Ditelikung Djohar, PSSI Makin Solid
A
A
A
JAKARTA - Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) memastikan akan solid meski ditelingkung Djohar Arifin yang memenuhi undangan Menteri Pemuda dan Olah Raga (Menpora) Imam Nahrawi. Otoritas sepak bola tertinggi di Indonesia itu menegaskan tidak akan ada perpecahan.
Sekjen PSSI Azwan Karim mengatakan tindakan Menpora Imam Nahrawi dengan mengundang Djohar yang merupakan mantan Ketua Umum PSSI itu jelas manuver yang menginjak-injak kehormatan sepak bola. (Baca juga : Menpora dan Djohar Ambil Alih Sepak Bola Nasional)
"Kami sudah membuka pintu ingin bertemu Menpora dan menyelesaikan semua kisruh yang terjadi demi sepak bola Indonesia, ini malah yang terjadi terlihat sekali kami ingin di adu domba,” ujar Azwan Karim kepada wartawan, Rabu (24/6/2015).
Azwan menjelaskan kalau anggota dan pemilik suara PSSI sudah tahu kalau ketua terpilih yang valid adalah La Nyalla Mattalitti. La Nyalla terpilih dengan kemenangan mutlak pada 17 April yang lalu. Yang sangat memalukan adalah, Menpora malah memanggil Djohar seolah-olah tidak mengakui kepengurusan La Nyalla. (Baca juga : Nongol di Kemenpora, Djohar Arifin : Saya Hanya Diundang Pak Menteri)
Wakil Ketua Umum PSSI Erwin Dwi Budiawan juga mengecam tindakan Imam Nahrawi. ”Kami pastikan bahwa tidak akan ada dualisme dan Djohar ketua yang sudah selesai masa tugasnya dan memang tidak memiliki anggota. Selain itu, bagaimana bisa Djohar masih mengaku sebagai ketua umum PSSI, padahal pada 18 April beliau yang memimpin Kongres Luar Biasa PSSI sampai selesai dengan terpilihnya Pak Nyalla sebagai Ketua,” tambah Erwin Dwi Budiawan.
Erwin memastikan bahwa semua anggota dan voter PSSI yang hadir pada waktu KLB tersebut menjadi saksi bahwa Djohar memang yang memimpin KLB yang sudah sesuai statuta PSSI dan dihadiri perwakilan dari AFC. ”Jangan lagi mengatasnamakan ketua PSSI, Djohar masa tugasnya sudah selesai, justru dalam kondisi saat ini PSSI sedang berusaha bagaimana mencari jalan untuk perkembangan sepakbola agar tidak terhenti dan mencari jalan agar sanksi FIFA bisa cepat dicabut agar PSSI bisa menjalankan amanah masyarakat sepak bola,” ujar Erwin.
Sekjen PSSI Azwan Karim mengatakan tindakan Menpora Imam Nahrawi dengan mengundang Djohar yang merupakan mantan Ketua Umum PSSI itu jelas manuver yang menginjak-injak kehormatan sepak bola. (Baca juga : Menpora dan Djohar Ambil Alih Sepak Bola Nasional)
"Kami sudah membuka pintu ingin bertemu Menpora dan menyelesaikan semua kisruh yang terjadi demi sepak bola Indonesia, ini malah yang terjadi terlihat sekali kami ingin di adu domba,” ujar Azwan Karim kepada wartawan, Rabu (24/6/2015).
Azwan menjelaskan kalau anggota dan pemilik suara PSSI sudah tahu kalau ketua terpilih yang valid adalah La Nyalla Mattalitti. La Nyalla terpilih dengan kemenangan mutlak pada 17 April yang lalu. Yang sangat memalukan adalah, Menpora malah memanggil Djohar seolah-olah tidak mengakui kepengurusan La Nyalla. (Baca juga : Nongol di Kemenpora, Djohar Arifin : Saya Hanya Diundang Pak Menteri)
Wakil Ketua Umum PSSI Erwin Dwi Budiawan juga mengecam tindakan Imam Nahrawi. ”Kami pastikan bahwa tidak akan ada dualisme dan Djohar ketua yang sudah selesai masa tugasnya dan memang tidak memiliki anggota. Selain itu, bagaimana bisa Djohar masih mengaku sebagai ketua umum PSSI, padahal pada 18 April beliau yang memimpin Kongres Luar Biasa PSSI sampai selesai dengan terpilihnya Pak Nyalla sebagai Ketua,” tambah Erwin Dwi Budiawan.
Erwin memastikan bahwa semua anggota dan voter PSSI yang hadir pada waktu KLB tersebut menjadi saksi bahwa Djohar memang yang memimpin KLB yang sudah sesuai statuta PSSI dan dihadiri perwakilan dari AFC. ”Jangan lagi mengatasnamakan ketua PSSI, Djohar masa tugasnya sudah selesai, justru dalam kondisi saat ini PSSI sedang berusaha bagaimana mencari jalan untuk perkembangan sepakbola agar tidak terhenti dan mencari jalan agar sanksi FIFA bisa cepat dicabut agar PSSI bisa menjalankan amanah masyarakat sepak bola,” ujar Erwin.
(bbk)