Bobotoh Cuma Minta Kompetisi Kembali Berjalan

Kamis, 04 Juni 2015 - 14:53 WIB
Bobotoh Cuma Minta Kompetisi...
Bobotoh Cuma Minta Kompetisi Kembali Berjalan
A A A
BANDUNG - Ribuan bobotoh tumpah ruah di Jalan Dipenogoro Bandung. Mereka melakukan aksi sebagai bentuk protes terhadap Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) dan Persatuan Sepak Bola Selur‎uh Indonesia (PSSI). Tujuan utama mereka cuma satu, kompetisi kembali berjalan.

Aksi yang dilakukan pendukung Persib Bandung ini sempat membirukan Jalan Ahmad Yani, Jalan Supratman dan Jalan Dipenogoro begitu dilewati. Ketiga ruas jalan tersebut dilintasi ribuan bobotoh yang melakukan aksi longmarch dari Stadion Persib menuju Gedung DPRD Jawa Barat dan melakukan orasi sambil membentangkan puluhan spanduk berisi kekecewaan.

Dalam orasinya yang diwakili para pentolan Viking Persib Club (VPC), seperti Heru Joko, Yana Umar, Agus Ompong hingga Agus Rahmat (Gusdul) mengajukan tujuh tuntutan kepada Kemenpora dan PSSI.‎ Diantaranya menginginkan kompetisi yang merupakan hiburan rakyat kembali berjalan seperti semula dan terbebas dari intervensi politik dari pihak manapun.‎ (Baca juga : Bobotoh Berdemo, Ini Tuntutan Mereka)

"Untuk sementara, aksi ini adalah bagian dari tuntutan kami. Sudah jelas, sebanyak tujuh tuntutan untuk sepak bola Indonesia, kepada Menpora dan PSSI," ujar Yana Umar di sela-sela orasi, Kamis (4/6/2015).

Selain itu, kata Yana, bobotoh sudah rindu dan ingin menyaksikan tim kesayangannya kembali berlaga di level nasional maupun internasional. "Bobotoh dan suporter lain juga sudah tahu titik permasalahannya seperti apa. Sudah jelas ini pembekuan dari FIFA untuk PSSI, sudah jelas sekarang tidak ada yang mau disalahkan masih saling serang, kan itu hal pembodohan. Seharusnya jangan terus saling menyerang, harus ada itikad baik antara Menpora dan PSSI," katanya.

Pihaknya berharap kedua pihak yang bertikai melakukan itikad baik untuk duduk bersama, sehingga kompetisi yang diharapkan masyarakat banyak dapat kembali berjalan. "Cuma satu permintaan kami, kompetisi harus kembali berjalan, pengurus PSSI cepat-cepat dibenahi, karena sanksi FIFA tentang suspend belum tentu kan, kapan selesainya. Kasian dong para pemain," tuturnya.

"Sekarang kita harus pikirkan bagaimana bagusnya sepak bola kita kembali berjalan. Menpora punya niatan baik memperbaiki PSSI. Ya silakan, urus dan bersihkan. Jika ada mafia bola urus, bersihkan, tangkap sesegera mungkin. Yang penting bagi kita kompetisi bisa berjalan. Negara Eropa lain meskipun ada kisruh sepak bola di negaranya tetap kompetisi gak sampai dihentikan," sambungnya.

Yana menegaskan, para bobotoh tidak akan memilih kubu manapun, baik Menpora maupun PSSI. Pihaknya hanya berharap kompetisi berjalan. "Kita tunggu saja apa yang dilakukan dewan sambil berjalan. Kalau sampai tuntutan aksi ini tidak dilaksanakan, kami akan adakan aksi lebih besar lagi. Kita mengaspirasikan aksi untuk sepak bola, bukan untuk siapapun. Bukan Menpora atau PSSI," tegasnya.

Hal senada diungkapkan, Heru Joko. Menurutnya aksi ini sebagai bentuk keprihatinan terhadap sepak bola Indonesia.‎ "Solusinya duduk bersama. Islah semuanya kembalikan sepak bola ke jalan yang benar. Jangan memaksakan kehendak yang salah jadi semuanya harus sadar bahwa sepak bola penting untuk rakyat Indonesia," kata Heru.

Dia berharap ketujuh tuntutan yang dilakukan dapat terealisasikan, sehingga menghindari kerugian yang dialami banyak pihak. "Harapannya bertemu dengan wakil rakyat lalu mereka menyampaikan aspirasi kita karena mereka dipilih oleh kita. Sampaikan pesan kami ke atas karena ini peran pemerintah, saya rasa sepak bola hiburan rakyat Indonesia," katanya.

Sementara itu, Ketua Komisi V DPRD Jabar, Agus Welianto mengaku akan berupaya membantu keinginan para bobotoh untuk menyampaikan aspirasi kepada pemerintah pusat. ‎ "Organisasi sepak bola adalah organisasi profesional. Kita juga mendesak kepada pemerintah agar Menpora dan PSSI segera islah serta duduk bersma menyelesaikan masalah persepakbolaan Indonesia," kata Agus.‎

Menurutnya, banyak dampak yang terjadi akibat masalah yang menimpa sepak bola Indonesia tersebut. "Akibatnya semua pedagang dan orang-orang kecil tidak bisa melaksanakan aktifitas. Kita mendesak agar selesaikan kemelut. Independen, jangan ada intervensi politik," jelasnya.

Agus pun yakin, bahwa aspirasi dari masyarakat bakal didengar oleh pihak yang bersangkutan. "46 juta jiwa warga Jabar akan menjadi perhatian pemerintah pusat," tandasnya.
(bbk)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1120 seconds (0.1#10.140)