Trofi Keempat
A
A
A
BERLIN - Ada kebanggaan yang ditorehkan Andres Iniesta bila membawa Barcelona mengalahkan Juventus. Dia akan menjadi pemain kelima yang mengangkat empat trofi kompetisi antarklub kasta tertinggi Eropa itu.
Sebelum final musim ini, Iniesta ikut menjuarai Liga Champions bersama Barcelona pada 2005/2006, 2008/2009, dan 2010/2011. Jumlah itu setara dengan Iker Casillas, Samuel Eto’o, Fernando Hierro, Fernando Morientes, Carles Puyol, Raul Gonzalez, Roberto Carlos, Victor Valdes. Para bintang dunia itu hanya kalah satu trofi dari Clarence Seedorf.
Sejarah Liga (Piala) Champions mencatat Seedorf menjadi juara bersama Ajax Amsterdam pada 1994/1995, Real Madrid (1997/1998), dan AC Milan (2002/2003, 2006/2007). Pemain lain yang mampu mengumpulkan empat gelar adalah Marquitos (Madrid 1955/1956, 1956/1957, 1958/1959, 1959/1960), Phil Neal (Liverpool 1976/1977, 1977/1978, 1980/1981, 1983/1984), Hector Rial (Madrid 1955/1956, 1956/1957, 1957/1958, 1958/1959).
“Kami ingin memenangkan trofi untuk Xavi (Hernandez). Saya tidak menganggap kami sebagai favorit. Justru, saya melihat Juventus memiliki pemain-pemain yang sangat bagus. Mereka mengincar treble winners, sama seperti kami. Namun, jika kami bermain seperti yang biasa kami mainkan, kami bisa menang,” ujar Iniesta, dilansir sport.es.
Meski akan menghasilkan empat trofi, Iniesta, Seedorf, Marquitos, Neal, atau Rial bukan kolektor terbanyak. Catatan menunjukkan, Francisco Gento berada di baris pertama dengan enam gelar bersama Madrid pada 1955/1956, 1956/1957, 1957/1958, 1958/1959, 1959/1960, dan 1964/1965. Di bawah Gento ada Alfredo di Stefano (Madrid 1955/1956, 1956/1957, 1957/1958, 1958/1959, 1959/1960), Paolo Maldini (Milan 1988/1989, 1989/1990, 1993/1994, 2002/2003, 2006/2007), serta Jose Maria Zarraga (Madrid 1955/1956, 1956/1957, 1957/1958, 1958/1959, 1959/1960).
“Kami tidak menganggap pertandingan ini mudah. Juventus memiliki Andrea Pirlo. Jujur, saya salah satu penggemarnya. Bagi saya, dia akan selalu menjadi pesepak bola terbaik di Italia. Dia selalu menjadi referensi bagi yang lainnya. Pengaruhnya sangat besar,” kata Xavi, dikutip La Gazzetta dello Sport.
Sejak Barcelona menjuarai Liga Champions 2005/2006 di bawah kendali Frank Rijkaard, Iniesta bukan satu-satunya pemain yang akan hadir di final 2014/2015. Xavi dan Lionel Messi sebenarnya juga sudah masuk tim utama Barcelona saat mengalahkan Arsenal di Saint-Denis itu. Hanya, Messi dan Xavi tidak ikut bermain. Xavi duduk di bench dan Messi di tribune. Sementara Iniesta baru masuk pada babak kedua menggantikan Edmilson.
“Mimpi semua pesepak bola profesional yang bermain di Eropa adalah menjuarai Liga Champions. Pertandingan nanti tidak akan mudah. Pasalnya, tekanan di final selalu besar. Yang harus kami lakukan adalah bersantai di lapangan, tidak terburu-buru, dan fokus ke permainan. Jika kami mampu melakukan yang terbaik, kami akan juara,” ungkap Neymar kepada Globo Esporte.
Yang menarik lainnya dari final Liga Champions musim ini adalah penunjukan Cuneyt Cakir sebagai wasit. Peng adil dari Turki itu di kenal mudah mengeluarkan kar tu merah.
Andri ananto
Sebelum final musim ini, Iniesta ikut menjuarai Liga Champions bersama Barcelona pada 2005/2006, 2008/2009, dan 2010/2011. Jumlah itu setara dengan Iker Casillas, Samuel Eto’o, Fernando Hierro, Fernando Morientes, Carles Puyol, Raul Gonzalez, Roberto Carlos, Victor Valdes. Para bintang dunia itu hanya kalah satu trofi dari Clarence Seedorf.
Sejarah Liga (Piala) Champions mencatat Seedorf menjadi juara bersama Ajax Amsterdam pada 1994/1995, Real Madrid (1997/1998), dan AC Milan (2002/2003, 2006/2007). Pemain lain yang mampu mengumpulkan empat gelar adalah Marquitos (Madrid 1955/1956, 1956/1957, 1958/1959, 1959/1960), Phil Neal (Liverpool 1976/1977, 1977/1978, 1980/1981, 1983/1984), Hector Rial (Madrid 1955/1956, 1956/1957, 1957/1958, 1958/1959).
“Kami ingin memenangkan trofi untuk Xavi (Hernandez). Saya tidak menganggap kami sebagai favorit. Justru, saya melihat Juventus memiliki pemain-pemain yang sangat bagus. Mereka mengincar treble winners, sama seperti kami. Namun, jika kami bermain seperti yang biasa kami mainkan, kami bisa menang,” ujar Iniesta, dilansir sport.es.
Meski akan menghasilkan empat trofi, Iniesta, Seedorf, Marquitos, Neal, atau Rial bukan kolektor terbanyak. Catatan menunjukkan, Francisco Gento berada di baris pertama dengan enam gelar bersama Madrid pada 1955/1956, 1956/1957, 1957/1958, 1958/1959, 1959/1960, dan 1964/1965. Di bawah Gento ada Alfredo di Stefano (Madrid 1955/1956, 1956/1957, 1957/1958, 1958/1959, 1959/1960), Paolo Maldini (Milan 1988/1989, 1989/1990, 1993/1994, 2002/2003, 2006/2007), serta Jose Maria Zarraga (Madrid 1955/1956, 1956/1957, 1957/1958, 1958/1959, 1959/1960).
“Kami tidak menganggap pertandingan ini mudah. Juventus memiliki Andrea Pirlo. Jujur, saya salah satu penggemarnya. Bagi saya, dia akan selalu menjadi pesepak bola terbaik di Italia. Dia selalu menjadi referensi bagi yang lainnya. Pengaruhnya sangat besar,” kata Xavi, dikutip La Gazzetta dello Sport.
Sejak Barcelona menjuarai Liga Champions 2005/2006 di bawah kendali Frank Rijkaard, Iniesta bukan satu-satunya pemain yang akan hadir di final 2014/2015. Xavi dan Lionel Messi sebenarnya juga sudah masuk tim utama Barcelona saat mengalahkan Arsenal di Saint-Denis itu. Hanya, Messi dan Xavi tidak ikut bermain. Xavi duduk di bench dan Messi di tribune. Sementara Iniesta baru masuk pada babak kedua menggantikan Edmilson.
“Mimpi semua pesepak bola profesional yang bermain di Eropa adalah menjuarai Liga Champions. Pertandingan nanti tidak akan mudah. Pasalnya, tekanan di final selalu besar. Yang harus kami lakukan adalah bersantai di lapangan, tidak terburu-buru, dan fokus ke permainan. Jika kami mampu melakukan yang terbaik, kami akan juara,” ungkap Neymar kepada Globo Esporte.
Yang menarik lainnya dari final Liga Champions musim ini adalah penunjukan Cuneyt Cakir sebagai wasit. Peng adil dari Turki itu di kenal mudah mengeluarkan kar tu merah.
Andri ananto
(ftr)