Bebaskan Ikut Piala Kemerdekaan, Asprov PSSI DIY Tidak Sanksi Klub
A
A
A
YOGYAKARTA - Asosiasi Provinsi (Asprov) PSSI DI Yogyakarta membebaskan klub untuk memilih apakah akan mengikuti Piala Kemerdekaan produk Tim Transisi bentukan Kemenpora atau tidak. Manajemen tim diberikan kebebasan memutuskan apa yang akan diambil mengingat kondisi pengelolaan sepak bola yang karut-marut seperti saat ini.
Asprov PSSI DIY menyebutkan, pihaknya tidak menyiapkan sanksi atau tindakan apapun ketika ada klub memilih untuk ikut meramaikan Turnamen Piala Kemerdekaan. "Nggak ada sanksi. Manajemen klub bisa memilih sendiri apa yang akan dilakukan, hanya saja semua risiko menjadi tanggung jawab sendiri,"tandas Ketua Umum Asprov PSSI DIY Hadianto Ismangoen.
Lelaki yang akrab disapa Antok tersebut mengatakan, hingga kini tidak ada komunikasi apa pun antara pengurus pusat PSSI dengan Asprov di daerah mengenai langkah-langkah yang akan diambil. Tidak ada instruksi apa pun dari PSSI Pusat bagi Asprov jika ada klub profesional yang menjadi anggota PSSI mengikuti turnamen Piala Kemerdekaan.
Dengan kondisi tersebut, jika ada klub di DIY mengikuti Piala Kemerdekaan, Asprov PSSI DIY menurutnya, juga tidak akan melakukan laporan ataupun menjatuhkan sanksi seperti yang disebut-sebut akan diberikan PSSI jika ada klub sepak bola anggotanya ikut Piala Kemerdekaan.
"Nggak ada komunikasi dari pusat (PSSI), termasuk instruksi apakah harus melapor ataupun sanksi. Nggak ada sanksi (dari Asprov PSSI DIY)," tambahnya.
Disinggung mengenai komunikasi dengan klub profesional di DIY, dr Antok mengaku pihaknya juga tidak melakukan komunikasi dengan tiga klub di DIY PSIM, PSS dan Persiba.
Sementara itu dari rencana terbaru, Persiba Bantul saat ini menjadi tim yang memastikan diri akan mengikuti turnamen Piala Kemerdekaan yang rencananya akan bergulir awal bulan depan. Bahkan dikabarkan, Laskar Prodjotamansari mengajukan diri menjadi tuan rumah babak penyisihan Piala Kemerdekaan ke Tim Transisi.
Jika Persiba menyatakan diri ikut, maka PSIM Yogyakarta memastikan diri tidak ikut Piala Kemerdekaan. Posisi sebagai anggota PSSI diklaim mengharuskan klub mengikuti keputusan induk organisasinya sebagai bentuk kepatuhan. Sementara itu PSS Sleman yang manajemennya memilih tidak ikut, mendapatkan desakan dan dorongan dari kelompok suporter pendukungnya untuk mengikuti Piala Kemerdekaan.
Asprov PSSI DIY menyebutkan, pihaknya tidak menyiapkan sanksi atau tindakan apapun ketika ada klub memilih untuk ikut meramaikan Turnamen Piala Kemerdekaan. "Nggak ada sanksi. Manajemen klub bisa memilih sendiri apa yang akan dilakukan, hanya saja semua risiko menjadi tanggung jawab sendiri,"tandas Ketua Umum Asprov PSSI DIY Hadianto Ismangoen.
Lelaki yang akrab disapa Antok tersebut mengatakan, hingga kini tidak ada komunikasi apa pun antara pengurus pusat PSSI dengan Asprov di daerah mengenai langkah-langkah yang akan diambil. Tidak ada instruksi apa pun dari PSSI Pusat bagi Asprov jika ada klub profesional yang menjadi anggota PSSI mengikuti turnamen Piala Kemerdekaan.
Dengan kondisi tersebut, jika ada klub di DIY mengikuti Piala Kemerdekaan, Asprov PSSI DIY menurutnya, juga tidak akan melakukan laporan ataupun menjatuhkan sanksi seperti yang disebut-sebut akan diberikan PSSI jika ada klub sepak bola anggotanya ikut Piala Kemerdekaan.
"Nggak ada komunikasi dari pusat (PSSI), termasuk instruksi apakah harus melapor ataupun sanksi. Nggak ada sanksi (dari Asprov PSSI DIY)," tambahnya.
Disinggung mengenai komunikasi dengan klub profesional di DIY, dr Antok mengaku pihaknya juga tidak melakukan komunikasi dengan tiga klub di DIY PSIM, PSS dan Persiba.
Sementara itu dari rencana terbaru, Persiba Bantul saat ini menjadi tim yang memastikan diri akan mengikuti turnamen Piala Kemerdekaan yang rencananya akan bergulir awal bulan depan. Bahkan dikabarkan, Laskar Prodjotamansari mengajukan diri menjadi tuan rumah babak penyisihan Piala Kemerdekaan ke Tim Transisi.
Jika Persiba menyatakan diri ikut, maka PSIM Yogyakarta memastikan diri tidak ikut Piala Kemerdekaan. Posisi sebagai anggota PSSI diklaim mengharuskan klub mengikuti keputusan induk organisasinya sebagai bentuk kepatuhan. Sementara itu PSS Sleman yang manajemennya memilih tidak ikut, mendapatkan desakan dan dorongan dari kelompok suporter pendukungnya untuk mengikuti Piala Kemerdekaan.
(aww)