Masa Depan Menjanjikan Donnarumma
A
A
A
Sejumlah kiper legendaris sudah memulai kariernya di usia remaja. Gianluigi Donnarumma menempuh jalur tersebut setelah dipercaya tampil menghadapi juara Eropa 10 kali Real Madrid.
Allenatore AC Milan Sinisa Mihajlovic memasukkan Donnarumma sebagai pengganti Diego Lopez pada duel International Champions Cup di Shanghai Stadium, Kamis (30/7). Dia sukses mementahkan tendangan Toni Kroos dalam drama adu penalti meski gagal membawa Milan berjaya. Usianya masih 16 tahun.
Penampilan ini dianggap sebagai pintu pembuka Donnarumma menjadi penjaga gawang pertama I Rossoneri. Kesempatan baginya tidak akan sering datang begitu kompetisi 2015/2016 dimulai. Maklum, Donnarumma mesti menyisihkan tiga senior: Lopez, Christian Abbiati, dan Michael Agazzi. Sejauh ini dia maksimal baru menembus bangku cadangan demi melapis kiper utama, yakni di giornata24, 30- 34, 37-38 Seri A musim lalu.
Jika mampu bersinar saat momen itu tiba, tidak tertutup kemungkinan dia merebut kehormatan tersebut untuk seterusnya. Sama seperti para palang pintu tenar semacam Iker Casillas, 16; Peter Shilton, 16; Gianluigi Buffon, 17; Petr Cech, 17; atau Hugo Lloris, 18, yang sudah bermain di level tertinggi di usia dini.
Talenta Donnarumma terendus seantero Italia sejak menimba ilmu di Akademi Napoli. Fiorentina, Juventus, dan Inter Milan menawarkannya bergabung. Namun, Milan memenangkan persaingan berkat pendekatan personal. I Rossoneri sukses membujuk Donnarumma karena menggaet kakaknya, Antonio, terlebih dahulu. Masa depan Donnarumma diprediksi cerah.
Posturnya sangat ideal bagi seorang penjaga gawang, yakni 197 cm. Refleksnya cepat dan piawai menempatkan posisi. Namun, Donnarumma masih punya sejumlah kelemahan. Pengalaman jelas merupakan kendala utama. Sosok kelahiran Castellammare di Stabia ini juga harus mengasah tendangan.
Walau begitu, Donnarumma memiliki waktu untuk mengasah kekurangan. “Kami memiliki banyak penjaga gawang muda berbakat, salah satunya Donnarumma. Dia selalu mendengar nasihat senior,” ungkap Abbiati, dikutip Forza Italia.
Harley Ikhsan
Jakarta
Allenatore AC Milan Sinisa Mihajlovic memasukkan Donnarumma sebagai pengganti Diego Lopez pada duel International Champions Cup di Shanghai Stadium, Kamis (30/7). Dia sukses mementahkan tendangan Toni Kroos dalam drama adu penalti meski gagal membawa Milan berjaya. Usianya masih 16 tahun.
Penampilan ini dianggap sebagai pintu pembuka Donnarumma menjadi penjaga gawang pertama I Rossoneri. Kesempatan baginya tidak akan sering datang begitu kompetisi 2015/2016 dimulai. Maklum, Donnarumma mesti menyisihkan tiga senior: Lopez, Christian Abbiati, dan Michael Agazzi. Sejauh ini dia maksimal baru menembus bangku cadangan demi melapis kiper utama, yakni di giornata24, 30- 34, 37-38 Seri A musim lalu.
Jika mampu bersinar saat momen itu tiba, tidak tertutup kemungkinan dia merebut kehormatan tersebut untuk seterusnya. Sama seperti para palang pintu tenar semacam Iker Casillas, 16; Peter Shilton, 16; Gianluigi Buffon, 17; Petr Cech, 17; atau Hugo Lloris, 18, yang sudah bermain di level tertinggi di usia dini.
Talenta Donnarumma terendus seantero Italia sejak menimba ilmu di Akademi Napoli. Fiorentina, Juventus, dan Inter Milan menawarkannya bergabung. Namun, Milan memenangkan persaingan berkat pendekatan personal. I Rossoneri sukses membujuk Donnarumma karena menggaet kakaknya, Antonio, terlebih dahulu. Masa depan Donnarumma diprediksi cerah.
Posturnya sangat ideal bagi seorang penjaga gawang, yakni 197 cm. Refleksnya cepat dan piawai menempatkan posisi. Namun, Donnarumma masih punya sejumlah kelemahan. Pengalaman jelas merupakan kendala utama. Sosok kelahiran Castellammare di Stabia ini juga harus mengasah tendangan.
Walau begitu, Donnarumma memiliki waktu untuk mengasah kekurangan. “Kami memiliki banyak penjaga gawang muda berbakat, salah satunya Donnarumma. Dia selalu mendengar nasihat senior,” ungkap Abbiati, dikutip Forza Italia.
Harley Ikhsan
Jakarta
(bbg)