Di Ambang Sejarah
A
A
A
SANTIAGO - Impian Cile meraih gelar pertama sepanjang sejarah selangkah lagi tercapai. La Roja berpeluang mengakhiri penantian 99 tahun menyusul keberhasilan menembus final Copa America 2105.
Pertama kali mengikuti kompetisi internasional pada 1916 (Copa America), Cile akan melakoni final kelima seusai meraih kemenangan 2-1 atas Peru kemarin pagi. Argentina (1955), Uruguay (1956, 1987), dan Paraguay (1979) bergantian menghentikan ambisi mereka.
Kini, Cile berharap kegagalan tersebut tidak terulang pada pertandingan di Estadio Nacional, Minggu (5/6). “Masuk final adalah angan yang kami dambakan. Peru hampir merusak rencana kami. Mereka bermain baik dan paling menyulitkan. Tentu lawan di partai puncak nanti turut merepotkan. Kami mesti mempersiapkan diri semaksimal mungkin,” tandas Pelatih Cile Jorge Sampioli, dilansir El Grafico.
Sebelum tahun ini, Cile sebenarnya mendapat kesempatan emas merebut trofi pada 1955. Ketika itu mereka juga berstatus tuan rumah. Sayang, La Rojahanya menduduki peringkat 2 pada kompetisi yang menggunakan sistem grup. Kekalahan 0-1 pada pertandingan pamungkas kontra Argentina menjadi biang keterpurukan mereka.
Arturo Vidal dkk dijamin akan berusaha keras memperbaiki nasib. Pasalnya, mereka merupakan salah satu anggota CONMEBOL yang hampa prestasi. Cile menyandang predikat tidak diinginkan itu bersama Ekuador dan Venezuela. Catatan tersebut terasa kurang menyenangkan mengingat Bolivia dan Peru, yang di atas kertas lebih lemah dibandingkan Cile, pernah memenangkan Copa America.
“Kami antusias menatap final. Kami ingin memberi kebahagiaan bagi masyarakat Cile. Semoga kami bisa melakukannya,” kata gelandang Cile Jorge Valdivia. Eduardo Vargas menjadi pahlawan Cile dengan memborong gol kemenangan atas Peru. Namun, kontroversi mencuat setelah rekaman kamera menunjukkan striker Napoli itu mencetak gol pertama La Roja dalam posisi offside.
Kredibilitas Cile pun diragukan. Mereka dianggap dibantu ofisial karena berstatus penyelenggara turnamen. Cile sebelumnya dinilai mendapat pertolongan korps berbaju hitam pada perempat final versus Uruguay. Pasukan Sampioli menghadapi 10 orang Uruguay karena wasit mengusir Edinson Cavani yang terkena provokasi Gonzalo Jara.
“Sebenarnya hal seperti ini wajar. Tuan rumah acap diuntungkan. Selain gol offside, kami juga semestinya mendapat penalti. Entah apa pertimbangan wasit. Tapi, Peru harus tetap bangga terhadap perjuangan kami,” tandas striker Peru Jose Paolo Guerrero.
Harley ikhsan
Pertama kali mengikuti kompetisi internasional pada 1916 (Copa America), Cile akan melakoni final kelima seusai meraih kemenangan 2-1 atas Peru kemarin pagi. Argentina (1955), Uruguay (1956, 1987), dan Paraguay (1979) bergantian menghentikan ambisi mereka.
Kini, Cile berharap kegagalan tersebut tidak terulang pada pertandingan di Estadio Nacional, Minggu (5/6). “Masuk final adalah angan yang kami dambakan. Peru hampir merusak rencana kami. Mereka bermain baik dan paling menyulitkan. Tentu lawan di partai puncak nanti turut merepotkan. Kami mesti mempersiapkan diri semaksimal mungkin,” tandas Pelatih Cile Jorge Sampioli, dilansir El Grafico.
Sebelum tahun ini, Cile sebenarnya mendapat kesempatan emas merebut trofi pada 1955. Ketika itu mereka juga berstatus tuan rumah. Sayang, La Rojahanya menduduki peringkat 2 pada kompetisi yang menggunakan sistem grup. Kekalahan 0-1 pada pertandingan pamungkas kontra Argentina menjadi biang keterpurukan mereka.
Arturo Vidal dkk dijamin akan berusaha keras memperbaiki nasib. Pasalnya, mereka merupakan salah satu anggota CONMEBOL yang hampa prestasi. Cile menyandang predikat tidak diinginkan itu bersama Ekuador dan Venezuela. Catatan tersebut terasa kurang menyenangkan mengingat Bolivia dan Peru, yang di atas kertas lebih lemah dibandingkan Cile, pernah memenangkan Copa America.
“Kami antusias menatap final. Kami ingin memberi kebahagiaan bagi masyarakat Cile. Semoga kami bisa melakukannya,” kata gelandang Cile Jorge Valdivia. Eduardo Vargas menjadi pahlawan Cile dengan memborong gol kemenangan atas Peru. Namun, kontroversi mencuat setelah rekaman kamera menunjukkan striker Napoli itu mencetak gol pertama La Roja dalam posisi offside.
Kredibilitas Cile pun diragukan. Mereka dianggap dibantu ofisial karena berstatus penyelenggara turnamen. Cile sebelumnya dinilai mendapat pertolongan korps berbaju hitam pada perempat final versus Uruguay. Pasukan Sampioli menghadapi 10 orang Uruguay karena wasit mengusir Edinson Cavani yang terkena provokasi Gonzalo Jara.
“Sebenarnya hal seperti ini wajar. Tuan rumah acap diuntungkan. Selain gol offside, kami juga semestinya mendapat penalti. Entah apa pertimbangan wasit. Tapi, Peru harus tetap bangga terhadap perjuangan kami,” tandas striker Peru Jose Paolo Guerrero.
Harley ikhsan
(ftr)