Tinggalkan Rusia
A
A
A
MOSCOW - Fabio Capello harus angkat kaki dari Rusia. Misi memimpin tim Beruang Merah di Piala Eropa 2016 dan Piala Dunia 2018 batal karena Asosiasi Sepak Bola Rusia (RFU) memberi surat pemutusan hubungan kerja (PHK).
Nakhoda asal Italia itu seharusnya membesut Igor Akinfeev dkk hingga musim panas 2018 seusai Rusia bertindak sebagai tuan rumah Piala Dunia.
Namun, kemarin, RFU memutuskan memberhentikan Capello. “RFU dan Capello telah mencapai kesepakatan untuk mengakhiri kerja sama yang telah berlangsung sejak 2012,” bunyi pernyataan resmi RFU kepada pers, dilansir The Guardian. Sejumlah pendapat mengenai penyebab pemberhentian Capello langsung beredar.
Pendapat pertama menilai karena mantan pelatih AC Milan itu tidak mampu memenuhi ekspektasi publik. Sebab, sejak bertugas pada 26 Juli 2012, Capello gagal membawa pasukannya meraih sukses. Walau sempat dipuji karena ikut Piala Dunia 2014, Rusia urung melaju ke fase knock-out.
Saat itu di Brasil, Rusia hanya menghuni posisi ketiga Grup H dengan hasil dua imbang dan sekali kalah. Mereka tidak pernah menang saat penyisihan grup. Penurunan prestasi itu berlanjut ke kualifikasi Piala Eropa 2016. Misi merebut tiket otomatis ke Prancis terancam rusak karena masih terdampar di urutan ketiga Grup G.
Dari enam partai yang diikuti, Rusia baru mengumpulkan delapan poin, hasil dua menang, dua imbang, dan dua kalah. Mereka tertinggal empat angka dari Swedia dan delapan angka dengan Austria. Ketidakmampuan Rusia memuncaki klasemen sementara diyakini menjadi pemicu utama RFU mendepaknya.
Pendapat lain menduga kuat perceraian itu terjadi karena RFU sudah tidak sanggup membayar upah Capello yang sangat besar. Catatan menunjukkan, RFU pernah menunggak gaji Capello hampir delapan bulan yang bernilai lebih dari 3 juta euro. Tunggakan itu sudah dilunasi berkat bantuan Alisher Usmanov (salah satu pemegang saham Arsenal) dan Menteri Olahraga Rusia Vitaly Mutko.
Sayang, hal itu tidak menyelesaikan masalah. RFU tetap harus mencari dana untuk membayar gaji jika terus menggunakan Capello. Dengan upah 7 juta euro per tahun, RFU perlu merogoh 21 juta euro jika Capello bertugas hingga kontraknya habis. Itu tidak mampu dipenuhi RFU, terlebih dengan utang yang besar.
Atas dasar itulah Capello disebutkan mengambil kebijakan untuk mengundurkan diri agar RFU tidak perlu membayar kompensasi. Sebab, Jika Capello dipecat, RFU wajib membayar denda hingga 21 juta euro. “Saat ini Capello tidak dipecat, meski kami harus membayar semua tunggakan.
Karena itu, kami ingin mengekspresikan rasa terima kasih kepada Usmanov dan Mutko,” ujar caretaker Presiden RFU Nikita Simonyan. Dengan pemberhentian ini, posisi pelatih Rusia masih kosong. Belum diketahui siapa yang akan menggantikannya.
Namun, menurut pemberitaan media Rusia, Nakhoda CSKA Moscow Leonid Slutski diduga kuat bakal menjadi nakhoda tim Beruang Merah berikutnya. Setelah pergi dari Moscow, Capello juga belum menentukan ke mana akan melatih.
Pasalnya, pelatih yang sempat menangani AS Roma dan Real Madrid itu pernah berkata melatih Rusia akan menjadi pekerjaan terakhirnya sebelum pensiun.
M Mirza
Nakhoda asal Italia itu seharusnya membesut Igor Akinfeev dkk hingga musim panas 2018 seusai Rusia bertindak sebagai tuan rumah Piala Dunia.
Namun, kemarin, RFU memutuskan memberhentikan Capello. “RFU dan Capello telah mencapai kesepakatan untuk mengakhiri kerja sama yang telah berlangsung sejak 2012,” bunyi pernyataan resmi RFU kepada pers, dilansir The Guardian. Sejumlah pendapat mengenai penyebab pemberhentian Capello langsung beredar.
Pendapat pertama menilai karena mantan pelatih AC Milan itu tidak mampu memenuhi ekspektasi publik. Sebab, sejak bertugas pada 26 Juli 2012, Capello gagal membawa pasukannya meraih sukses. Walau sempat dipuji karena ikut Piala Dunia 2014, Rusia urung melaju ke fase knock-out.
Saat itu di Brasil, Rusia hanya menghuni posisi ketiga Grup H dengan hasil dua imbang dan sekali kalah. Mereka tidak pernah menang saat penyisihan grup. Penurunan prestasi itu berlanjut ke kualifikasi Piala Eropa 2016. Misi merebut tiket otomatis ke Prancis terancam rusak karena masih terdampar di urutan ketiga Grup G.
Dari enam partai yang diikuti, Rusia baru mengumpulkan delapan poin, hasil dua menang, dua imbang, dan dua kalah. Mereka tertinggal empat angka dari Swedia dan delapan angka dengan Austria. Ketidakmampuan Rusia memuncaki klasemen sementara diyakini menjadi pemicu utama RFU mendepaknya.
Pendapat lain menduga kuat perceraian itu terjadi karena RFU sudah tidak sanggup membayar upah Capello yang sangat besar. Catatan menunjukkan, RFU pernah menunggak gaji Capello hampir delapan bulan yang bernilai lebih dari 3 juta euro. Tunggakan itu sudah dilunasi berkat bantuan Alisher Usmanov (salah satu pemegang saham Arsenal) dan Menteri Olahraga Rusia Vitaly Mutko.
Sayang, hal itu tidak menyelesaikan masalah. RFU tetap harus mencari dana untuk membayar gaji jika terus menggunakan Capello. Dengan upah 7 juta euro per tahun, RFU perlu merogoh 21 juta euro jika Capello bertugas hingga kontraknya habis. Itu tidak mampu dipenuhi RFU, terlebih dengan utang yang besar.
Atas dasar itulah Capello disebutkan mengambil kebijakan untuk mengundurkan diri agar RFU tidak perlu membayar kompensasi. Sebab, Jika Capello dipecat, RFU wajib membayar denda hingga 21 juta euro. “Saat ini Capello tidak dipecat, meski kami harus membayar semua tunggakan.
Karena itu, kami ingin mengekspresikan rasa terima kasih kepada Usmanov dan Mutko,” ujar caretaker Presiden RFU Nikita Simonyan. Dengan pemberhentian ini, posisi pelatih Rusia masih kosong. Belum diketahui siapa yang akan menggantikannya.
Namun, menurut pemberitaan media Rusia, Nakhoda CSKA Moscow Leonid Slutski diduga kuat bakal menjadi nakhoda tim Beruang Merah berikutnya. Setelah pergi dari Moscow, Capello juga belum menentukan ke mana akan melatih.
Pasalnya, pelatih yang sempat menangani AS Roma dan Real Madrid itu pernah berkata melatih Rusia akan menjadi pekerjaan terakhirnya sebelum pensiun.
M Mirza
(ars)