ATI Desak Presiden dan Menpora Cabut SK Pembekuan PSSI

Kamis, 11 Juni 2015 - 00:49 WIB
ATI Desak Presiden dan...
ATI Desak Presiden dan Menpora Cabut SK Pembekuan PSSI
A A A
JAKARTA - Asosiasi Tinju Indonesia (ATI) melalui Ketua Umumnya, Manahan Situmorang, menerbitkan surat terbuka yang diajukan kepada Presiden RI, Joko Widodo. Surat yang bernomor 10/ATI/PP/VI/2015 tanggal 8 Juni 2015 itu menghubungi surat mereka sebelumnya yang bernomor 08/PP/ATI/IV/2015 tanggal 30 April 2015.

Inti dari surat itu adalah bahwa ATI meminta Presiden RI Joko Widodo memandatkan Menpora Imam Nahrawi untuk mencabut SK Kemenpora yang membekukan Induk Organisasi Sepak Bola tertinggi di Indonesia. Desakan ATI cukup beralasan, karena mereka pernah merasakan hal yang sama seperti PSSI sewaktu asosiasinya di suspend oleh WBC (World Boxing Council) pada 2003.

Saat itu WBC secara tegas menghentikan seluruh kegiatan ATI setelah ada laporan banyaknya petinju Tanah Air meninggal setelah bertanding. Namun berkat pendekatan persuasif ke sejumlah bidang terkait dalam hal ini pemerintah dan Dirjen olahraga, akhirnya surat atau SK tersebut pun dicabut. Setelah ATI melakukan pembenahan dengan mengundang dokter ring dan wasit dari WBC untuk melakukan penataran/pelatihan di ATI.

"SK Pembekuan PSSI harus dicabut oleh Menpora Imam Nahrawi, sehingga kegiatan penyelenggaraan pertandingan sepak bola bisa berjalan normal kembali. Itu yang kami utarakan nantinya kepada Presiden RI Joko Widodo. ATI juga pernah mengalami kejadian yang sama dengan PSSI saat ini. Dahulu, tahun 2003 pernah kegiatan tinju professional Indonesia di suspend oleh WBC beserta jajaran organisasinya di dunia, karena banyaknya petinju meninggal setelah bertanding," kata Manahan seperti dikutip situs resmi PSSI, Kamis (11/6/2015).

"Tetapi akhirnya kami insan tinju professional bersama Pemerintah dalam hal ini Dirjen olahraga melakukan pembenahan dengan mengundang dokter ring dan wasit dari WBC untuk melakukan penataran/pelatihan di ATI. Setelah suspend dicabut, tak ada lagi petinju yang meninggal setelah pertandingan."

Artinya, bahwa sangat indah kalau pembenahan olahraga atau dalam hal ini sepak bola bisa dilakukan secara bersama-sama (duduk bersama). (Baca juga: HOT NEWS, Kebohongan Tim Transisi Akhirnya Terungkap)

"Dan bahwa laporan hasil temuan tim 9 tentang PSSI sarang mafia, koruptor, pengaturan skor, klub anggota PSSI melakukan praktek pencucian uang, dll. Seyogyanya bisa dilaporkan Menpora kepada pihak kepolisian atau kejaksaan agar dilakukan penyidikan. Apabila ditemukan siapa yang terlibat dalam tubuh PSSI maupun jajarannya itu agar dipecat keanggotaannya dari kegiatan penyelenggaraan sepak bola seumur hidup dan hal tersebut merupakan bagian tak terpisahkan dari konsep pembenahan," tutupnya.
(bbk)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9914 seconds (0.1#10.140)