Menyambung Hidup, Eks Pemain Persik Ini Dagang Kepiting
A
A
A
SIDOARJO - Kondisi persepakbolaan nasional yang masih sekarat dan belum menunjukkan perbaikan memicu pemain mencari solusi untuk memenuhi kebutuhan ekonomi. Sejumlah pemain menjalani turnamen antarkampung alias tarkam. Namun, tak sedikit pula yang mencoba peruntungan lewat jalur lain, salah satunya dengan menguji jiwa entrepreneur karena tak bisa lagi mengandalkan gaji klub.
Selama Ramadan, setidaknya ada dua pemain dari klub di Jawa Timur yang memanfaatkan momentum dengan menjalankan bisnis untuk menopang ekonomi keluarga. Adalah M Fachrudin, pemain yang kini belum memiliki klub dan berjualan kepiting asam manis di sekitaran Gelora Delta Sidoarjo.
Fachrudin adalah eks pemain Arema FC, Sriwijaya FC, dan terakhir memperkuat Persik Kediri. Setelah Persik bubar pada awal 2015 silam, dia belum mendapatkan klub dan disusul dengan kegaduhan sepak bola Indonesia yang membuat kompetisi terhenti secara permanen.
Fachrudin memiliki ide membuka bisnis kepiting asam manis. "Kepiting dari Sidoarjo kan memiliki keunggulan. Karena saya juga mempunyai keahlian memasak dan berbisnis, saya serius menjalankan usaha ini. Hasilnya lumayan walau dijajakan di atas mobil," ungkap Fachrudin.
Selama Ramadan, setiap sore Fachrudin menjajakan kepiting dengan memanfaatkan sebuah mobil Honda Jazz. Alhasil, sesuai kendaraan yang dipakainya, dia menamai produknya Kepiting Jazz Asam Manis. "Ini khusus kepiting yang bertelur, jadi lebih sedap dan lezat," kata Fachrudin berpromosi.
Walau usahanya relatif baru, dia mengakui respons konsumen cukup bagus dan yakin usahanya bakal berkembang. Namun, Fachrudin masih tetap menyimpan keinginan untuk kembali ke dunia sepak bola saat situasi mulai membaik. "Saya masih kuat dan ingin bermain sepak bola lagi," tandas Fachrudin.
Langkah serupa ditempuh pemain muda Arema Cronus Dendi Santoso yang membuka stan busana di Malang Town Square (Matos). Bersama sang istri, Vivi Rezky, dia memulai bisnisnya melalui event Fashion Bazaar Ramadan yang digelar 22-28 Juni 2015.
Dendi mengakui usahanya ini tergolong dadakan dan berharap bisa bertahan. "Idenya belum lama, cukup mendadak juga. Kebetulan istri dan saya sendiri menyukai fashion, jadi kami tercetus untuk membuka lapak di sini. Semoga ini menjadi awal yang bagus," ungkap winger Arema yang menamai produknya FourtyOne
Dendi tidak canggung walau harus sering menunggui sendiri stan FourtyOne di Matos. "Mumpung kegiatan sepak bola sedang longgar, jadi lumayan ada kegiatan lain. Kami berharap usaha ini bisa berlanjut dan berkembang walau nanti saya kembali berkonsentrasi penuh sebagai pesepak bola," harapnya.
Di Arema, Dendi adalah pemain kesekian yang memulai usaha di bidang clothing. Sebelumnya ada Ahmad Bustomi yang memiliki distro dengan brand N 19 AB, serta Hendro Siwanto yang menggeluti bisnis busana muslim dengan sistem daring.
Selama Ramadan, setidaknya ada dua pemain dari klub di Jawa Timur yang memanfaatkan momentum dengan menjalankan bisnis untuk menopang ekonomi keluarga. Adalah M Fachrudin, pemain yang kini belum memiliki klub dan berjualan kepiting asam manis di sekitaran Gelora Delta Sidoarjo.
Fachrudin adalah eks pemain Arema FC, Sriwijaya FC, dan terakhir memperkuat Persik Kediri. Setelah Persik bubar pada awal 2015 silam, dia belum mendapatkan klub dan disusul dengan kegaduhan sepak bola Indonesia yang membuat kompetisi terhenti secara permanen.
Fachrudin memiliki ide membuka bisnis kepiting asam manis. "Kepiting dari Sidoarjo kan memiliki keunggulan. Karena saya juga mempunyai keahlian memasak dan berbisnis, saya serius menjalankan usaha ini. Hasilnya lumayan walau dijajakan di atas mobil," ungkap Fachrudin.
Selama Ramadan, setiap sore Fachrudin menjajakan kepiting dengan memanfaatkan sebuah mobil Honda Jazz. Alhasil, sesuai kendaraan yang dipakainya, dia menamai produknya Kepiting Jazz Asam Manis. "Ini khusus kepiting yang bertelur, jadi lebih sedap dan lezat," kata Fachrudin berpromosi.
Walau usahanya relatif baru, dia mengakui respons konsumen cukup bagus dan yakin usahanya bakal berkembang. Namun, Fachrudin masih tetap menyimpan keinginan untuk kembali ke dunia sepak bola saat situasi mulai membaik. "Saya masih kuat dan ingin bermain sepak bola lagi," tandas Fachrudin.
Langkah serupa ditempuh pemain muda Arema Cronus Dendi Santoso yang membuka stan busana di Malang Town Square (Matos). Bersama sang istri, Vivi Rezky, dia memulai bisnisnya melalui event Fashion Bazaar Ramadan yang digelar 22-28 Juni 2015.
Dendi mengakui usahanya ini tergolong dadakan dan berharap bisa bertahan. "Idenya belum lama, cukup mendadak juga. Kebetulan istri dan saya sendiri menyukai fashion, jadi kami tercetus untuk membuka lapak di sini. Semoga ini menjadi awal yang bagus," ungkap winger Arema yang menamai produknya FourtyOne
Dendi tidak canggung walau harus sering menunggui sendiri stan FourtyOne di Matos. "Mumpung kegiatan sepak bola sedang longgar, jadi lumayan ada kegiatan lain. Kami berharap usaha ini bisa berlanjut dan berkembang walau nanti saya kembali berkonsentrasi penuh sebagai pesepak bola," harapnya.
Di Arema, Dendi adalah pemain kesekian yang memulai usaha di bidang clothing. Sebelumnya ada Ahmad Bustomi yang memiliki distro dengan brand N 19 AB, serta Hendro Siwanto yang menggeluti bisnis busana muslim dengan sistem daring.
(sha)