WADUH! Media Spanyol Komplain, Lagu Kebangsaan Spanyol Salah Lirik
A
A
A
JAKARTA - Ada yang menarik saat upacara pengalungan medali di Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis Total BWf World Championship 2015. Lagu kebangsaan Spanyol "Marcha Real (Mars Kerajaan), " yang dikumandangkan sebagai penghoramatan atas sukses Carolina Marin mengalahkan Saina Nehwal, ternyata lagu dalam versi lirik yang berbeda dengan lagu kebangsaan resmi Negera Spanyol.
Dalam lagu yang dikumandangkan di Jakarta, bukan lirik resmi melainkan gubahan penyair Jose Maria Peman atas permintaan diktator Primo de Rivera yang dikenal dengan Marcha Real de 1928. "Lagu kebangsaan itu jadi terdengar aneh," demikian laman berbahasa Spanyol www.20minutos.es.
Menurut 20minutos.es, lirik lagu ciptaan Peman tak pernah memiliki status resmi di Spanyol, tetapi digunakan setelah Perang saudara selama kediktatoran Jenderal Franco. Lirik yang dibuat 1928 itu menggunakan kalimat "alzad la frente" yang kini diubah menjadi "alzad los brazos" dan "los yunques y las ruedas" menjadi "los yugos y las flechas".
Laman itu juga mencatat, kesalahan itu tidak hanya terjadi di Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis Total BWf World Championship 2015, di Jakarta, Indonesia, tapi juga pernah saat pembalap sepeda asal Spanyol Alberto Contador menjadi juara di Tour de France 2009, dan tahun 2011 ketika tampil di Giro d'Italia.
Lagu kebangsaan itu juga terdengar dengan menggunakan lirik versi Peman. Namun, setelah mengetahui ada kesalahan, panitia segara meminta maaf lewat akun resmi Twitter. "Kami mohon maaf atas kesalahan dalam lagu kebangsaan Spanyol."
Sebelumnya, di final Piala Davis 2003 antara Australia dan Spanyol di Melbourne, James Morrison, seorang pemain terompet Australia terkenal, memainkan Himno de Riego yang mengundang kemarahan dari Sekretaris Negara Spanyol untuk olahraga, Juan Antonio Gomez Angulo.
Namun, lepas dari itu Marin tetap tersenyum di podium dengan medali emas yang diraihnya. Dia mencatat sejarah baru sebagai pebulutangkis non-china yang sukses meraih gelar juara dunia secara beruntun. Sebelumnya hanya Han Aiping, Ye Zhaoying, dan Xie Xingfang yang pernah mencatat dua kemenangan berturut-turut. (Baca juga: Masyarakat Indonesia Bantu Carolina Marin Pertahankan Gelar Juara)
Dalam lagu yang dikumandangkan di Jakarta, bukan lirik resmi melainkan gubahan penyair Jose Maria Peman atas permintaan diktator Primo de Rivera yang dikenal dengan Marcha Real de 1928. "Lagu kebangsaan itu jadi terdengar aneh," demikian laman berbahasa Spanyol www.20minutos.es.
Menurut 20minutos.es, lirik lagu ciptaan Peman tak pernah memiliki status resmi di Spanyol, tetapi digunakan setelah Perang saudara selama kediktatoran Jenderal Franco. Lirik yang dibuat 1928 itu menggunakan kalimat "alzad la frente" yang kini diubah menjadi "alzad los brazos" dan "los yunques y las ruedas" menjadi "los yugos y las flechas".
Laman itu juga mencatat, kesalahan itu tidak hanya terjadi di Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis Total BWf World Championship 2015, di Jakarta, Indonesia, tapi juga pernah saat pembalap sepeda asal Spanyol Alberto Contador menjadi juara di Tour de France 2009, dan tahun 2011 ketika tampil di Giro d'Italia.
Lagu kebangsaan itu juga terdengar dengan menggunakan lirik versi Peman. Namun, setelah mengetahui ada kesalahan, panitia segara meminta maaf lewat akun resmi Twitter. "Kami mohon maaf atas kesalahan dalam lagu kebangsaan Spanyol."
Sebelumnya, di final Piala Davis 2003 antara Australia dan Spanyol di Melbourne, James Morrison, seorang pemain terompet Australia terkenal, memainkan Himno de Riego yang mengundang kemarahan dari Sekretaris Negara Spanyol untuk olahraga, Juan Antonio Gomez Angulo.
Namun, lepas dari itu Marin tetap tersenyum di podium dengan medali emas yang diraihnya. Dia mencatat sejarah baru sebagai pebulutangkis non-china yang sukses meraih gelar juara dunia secara beruntun. Sebelumnya hanya Han Aiping, Ye Zhaoying, dan Xie Xingfang yang pernah mencatat dua kemenangan berturut-turut. (Baca juga: Masyarakat Indonesia Bantu Carolina Marin Pertahankan Gelar Juara)
(sha)