Presiden IOC Serukan Reformasi di Tubuh FIFA
A
A
A
LAUSANNE - Presiden Internasional Olympic Committee (IOC), Thomas Bach, mendukung wacana reformasi di tubuh Federasi Sepak bola Internasional (FIFA) setelah Presiden FIFA, Sepp Blatter, meletakan jabatannya di tengah kasus suap yang mendera induk sepak bola dunia. Bach mengatakan, reformasi akan membawa FIFA menjadi organisasi yang lebih baik kedepannya.
Presiden IOC mengatakan, krisis yang tengah melanda FIFA pernah IOC rasakan sebelumnya. Komite olimpiade dunia tersangkut kasus serupa ketika olimpiade musim dingin di selenggarakan di Utah, Amerika Serikat.
Skandal korupsi di tubuh IOC terkuak usai anggota IOC dari Swiss, Marc Hodler, mengungkap ada korupsi di antara para anggota IOC, terutama untuk meloloskan Salt Lake City pada 1998 sebagai tuan rumah Olimpiade Musim Dingin 2002.
"Kami tahu dari pengalaman kami, segala sesuatu bisa menyakitkan tapi reformasi benar-benar diperlukan. Kami telah melihat bahwa hal semacam itu pernah terjadi di masa lalu kita," kata Bach, dikutip Firstpost, Selasa (9/6/2015).
Selain berdampak ke dalam, reformasi di tubuh FIFA, kata Bach, bisa menjadi solusi mengembalikan kepercayaan masyarakat. "Saya hanya mengatakan bahwa hal itu bisa mengembalikan kredibilitas lembaga," kata Presiden IOC.
Seperti yang ramai diberitakan, dunia dikejutkan setelah sejumlah pejabat FIFA ditangkap atas tuduhan suap hanya beebrapa hari sebelum kongres pemilihan ketua umum FIFA digelar 29 Mei 2015 lalu. Empat hari setelah kongres memutuskan Sepp Blatter kembali menjabat sebagai presiden FIFA, Blatter memutuskan mundur dari jabatannya. (Baca juga : Obama Tegaskan Banyak Kepentingan Bisnis di FIFA)
Presiden IOC mengatakan, krisis yang tengah melanda FIFA pernah IOC rasakan sebelumnya. Komite olimpiade dunia tersangkut kasus serupa ketika olimpiade musim dingin di selenggarakan di Utah, Amerika Serikat.
Skandal korupsi di tubuh IOC terkuak usai anggota IOC dari Swiss, Marc Hodler, mengungkap ada korupsi di antara para anggota IOC, terutama untuk meloloskan Salt Lake City pada 1998 sebagai tuan rumah Olimpiade Musim Dingin 2002.
"Kami tahu dari pengalaman kami, segala sesuatu bisa menyakitkan tapi reformasi benar-benar diperlukan. Kami telah melihat bahwa hal semacam itu pernah terjadi di masa lalu kita," kata Bach, dikutip Firstpost, Selasa (9/6/2015).
Selain berdampak ke dalam, reformasi di tubuh FIFA, kata Bach, bisa menjadi solusi mengembalikan kepercayaan masyarakat. "Saya hanya mengatakan bahwa hal itu bisa mengembalikan kredibilitas lembaga," kata Presiden IOC.
Seperti yang ramai diberitakan, dunia dikejutkan setelah sejumlah pejabat FIFA ditangkap atas tuduhan suap hanya beebrapa hari sebelum kongres pemilihan ketua umum FIFA digelar 29 Mei 2015 lalu. Empat hari setelah kongres memutuskan Sepp Blatter kembali menjabat sebagai presiden FIFA, Blatter memutuskan mundur dari jabatannya. (Baca juga : Obama Tegaskan Banyak Kepentingan Bisnis di FIFA)
(bbk)