Belum Maksimal
A
A
A
VINA DEL MAR - Argentina harus mulai menunjukkan kapasitas sebagai calon juara Copa America 2015 setelah melangkah ke fase knockout. Berbagai elemen harus ditingkatkan, salah satunya menyangkut produktivitas tim.
Kesuksesan membungkam Jamaika 1-0 di Estadio Sausalito, dini hari kemarin, menandai laju La Albicelesteke putaran selanjutnya. Gol tunggal Gonzalo Higuain sekaligus membawa Argentina memuncaki Grup B. Pasukan Gerardo Martino dijadwalkan bertemu penghuni peringkat 3 Grup A atau Grup C pada perempat final.
Lionel Messi dkk dituntut membuktikan kualitas sebenarnya pada pertandingan Jumat (26/6) karena pertaruhan semakin besar. Mereka akan langsung tersisih jika gagal meraih hasil positif. Catatan atas Jamaika menggambarkan kemampuan La Albiceleste untuk menaklukkan rival. Walau bermain kurang baik, mereka bisa menemukan gol yang dibutuhkan.
Namun, Argentina tentu ingin meraih kemenangan yang lebih meyakinkan demi mengantisipasi kebangkitan lawan. Maklum, keunggulan satu gol kadang tidak cukup. Argentina bahkan dipaksa membawa pulang satu angka, meski sempat memimpin dua angka atas Paraguay pada laga pembuka Grup B. Sebelum bersua Jamaika, mereka juga cuma menaklukkan Uruguay berkat kontribusi Sergio Aguero.
Tercatat hanya ada satu negara yang berjaya lewat selisih di atas satu gol hingga selesainya persaingan Grup A dan Grup B. Tim itu adalah tuan rumah Cile, yang membukukannya kala menghancurkan Ekuador 2-0 dan Bolivia 5-0. Argentina dapat mencermati penampilan Alexis Sanchez dkk untuk melakukannya.
”Kami sebenarnya tidak terlalu buruk. Pada babak pertama kami menciptakan gol cepat dan membuat banyak peluang. Tapi, fisik pemain keteteran pada paruh kedua. Pada akhirnya kami bisa memastikan kemenangan,” kata Martino, dilansir AFP.
Masalah Argentina sebenarnya tidak wajar karena mereka diberkahi pemain-pemain bernaluri serang tinggi. Namun, kehadiran individuindividu cemerlang itu nyatanya tidak cukup. Performa Messi, yang melakoni capske-100, tidak berada di level sama seperti ketika bersama Barcelona.
Sementara Higuain, Carlos Tevez, Angel di Maria, atau Javier Pastore banyak membuang kesempatan. ”Kami sedikit mengurangi intensitas serangan demi menguasai pertandingan. Meski begitu, kami tetap mengancam gawang mereka berkalikali. Kami hanya kurang beruntung kala memburu gol kedua,” tandas Di Maria.
Sementara Tevez menyebut taktik lawan turut memengaruhi produktivitas La Albiceleste. Jamaika memang merapatkan pertahanan demi membendung serangan mereka.
Harley ikhsan
Kesuksesan membungkam Jamaika 1-0 di Estadio Sausalito, dini hari kemarin, menandai laju La Albicelesteke putaran selanjutnya. Gol tunggal Gonzalo Higuain sekaligus membawa Argentina memuncaki Grup B. Pasukan Gerardo Martino dijadwalkan bertemu penghuni peringkat 3 Grup A atau Grup C pada perempat final.
Lionel Messi dkk dituntut membuktikan kualitas sebenarnya pada pertandingan Jumat (26/6) karena pertaruhan semakin besar. Mereka akan langsung tersisih jika gagal meraih hasil positif. Catatan atas Jamaika menggambarkan kemampuan La Albiceleste untuk menaklukkan rival. Walau bermain kurang baik, mereka bisa menemukan gol yang dibutuhkan.
Namun, Argentina tentu ingin meraih kemenangan yang lebih meyakinkan demi mengantisipasi kebangkitan lawan. Maklum, keunggulan satu gol kadang tidak cukup. Argentina bahkan dipaksa membawa pulang satu angka, meski sempat memimpin dua angka atas Paraguay pada laga pembuka Grup B. Sebelum bersua Jamaika, mereka juga cuma menaklukkan Uruguay berkat kontribusi Sergio Aguero.
Tercatat hanya ada satu negara yang berjaya lewat selisih di atas satu gol hingga selesainya persaingan Grup A dan Grup B. Tim itu adalah tuan rumah Cile, yang membukukannya kala menghancurkan Ekuador 2-0 dan Bolivia 5-0. Argentina dapat mencermati penampilan Alexis Sanchez dkk untuk melakukannya.
”Kami sebenarnya tidak terlalu buruk. Pada babak pertama kami menciptakan gol cepat dan membuat banyak peluang. Tapi, fisik pemain keteteran pada paruh kedua. Pada akhirnya kami bisa memastikan kemenangan,” kata Martino, dilansir AFP.
Masalah Argentina sebenarnya tidak wajar karena mereka diberkahi pemain-pemain bernaluri serang tinggi. Namun, kehadiran individuindividu cemerlang itu nyatanya tidak cukup. Performa Messi, yang melakoni capske-100, tidak berada di level sama seperti ketika bersama Barcelona.
Sementara Higuain, Carlos Tevez, Angel di Maria, atau Javier Pastore banyak membuang kesempatan. ”Kami sedikit mengurangi intensitas serangan demi menguasai pertandingan. Meski begitu, kami tetap mengancam gawang mereka berkalikali. Kami hanya kurang beruntung kala memburu gol kedua,” tandas Di Maria.
Sementara Tevez menyebut taktik lawan turut memengaruhi produktivitas La Albiceleste. Jamaika memang merapatkan pertahanan demi membendung serangan mereka.
Harley ikhsan
(ftr)