Patuhi PSSI, 3 Klub Yogya Tolak Piala Kemerdekaan

Kamis, 25 Juni 2015 - 15:12 WIB
Patuhi PSSI, 3 Klub...
Patuhi PSSI, 3 Klub Yogya Tolak Piala Kemerdekaan
A A A
YOGYAKARTA - Tiga tim Divisi Utama 2015 dari DI Yogyakarta; PSIM Yogyakarta, PSS Sleman dan Persiba Bantul, kompak menolak meramaikan Piala Kemerdekaan produk Kemenpora. Tunduk sebagai anggota PSSI menjadi alasan dari PSIM Yogyakarta untuk tidak mengikuti turnamen tersebut.
Ketua Umum PSIM Yogyakarta Agung Damar Kusumandaru mengatakan, secara teknis PSIM merupakan anggota PSSI sebagai induk organisasi sepak bola di Indonesia. Sementara Turnamen Piala Kemerdekaan yang digagas Tim Transisi PSSI dan Kemenpora tidak mendapatkan respons dari PSSI.

Sementara setelah kebijakan pembekuan PSSI oleh Menpora Imam Nahrawi beberapa waktu lalu, PSSI sudah memberikan warning kepada klub akan memberikan sanksi bagi klub yang mengikuti turnamen ataupun kompetisi yang bukan diselenggarakan PSSI. "Kita tunduk pada PSSI karena PSIM adalah anggota PSSI," tandas Agung Damar.

Selain masalah sanksi faktor lainnya adalah, tidak yakinnya dengan penyelenggaraan turnamen tersebut. Hal itu dipengaruhi oleh tidak adanya regulasi yang jelas serta perangkat pertandingan di kubu Tim Transisi PSSI bentukan Kemenpora. Itu memunculkan kekawatiran turnamen yang digagas Kemenpora tersebut tidak berbeda jauh dengan Turnamen Antar Kampung atau Tarkam.

General Manager PT PSS yang menaungi PSS Sleman Soekoco mengatakan, dari pencermatan regulasi yang dikirimkan Tim Transisi bersama dengan undangan resmi Piala Kemerdekaan, PSS Sleman memilih tidak mengikuti turnamen tersebut. "Kita memilih untuk tidak ikut karena regulasi kompetisinya tidak jelas," tandasnya.

Meski sempat memberikan sinyal positif untuk ikut meramaikan turnamen tersebut, namun kebijakan pertandingan yang dilakukan dengan sistem home match dianggap memberatkan klub. Dengan kondisi tersebut Soekoco justru berharap agar persoalan antara PSSI dan Menpora Imam Nahrawi bisa segera usai sehingga sepakbola Indonesia kembali bisa berjalan normal kembali.

Sementara itu, Manajer Persiba Bantul Endro Sulastomo menyebutkan, pihaknya tidak mau berspekulasi dengan skuat Laskar Sultan Agung. Saat ini pemain yang terkahir dibentuk oleh Didik Listyantara untuk Divisi Utama 2015 sudah bubar dan sudah kembali ke daerahnya masing-masing.
Hal tersebut menjadikan pembentukan tim membutuhkan waku dan biaya yang tidak sedikit.

Sementara dengan hanya mengandalkan pemain lokal Bantul, manajemen tidak yakin dengan capaian dari im nantinya. ''Sebenarnya kalau mau nekat kami bisa menggunakan seluruh pemain lokal Bantul yang dimiliki, tapi cukup berisiko juga. Sebab, kalau hasilnya nanti kalah terus malah ngisin-isini (malu-maluin) saja,” tandasnya.

Faktor lain yang memengaruhi keputusan untuk tidak tampil di Piala Kemerdekaan adalah tidak adanya izin dari Ketua Umum Persiba Bantul Idham Samawi. Sementara dari undangan yang dikirimkan, batas waktu untuk menyatakan kesanggupan mengikuti kompetisi juga sudah sangat mepet.
(aww)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0942 seconds (0.1#10.140)