Mou Sindir Rival
A
A
A
LONDON - Pelatih Chelsea Jose Mourinho menjadi salah satu yang mencuri perhatian dalam acara malam penghargaan Chelsea Players of the Year 2014/2015. Mourinho seperti menyindir rival-rivalnya yang tidak rela Chelsea menjadi juara musim ini.
Chelsea yang memastikan trofi Liga Primer musim kompetisi 2014/2015, memang patut berbangga dengan prestasi yang diukirnya tersebut. Terlebih kepada Mourinho yang kembali sukses memberikan gelar juara kepada Chelsea, dikesempatan keduanya memimpin klub yang bermarkas di Stamford Bridge, London, tersebut.
Di musim ini, dua trofi bergengsi dipersepakbolaan Inggris berhasil diraih Chelsea dibawahnya seperti gelar Liga Primer dan Piala Liga. Sukses itu melengkapi keberhasilan Mourinho saat pertama kali menukangi The Blues. Dengan menyumbangkan dua titel Liga Primer (2004/05 dan 2005/06), Piala FA (2006/07), Piala Liga (2004/05/2006/07), dan gelar Community Shield (2005).
Sepanjang musim mendapat tekanan, karena dianggap sebagai tim yang hanya mementingkan kemenangan, Mourinho melancarkan serangan balasan pada tiga rivalnya, Louis van Gaal (Manchester United), Arsene Wenger (Arsenal), dan juru ramu Man City Manuel Pellegrini.
Mou, begitu pelatih kelahiran Setubal, Lisbon, Portugal, 52 tahun silam itu kerap disapa, melemparkan sindiran-sindiran dengan bentuk fiksi dalam televisi layar lebar. “Pemain saya sudah selayaknya mendapatkan rasa hormat. Karena memang mereka semua berhak mendapatkannya di hari terakhir. Kemarin ada kata-kata yang saya merasa benar adanya, tapi sekarang saya punya satu cerita fiksi dan mari kita coba untuk menikmatinya,” ungkap Mourinho seperti dilansir sportyahoo.
Van Gaal jadi korban pertama yang jadi sasaran pertama Mou. Sindiran berkaitan dengan sukses The Blues menundukkan Wayne Rooney dkk di ajang Liga Primer. Mou menilai MU layaknya tim yang kesulitan menciptakan gol, tapi diakhir musim ingin keluar sebagai juara.
“Ini soal permainan dengan hasil dua gol. Tapi sayang ada tim yang ingin tampil tapi tidak dengan bola. Tim itu benar-benar dengan penguasaan bola yang baik, akan tetapi sama sekali tidak mampu menciptakan gol,” papar Mourinho.
“Setelah itu mereka meminta kepada otoritas jika mereka seharusnya bisa menang dengan langkah seperti itu. Tapi sayang, jawabannya adalah tidak mungkin. Dan terbukti kepemilikan (penguasaan bola) yang besar tidak penting untuk memenangkan pertandingan dan mereka tidak juara,” sambung mantan pelatih Inter Milan dan FC Porto itu.
Selesai dengan MU, Mou ganti menyentil City. Menurutnya, City memang memiliki catatan gol terbanyak dengan 83 gol atau 10 gol lebih banyak dari Chelsea, namun gagal juara. “Mereka sungguh fantastis. Mereka mencetak banyak gol. Gol datang dari berbagai posisi. Dan mereka mencetak gol dan mencetak gol. Tetapi mereka tak pernah kebobolan karena, tidak ada gol. Sekali lagi, dewan FIFA mengatakan kepada mereka, “Maaf, Anda tak bisa menjadi juara karena sepak bola harus dengan dua gawang,” ujar Mourinho yang disambut tepuk tangan.
Arsenal tak ketinggalan. Mourinho menyindir konsistensi pasukan Wenger di musim ini. “Tim ketiga hampir sampai sana (jadi juara), karena mereka mau bermain dengan dua gawang, mereka mencetak sejumlah gol, juga kebobolan sejumlah gol. Mereka fantastis. Mereka mencetak gol-gol yang sangat indah, mereka juga kebobolan dan mereka hampir sampai sana,” kata Mou.
“Tetapi mereka meminta dewan FIFA untuk bermain hanya di bulan Januari sampai April. Dan mereka diberitahu, “Tak mungkin, tak mungkin.” Anda harus bermain antara Agustus hingga Mei, jadi mereka tak bisa menjadi juara,” tandasnya.
Perang urat saraf antara Mourinho dengan ketiga pelatih di atas memang kerap terjadi. Contohnya saat Mourinho beradu argument dengan Wenger soal strategi dan takti yang dimainkan kedua tim.
Wenger menilai Mourinho lebih senang jika timnya tampil bertahan. Di mata Wenger itu hal yang mudah, pilihan Mourinho pun dipandang tidak cerdas.
Decky irawan jasri
Chelsea yang memastikan trofi Liga Primer musim kompetisi 2014/2015, memang patut berbangga dengan prestasi yang diukirnya tersebut. Terlebih kepada Mourinho yang kembali sukses memberikan gelar juara kepada Chelsea, dikesempatan keduanya memimpin klub yang bermarkas di Stamford Bridge, London, tersebut.
Di musim ini, dua trofi bergengsi dipersepakbolaan Inggris berhasil diraih Chelsea dibawahnya seperti gelar Liga Primer dan Piala Liga. Sukses itu melengkapi keberhasilan Mourinho saat pertama kali menukangi The Blues. Dengan menyumbangkan dua titel Liga Primer (2004/05 dan 2005/06), Piala FA (2006/07), Piala Liga (2004/05/2006/07), dan gelar Community Shield (2005).
Sepanjang musim mendapat tekanan, karena dianggap sebagai tim yang hanya mementingkan kemenangan, Mourinho melancarkan serangan balasan pada tiga rivalnya, Louis van Gaal (Manchester United), Arsene Wenger (Arsenal), dan juru ramu Man City Manuel Pellegrini.
Mou, begitu pelatih kelahiran Setubal, Lisbon, Portugal, 52 tahun silam itu kerap disapa, melemparkan sindiran-sindiran dengan bentuk fiksi dalam televisi layar lebar. “Pemain saya sudah selayaknya mendapatkan rasa hormat. Karena memang mereka semua berhak mendapatkannya di hari terakhir. Kemarin ada kata-kata yang saya merasa benar adanya, tapi sekarang saya punya satu cerita fiksi dan mari kita coba untuk menikmatinya,” ungkap Mourinho seperti dilansir sportyahoo.
Van Gaal jadi korban pertama yang jadi sasaran pertama Mou. Sindiran berkaitan dengan sukses The Blues menundukkan Wayne Rooney dkk di ajang Liga Primer. Mou menilai MU layaknya tim yang kesulitan menciptakan gol, tapi diakhir musim ingin keluar sebagai juara.
“Ini soal permainan dengan hasil dua gol. Tapi sayang ada tim yang ingin tampil tapi tidak dengan bola. Tim itu benar-benar dengan penguasaan bola yang baik, akan tetapi sama sekali tidak mampu menciptakan gol,” papar Mourinho.
“Setelah itu mereka meminta kepada otoritas jika mereka seharusnya bisa menang dengan langkah seperti itu. Tapi sayang, jawabannya adalah tidak mungkin. Dan terbukti kepemilikan (penguasaan bola) yang besar tidak penting untuk memenangkan pertandingan dan mereka tidak juara,” sambung mantan pelatih Inter Milan dan FC Porto itu.
Selesai dengan MU, Mou ganti menyentil City. Menurutnya, City memang memiliki catatan gol terbanyak dengan 83 gol atau 10 gol lebih banyak dari Chelsea, namun gagal juara. “Mereka sungguh fantastis. Mereka mencetak banyak gol. Gol datang dari berbagai posisi. Dan mereka mencetak gol dan mencetak gol. Tetapi mereka tak pernah kebobolan karena, tidak ada gol. Sekali lagi, dewan FIFA mengatakan kepada mereka, “Maaf, Anda tak bisa menjadi juara karena sepak bola harus dengan dua gawang,” ujar Mourinho yang disambut tepuk tangan.
Arsenal tak ketinggalan. Mourinho menyindir konsistensi pasukan Wenger di musim ini. “Tim ketiga hampir sampai sana (jadi juara), karena mereka mau bermain dengan dua gawang, mereka mencetak sejumlah gol, juga kebobolan sejumlah gol. Mereka fantastis. Mereka mencetak gol-gol yang sangat indah, mereka juga kebobolan dan mereka hampir sampai sana,” kata Mou.
“Tetapi mereka meminta dewan FIFA untuk bermain hanya di bulan Januari sampai April. Dan mereka diberitahu, “Tak mungkin, tak mungkin.” Anda harus bermain antara Agustus hingga Mei, jadi mereka tak bisa menjadi juara,” tandasnya.
Perang urat saraf antara Mourinho dengan ketiga pelatih di atas memang kerap terjadi. Contohnya saat Mourinho beradu argument dengan Wenger soal strategi dan takti yang dimainkan kedua tim.
Wenger menilai Mourinho lebih senang jika timnya tampil bertahan. Di mata Wenger itu hal yang mudah, pilihan Mourinho pun dipandang tidak cerdas.
Decky irawan jasri
(ftr)