Mengalir Darah Superstar
A
A
A
Sosoknya mungkin masih asing di telinga. Namun, Quique Sanchez Flores punya latar belakang keluarga selebriti. Hampir semua sanak famili pelatih Watford itu merupakan orang terkenal.
Sanchez Flores resmi menukangi Watford yang baru saja mendapat promosi ke Liga Primer pada 5 Juni 2015. Dia hijrah ke Vicarage Road, Watford, Hertfordshire, Inggris, setelah enam bulan melatih Getafe. Ini petualangan pertama pelatih berusia 50 tahun tersebut di Inggris selama hidupnya. Selama ini Sanchez Flores cuma dikenal sebagai pemain yang pernah mengawal pertahanan Valencia, Real Madrid, dan Real Zaragoza.
Atau, pelatih yang sempat membesut Getafe, Valencia, Benfica, Atletico Madrid, Al Ahli, dan Al Ain. Namun, jarang ada yang tahu kalau sosok kelahiran Madrid, Spanyol, itu punya darah superstar. Sanchez Flores berasal dari keluarga yang bertabur bintang. Ibunya, Carmen Flores, merupakan aktris Spanyol terkenal pada 50-an. Carmen banyak membintangi serial televisi dan film layar lebar di Negeri Matador.
Ayah Sanchez Flores juga bukan orang sembarangan. Isidro Diaz Gonzalez pernah mengisi lini depan Real Madrid pada 1977. Walau jarang menjadi starter selama delapan tahun bertugas di Santiago Bernabeu, Diaz Gonzalez yang pensiun di usia 35 tahun itu mampu mengoleksi tujuh gelar. Diaz Gonzalez pernah menjuarai Piala UEFA (1984/1985), tiga kali menyabet Primera Liga (1977/1978, 1978/1979, 1979/1980), dua kali memenangi Copa del Rey (1979/1980, 1981/1982), serta satu Copa de la Liga (1984/1985).
Itu membuatnya cukup terkenal pada masanya. Hal paling mencengangkan adalah god father Sanchez Flores. Tidak tanggungtanggung, yang menjadi ayah keduanya adalah legendaris Alfredo di Stefano. Mantan penyerang yang mangkat pada 4 Juli 2014 itu merupakan bintang Madrid pada periode 1953-1964. Selama membela Los Blancos , Di Stefano mengoleksi setidaknya 15 gelar bergengsi. Itu bukan akhir cerita tentang latar belakang keluarganya.
Sanchez Flores sempat punya bibi bernama Lola Flores yang konon menjadi inspirasinya. Adik ibunya itu merupakan penari flamenco yang tersohor. Namun, dia sudah meninggal dua dekade silam akibat kanker payudara. Lola Flores disebutkan punya tiga anak, yakni Dolores, Antonio, dan Rosario. Ketiganya berprofesi sebagai penyanyi dan aktor.
Namun, Antonio tewas bunuh diri tidak lama setelah meninggalnya Lola Flores. Sanchez Flores membenarkan Lola Flores berpengaruh besar pada kehidupannya. Lola Flores merupakan sumber inspirasinya. Bahkan, saking mengidolakannya, Sanchez Flores sempat berpikir untuk terjun di dunia akting.
Namun, pada akhirnya dia mengikuti jejak sang ayah dengan menekuni sepak bola. “Beberapa pengalaman itu membantu saya menjadi pelatih yang lebih baik. Saya sudah melihat banyak hal dalam hidup. Saya sudah sering nonton opera, mengunjungi tempat hebat, menyaksikan banyak penari hebat, artis, dan selebriti di Spanyol,” tutur Sanchez Flores, dilansir Daily Mail.
M MIRZA
Jakarta
Sanchez Flores resmi menukangi Watford yang baru saja mendapat promosi ke Liga Primer pada 5 Juni 2015. Dia hijrah ke Vicarage Road, Watford, Hertfordshire, Inggris, setelah enam bulan melatih Getafe. Ini petualangan pertama pelatih berusia 50 tahun tersebut di Inggris selama hidupnya. Selama ini Sanchez Flores cuma dikenal sebagai pemain yang pernah mengawal pertahanan Valencia, Real Madrid, dan Real Zaragoza.
Atau, pelatih yang sempat membesut Getafe, Valencia, Benfica, Atletico Madrid, Al Ahli, dan Al Ain. Namun, jarang ada yang tahu kalau sosok kelahiran Madrid, Spanyol, itu punya darah superstar. Sanchez Flores berasal dari keluarga yang bertabur bintang. Ibunya, Carmen Flores, merupakan aktris Spanyol terkenal pada 50-an. Carmen banyak membintangi serial televisi dan film layar lebar di Negeri Matador.
Ayah Sanchez Flores juga bukan orang sembarangan. Isidro Diaz Gonzalez pernah mengisi lini depan Real Madrid pada 1977. Walau jarang menjadi starter selama delapan tahun bertugas di Santiago Bernabeu, Diaz Gonzalez yang pensiun di usia 35 tahun itu mampu mengoleksi tujuh gelar. Diaz Gonzalez pernah menjuarai Piala UEFA (1984/1985), tiga kali menyabet Primera Liga (1977/1978, 1978/1979, 1979/1980), dua kali memenangi Copa del Rey (1979/1980, 1981/1982), serta satu Copa de la Liga (1984/1985).
Itu membuatnya cukup terkenal pada masanya. Hal paling mencengangkan adalah god father Sanchez Flores. Tidak tanggungtanggung, yang menjadi ayah keduanya adalah legendaris Alfredo di Stefano. Mantan penyerang yang mangkat pada 4 Juli 2014 itu merupakan bintang Madrid pada periode 1953-1964. Selama membela Los Blancos , Di Stefano mengoleksi setidaknya 15 gelar bergengsi. Itu bukan akhir cerita tentang latar belakang keluarganya.
Sanchez Flores sempat punya bibi bernama Lola Flores yang konon menjadi inspirasinya. Adik ibunya itu merupakan penari flamenco yang tersohor. Namun, dia sudah meninggal dua dekade silam akibat kanker payudara. Lola Flores disebutkan punya tiga anak, yakni Dolores, Antonio, dan Rosario. Ketiganya berprofesi sebagai penyanyi dan aktor.
Namun, Antonio tewas bunuh diri tidak lama setelah meninggalnya Lola Flores. Sanchez Flores membenarkan Lola Flores berpengaruh besar pada kehidupannya. Lola Flores merupakan sumber inspirasinya. Bahkan, saking mengidolakannya, Sanchez Flores sempat berpikir untuk terjun di dunia akting.
Namun, pada akhirnya dia mengikuti jejak sang ayah dengan menekuni sepak bola. “Beberapa pengalaman itu membantu saya menjadi pelatih yang lebih baik. Saya sudah melihat banyak hal dalam hidup. Saya sudah sering nonton opera, mengunjungi tempat hebat, menyaksikan banyak penari hebat, artis, dan selebriti di Spanyol,” tutur Sanchez Flores, dilansir Daily Mail.
M MIRZA
Jakarta
(bbg)