Kapten Klub ISL Ngebet Piala Presiden Bergulir
A
A
A
LAMONGAN - Turnamen Piala Presiden menjadi harapan para pesepakbola yang bernaung di klub Indonesia Super League (ISL) untuk kembali merumput. Hajatan ini paling menarik karena sudah direstui PSSI walau pun belum ada kejelasan soal format maupun peserta yang terlibat di dalamnya. Sayang belum bisa dipastikan kapan digelar.
"Apa pun nama kompetisinya, yang jelas pemain sudah sangat ingin bertanding. Kami ingin kondisi fisik sebagai atlet tetap terjaga, sekaligus ada pemasukan finansial. Kondisi keuangan pemain akan semakin memburuk jika tidak ada kegiatan kompetisi,"ungkap Khoirul Huda, kapten tim Persela Lamongan.
Dia memaklumi situasi sepak bola Indonesia sedang dalam masa sulit, terutama silang pemahaman antara PSSI dan Menpora. Tapi menurutnya itu bukan sebuah alasan untuk tidak menggulirkan kompetisi, karena semuanya demi ribuan pemain di Indonesia.
"Indonesia sudah terkena sanksi FIFA dan hingga sekarang terus berlaku. Mohon pihak-pihak yang merasa memiliki wewenang terhadap sepak bola Indonesia tidak memperburuk suasana. Salah satu memperbaiki situasi adalah digelarnya kompetisi yang sehat atau bebas dari permusuhan," urai Huda.
Harapan secepatnya ada kompetisi di Indonesia juga datang dari kapten Persegres Gresik United Bima Sakti. Menurut pemain senior ini, idealnya sudah ada turnamen atau kompetisi dalam bulan Juli atau Agustus, agar pemain tak menganggur terlalu lama.
"Semoga rencana turnamen yang selama ini ramai di media bisa secepatnya direalisasikan. Saya rasa kompetisi sudah harus menjadi prioritas. Walau bukan liga reguler, minimal bisa menghidupkan suasana sepak bola dan membuat pemain bersemangat lagi," kata Bima Sakti.
Bima mengakui kondisi pemain saat ini dalam fase yang tidak bagus dari berbagai aspek, baik secara psikologis maupun kondisi fisik. Hanya kegiatan kompetisi yang bisa memulihkan kondisi yang dihadapi pemain saat ini. "Solusi terdekatnya ya kompetisi," tandas Bima.
Terkait turnamen seperti Piala Presiden yang digagas Mahaka Sports, klub-klub masih belum menentukan sikap karena formatnya belum matang. Kapten tim seperti Khoirul Huda dan Bima Sakti meminta timnya terlibat jika hajatan tersebut resmi digelar.
"Apa pun nama kompetisinya, yang jelas pemain sudah sangat ingin bertanding. Kami ingin kondisi fisik sebagai atlet tetap terjaga, sekaligus ada pemasukan finansial. Kondisi keuangan pemain akan semakin memburuk jika tidak ada kegiatan kompetisi,"ungkap Khoirul Huda, kapten tim Persela Lamongan.
Dia memaklumi situasi sepak bola Indonesia sedang dalam masa sulit, terutama silang pemahaman antara PSSI dan Menpora. Tapi menurutnya itu bukan sebuah alasan untuk tidak menggulirkan kompetisi, karena semuanya demi ribuan pemain di Indonesia.
"Indonesia sudah terkena sanksi FIFA dan hingga sekarang terus berlaku. Mohon pihak-pihak yang merasa memiliki wewenang terhadap sepak bola Indonesia tidak memperburuk suasana. Salah satu memperbaiki situasi adalah digelarnya kompetisi yang sehat atau bebas dari permusuhan," urai Huda.
Harapan secepatnya ada kompetisi di Indonesia juga datang dari kapten Persegres Gresik United Bima Sakti. Menurut pemain senior ini, idealnya sudah ada turnamen atau kompetisi dalam bulan Juli atau Agustus, agar pemain tak menganggur terlalu lama.
"Semoga rencana turnamen yang selama ini ramai di media bisa secepatnya direalisasikan. Saya rasa kompetisi sudah harus menjadi prioritas. Walau bukan liga reguler, minimal bisa menghidupkan suasana sepak bola dan membuat pemain bersemangat lagi," kata Bima Sakti.
Bima mengakui kondisi pemain saat ini dalam fase yang tidak bagus dari berbagai aspek, baik secara psikologis maupun kondisi fisik. Hanya kegiatan kompetisi yang bisa memulihkan kondisi yang dihadapi pemain saat ini. "Solusi terdekatnya ya kompetisi," tandas Bima.
Terkait turnamen seperti Piala Presiden yang digagas Mahaka Sports, klub-klub masih belum menentukan sikap karena formatnya belum matang. Kapten tim seperti Khoirul Huda dan Bima Sakti meminta timnya terlibat jika hajatan tersebut resmi digelar.
(aww)