Sanksi FIFA Buat Persepam Rugi Luar Dalam
A
A
A
MADURA - Kisruh sepak bola nasional yang berimbas turunnya sanksi dari FIFA membuat sejumlah klub di tanah air mengalami kerugian. Persepam Madura salah satunya dan mengaku mengalami kerugian luar dalam.
Klub asal Madura itu harus mengubur impiannya untuk bertarung di kompetisi Divisi Utama. "Bukan kerugian sisi finansial saja yang kami tanggung, tapi juga mimpi yang sudah kami bangun. Sebenarnya kami menargetkan musim 2016 sudah kembali ke level ISL. Tapi ternyata semuanya berantakan," ujar Manager Persepam Said Abdullah, Jumat (5/6/2015).
Persepam sebenarnya sudah 'gatal' ingin bermain di kompetisi Divisi Utama, terlepas siapa yang menjadi operator liga. Namun harapan itu tak kunjung menjadi kenyataan karena hingga sekarang belum ada kepastian soal kompetisi itu sendiri.
Selama persiapan, Persepam yang mengalami peralihan pengelolaan, merasa sudah total dan siap kembali ke level teratas. Pemain dan pelatih, sekaligus modal finansial, sudah sangat mencukupi untuk dominan di level Divisi Utama.
"Kami tak bisa berbuat apa-apa. Seberapa pun menginginkan ada kompetisi, tapi tetap tergantung penyelenggaranya. Bahkan kami belum memutuskan bagaimana nasib tim karena memang harapan untuk bermain di kompetisi masih besar," lanjutnya.
Sikap Pelatih Persepam Widodo C Putro tak jauh beda. Menurut dia, sebenarnya mood pemain sudah terbangun dengan baik di 2015 ini dan memiliki fighting spirit untuk mengejar tiket promosi sekaligus juara Divisi Utama.
"Saya khawatir kondisinya akan berubah drastis ketika kompetisi tak kunjung digelar, apalagi kalau harus menunggu hingga 2016. Fokus dan semangat pemain yang sebenarnya sudah terbentuk dengan baik bisa saja akan kacau," sebut Widodo.
Dia juga khawatir timnya kehilangan momentum terbaik dalam misi mengembalikan posisi di level atas. "Harus diakui momentum terbaik ada di 2015. Kalau tahun ini tidak ada kompetisi, kami harus melihat kembali bagaimana motivasi pemain nanti," tandasnya.
Klub asal Madura itu harus mengubur impiannya untuk bertarung di kompetisi Divisi Utama. "Bukan kerugian sisi finansial saja yang kami tanggung, tapi juga mimpi yang sudah kami bangun. Sebenarnya kami menargetkan musim 2016 sudah kembali ke level ISL. Tapi ternyata semuanya berantakan," ujar Manager Persepam Said Abdullah, Jumat (5/6/2015).
Persepam sebenarnya sudah 'gatal' ingin bermain di kompetisi Divisi Utama, terlepas siapa yang menjadi operator liga. Namun harapan itu tak kunjung menjadi kenyataan karena hingga sekarang belum ada kepastian soal kompetisi itu sendiri.
Selama persiapan, Persepam yang mengalami peralihan pengelolaan, merasa sudah total dan siap kembali ke level teratas. Pemain dan pelatih, sekaligus modal finansial, sudah sangat mencukupi untuk dominan di level Divisi Utama.
"Kami tak bisa berbuat apa-apa. Seberapa pun menginginkan ada kompetisi, tapi tetap tergantung penyelenggaranya. Bahkan kami belum memutuskan bagaimana nasib tim karena memang harapan untuk bermain di kompetisi masih besar," lanjutnya.
Sikap Pelatih Persepam Widodo C Putro tak jauh beda. Menurut dia, sebenarnya mood pemain sudah terbangun dengan baik di 2015 ini dan memiliki fighting spirit untuk mengejar tiket promosi sekaligus juara Divisi Utama.
"Saya khawatir kondisinya akan berubah drastis ketika kompetisi tak kunjung digelar, apalagi kalau harus menunggu hingga 2016. Fokus dan semangat pemain yang sebenarnya sudah terbentuk dengan baik bisa saja akan kacau," sebut Widodo.
Dia juga khawatir timnya kehilangan momentum terbaik dalam misi mengembalikan posisi di level atas. "Harus diakui momentum terbaik ada di 2015. Kalau tahun ini tidak ada kompetisi, kami harus melihat kembali bagaimana motivasi pemain nanti," tandasnya.
(bbk)