dari total 117 pemain yang meninggal di seluruh dunia, empat pemain mengalaminya saat berlaga di Indonesia.
Mereka adalah Eri Erianto, Jumadi Abdi, Sekou Camara, dan Akli Fairuz. Meski kematian di lapangan terjadi karena kasus beragam, persentase terbesar penyebabnya adalah serangan jantung. Berdasarkan laporan yang dikumpulkan Wikipedia.org, 75% kematian di lapangan karena faktor tersebut. Selebihnya karena faktor kecelakaan tak disengaja, seperti menendang perut korban yang dialami Jumadi saat membela PKT Bontang pada 15 Maret 2009.
Presiden AFA Luis Segura turut prihatin dengan kejadian yang menimpa Gomez. Namun, pihaknya tak bisa melakukan langkah apa pun selain menyarankan tim lebih serius dalam melakukan pengecekan kesehatan pemain sebelum direkrut. Menurutnya, langkah ini yang belum dijalankan secara maksimal.
“Kami harus mengontrol masalah ini lebih mendalam, apalagi sudah ada dua pemain yang menjadi korban di lapangan. Kami berharap tak ada lagi masalah seperti ini terjadi di kemudian hari,” ujar Segura, dilansir Sport Illustrated.
Edi yuli
Kematian Gomez, yang masih dalam penyelidikan, membuat korban meninggal di lapangan menjadi 117 pemain. Federasi Sepak Bola Argentina (AFA) memang masih melakukan penyelidikan intensif untuk mengetahui penyebab pasti kematian Gomez. Namun, berdasarkan bukti awal yang dilontarkan Ramon Gomez selaku supervisor pertandingan, bek berusia 27 tahun itu kolaps pada babak pertama saat membela timnya menghadapi Boca Unidos.
Meski Gomez sempat dilarikan ke Rumah Sakit San Martin di Corrientes, Argentina, tim dokter tak bisa menyelamatkan nyawanya. Pemain Boca Unidos Jose Vizcarra menyebutkan bahwa tragedi itu terjadi begitu cepat. Vizcarra beserta seluruh pemain kedua tim, hingga penonton yang menyaksikan laga, bahkan terkejut ketika Gomez langsung terjatuh tak sadarkan diri.
“Ketika kami melihat dia dibawa keluar lapangan, kami pikir dia sudah meninggal,” ujar Vizcarra, dilansir Reuters. AFA lantas bergerak cepat menindaklanjuti kematian Gomez. Aktivitas itu layak menjadi prioritas karena sudah dua pemain menjadi korban meninggal di lapangan dalam kurun waktu sebulan di Negeri Tango.
Sebelumnya Emanuel Ortega, pemain tim Argentina dari Divisi IV San Martin de Burzaco, meninggal setelah mengalami insiden fatal di bagian kepala pada Kamis (14/5). Yang jelas, kematian Gomez menambah panjang korban pemain yang meninggal di rumput hijau. Bahkan, dari total 117 pemain yang meninggal di seluruh dunia, empat pemain mengalaminya saat berlaga di Indonesia.
Mereka adalah Eri Erianto, Jumadi Abdi, Sekou Camara, dan Akli Fairuz. Meski kematian di lapangan terjadi karena kasus beragam, persentase terbesar penyebabnya adalah serangan jantung. Berdasarkan laporan yang dikumpulkan Wikipedia.org, 75% kematian di lapangan karena faktor tersebut. Selebihnya karena faktor kecelakaan tak disengaja, seperti menendang perut korban yang dialami Jumadi saat membela PKT Bontang pada 15 Maret 2009.
Presiden AFA Luis Segura turut prihatin dengan kejadian yang menimpa Gomez. Namun, pihaknya tak bisa melakukan langkah apa pun selain menyarankan tim lebih serius dalam melakukan pengecekan kesehatan pemain sebelum direkrut. Menurutnya, langkah ini yang belum dijalankan secara maksimal.
“Kami harus mengontrol masalah ini lebih mendalam, apalagi sudah ada dua pemain yang menjadi korban di lapangan. Kami berharap tak ada lagi masalah seperti ini terjadi di kemudian hari,” ujar Segura, dilansir Sport Illustrated.
Edi yuli
(bbg)