In Memoriam, Jules Bianchi 3 Agustus 1989-18 Juli 2015

Sabtu, 18 Juli 2015 - 15:12 WIB
In Memoriam, Jules Bianchi 3 Agustus 1989-18 Juli 2015
In Memoriam, Jules Bianchi 3 Agustus 1989-18 Juli 2015
A A A
NICE - Ajang adu balap kembali menelan korban. Kali ini, pembalap asal Prancis Jules Bianchi meregang nyawa setelah melewati masa koma selama sembilan bulan akibat kecelakaan yang menimpanya di Grand Prix Formula 1 Jepang, Oktober tahun lalu.

Dalam Grand Prix Jepang Oktober lalu, Bianchi mengalami nasib sial ketika berpacu di Sirkuit Suzuka, Jepang yang diguyur hujan deras. Mobilnya tergelincir dan menghantam mobil pengangkut (crane) yang tengah mengangkat mobil Adrian Sutil. Bianchi langsung dilarikan ke rumah sakit setempat akibat mengalami cedera kepala serius. (Baca Juga: Video Detik-detik Kecelakaan Maut Bianchi)

Sembilan bulan pasca dirawat dan dipindah ke Prancis, Bianchi akhirnya menghembuskan nafas terakhir di rumah sakit Centre Hospitalier Universitaire pada Sabtu (18/7/2015). Dia pun mengikuti jejak sang paman, Lucien Bianchi, yang juga tewas di lintasan balap. (Baca Juga: Pilot 'Jet Darat' Jules Bianchi Tutup Usia)

Bianchi tumbuh besar dalam keluarga yang kental tradisi balap. Mulai dari kakek buyut, kakek, ayah hingga pamannya, berkarier sebagai pembalap mobil. Naasnya, beberapa anggota keluarga Bianchi juga punya catatan kelam ketika berada di atas lintasan.

Sang paman meninggal pada tahun 1969 dalam sesi pengujian Formula 1, sedangkan kakaknya, Mauro Bianchi, mendapat luka bakar serius ketika mengalami kecelakaan dalam di Sirkuit Le Mans, Prancis setahun sebelumnya.

Ayah Bianchi, Phillipe, justru berkiprah di dunia karting dan sempat jadi pembalap andalan tim Scuderia Toro Rosso. Awal mula Jules berkiprah di dunia balap pun dari karting, sama seperti ayahnya.

Pada musim 2007, Jules naik kelas dari karting ke Formula Renault di mana ia keluar sebagai juara dengan menyabet lima kemenangan dalam satu musim. Selanjutnya di akhir musim, ia meroket ke kelas Formula 3 Eropa setelah dikontrak tim ART Grand Prix. Di musim perdananya, pembalap kelahiran 3 Agustus 1989 menempati posisi ketiga kejuaraan.

Puncak kariernya terjadi di musim 2009 ketika akhirnya jadi juara Formula 3 Seri Eropa mengalahkan rivalnya Valtteri Bottas, Esteban Guitterez, dan Adrien Tambay. Hasil tersebut membawanya jadi test driver tim Ferrari bersama Filipe Massa dalam pengujian Formula 1 di Jerez. Semusim berselang, ia kembali dicomot Ferrari untuk jadi test driver di Abu Dhabi.

Sampai akhirnya di musim 2012, ia dipinjamkan ke tim Force India sebagai test driver dan pembalap cadangan. Karier meroketnya belum sampai di situ, semusim berselang BIacnchi dibajak Marussia untuk menemani Max Chilton. Berkat kehadiran Jules, Marussia akhirnya bisa finish di atas tim rival Caterham dalam seri balap kedua di Malaysia.

Jules akhirnya merengkuh prestasi terbaiknya dalam Grand Prix Monaco tahun lalu. Mengawali balapan dari posisi ke-19, dia menyelesaikan balapan dengan menempati urutan kedelapan yang rekornya bisa masuk sepuluh besar di kancah balapan kelas tertinggi. Sampai akhirnya, kariernya lenyap saat berlaga di Sirkuit Suzuka, Jepang.

Catatan gemilangnya yang terus meroket dari tahun ke tahun akhirnya terhenti di musim 2015. Pembalap kebanggaan masyarakat Negeri Menara Eiffel meninggalkan lintasan untuk selamanya akibat kecelakaan maut pada 18 Juli 2015. Selamat jalan Bianchi. Au revoir, Bianchi! (Baca Juga: Kalimat Terakhir Bianchi Sebelum Kecelakaan Maut)
(rus)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3679 seconds (0.1#10.140)