Hary Tanoesoedibjo: Menpora Layak Diganti
A
A
A
JOMBANG - Ketua Umum Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo menilai kinerja Imam Nahrawi sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) buruk sehingga layak diganti. Menurut pria yang akrab disapa HT itu langkah Menpora dalam menangani sepak bola Indonesia sudah salah kaprah.
"Saya sangat menyesalkan apa yang terjadi di sepak bola Indonesia. Kalau ndak suka dengan pengurusnya, jangan organisasinya yang dimatikan," kata Hary Tanoesoedibjo seusai safari politik di Ponpes Tebuireng, Jombang, Minggu (5/7/2015).
Matinya kompetisi akibat kisruh sepak bola nasional berimbas terhadap eksistensi pemangku kepentingan sepak bola, seperi klub, pemain, pelatih, juga suporter. Sejumlah klub kolaps bahkan membubarkan diri. Sedangkan pemain kehilangan mata pencaharian utama, begitupun pelatih. Sementara suporter kehilangan tontonan berkualitas karena Indonesia sudah diisolasi FIFA dari pergaulan spak bola dunia. Menurut HT, untuk membangun kembali sepak bola nasional tentunya memerlukan dana yang sangat besar.
Pria yang juga menjabat Ketua Umum Asosiasi Futsal Indonesia (AFI) itu menyayangkan kondisi sepak bola tanah air yang terus berpolemik. HT menegaskan, jika memang Menpora dinilai tidak mampu mengemban amanat memberi dukungan pembinaan olahraga, maka jika Presiden RI Joko Widodo merencanakan reshuffle, Menpora pantas untuk diganti.
"Benar, reshuffle kabinet adalah hak Presiden. Tapi, kalau memang menterinya tidak bagus ya harus diganti," ujar HT.
Menurut HT, Indonesia butuh pemimpin yang mumpuni mulai dari yang paling atas hingga pada tingkatan pelaksana. Mumpuni artinya memiliki integritas dan juga kapasitas. Indonesia ini perlu solusi dan membutuhkan orang-orang yang memberikan jalan keluar dari masalah, bukan malah berpolemik dan menciptakan kegaduhan.
Ketika ditanya siapa yang layak menggantikan Imam Nahrawi, CEO MNC Group itu enggan menyebutkan nama yang pantas mengisi jabatan Menpora itu, karena memilih menteri sepenuhnya hak prerogatif Presiden. "Soal menteri kewenangan Presiden. Tapi, kalau ada yang tidak layak ya harus diganti," tegasnya.
"Saya sangat menyesalkan apa yang terjadi di sepak bola Indonesia. Kalau ndak suka dengan pengurusnya, jangan organisasinya yang dimatikan," kata Hary Tanoesoedibjo seusai safari politik di Ponpes Tebuireng, Jombang, Minggu (5/7/2015).
Matinya kompetisi akibat kisruh sepak bola nasional berimbas terhadap eksistensi pemangku kepentingan sepak bola, seperi klub, pemain, pelatih, juga suporter. Sejumlah klub kolaps bahkan membubarkan diri. Sedangkan pemain kehilangan mata pencaharian utama, begitupun pelatih. Sementara suporter kehilangan tontonan berkualitas karena Indonesia sudah diisolasi FIFA dari pergaulan spak bola dunia. Menurut HT, untuk membangun kembali sepak bola nasional tentunya memerlukan dana yang sangat besar.
Pria yang juga menjabat Ketua Umum Asosiasi Futsal Indonesia (AFI) itu menyayangkan kondisi sepak bola tanah air yang terus berpolemik. HT menegaskan, jika memang Menpora dinilai tidak mampu mengemban amanat memberi dukungan pembinaan olahraga, maka jika Presiden RI Joko Widodo merencanakan reshuffle, Menpora pantas untuk diganti.
"Benar, reshuffle kabinet adalah hak Presiden. Tapi, kalau memang menterinya tidak bagus ya harus diganti," ujar HT.
Menurut HT, Indonesia butuh pemimpin yang mumpuni mulai dari yang paling atas hingga pada tingkatan pelaksana. Mumpuni artinya memiliki integritas dan juga kapasitas. Indonesia ini perlu solusi dan membutuhkan orang-orang yang memberikan jalan keluar dari masalah, bukan malah berpolemik dan menciptakan kegaduhan.
Ketika ditanya siapa yang layak menggantikan Imam Nahrawi, CEO MNC Group itu enggan menyebutkan nama yang pantas mengisi jabatan Menpora itu, karena memilih menteri sepenuhnya hak prerogatif Presiden. "Soal menteri kewenangan Presiden. Tapi, kalau ada yang tidak layak ya harus diganti," tegasnya.
(sha)