Kontroversi Offside

Rabu, 19 Agustus 2015 - 09:20 WIB
Kontroversi Offside
Kontroversi Offside
A A A
LIVERPOOL - Keunggulan 1-0 Liverpool atas Bournemouth menyisakan perdebatan. Beberapa orang menyebut gol Christian Benteke sah. Namun, tidak sedikit yang menilainya ilegal.

The Reds melanjutkan catatan positif pada awal musim dengan menundukkan Bournemouth di Anfield dini hari kemarin. Klub Merseyside itu kini membukukan dua kemenangan sejak bergulirnya Liga Primer 2015/2016. Itu berarti tim besutan Brendan Rodgers tersebut belum terkalahkan dalam delapan pertandingan berturutturut, baik resmi maupun persahabatan. Hanya, sukses terbaru Liverpool mendapat sorotan.

Beberapa orang menilai gol Benteke hasil umpan Jordan Henderson pada menit ke-26 tidak sah. Itu karena bola disinyalir sudah mati lantaran ada pemain tuan rumah (Philippe Coutinho) yang offside . Ini sesuai peraturan baru yang dikeluarkan Liga Primer pada awal bulan. Menurut peraturan lama, pertandingan harus dihentikan jika orang yang dalam posisi offside menyentuh bola yang diumpan rekannya.

Pertandingan tetap diteruskan jika pemain yang offside tidak menyentuh bola. Maksudnya, bila bola itu diambil pemain lain yang on side dan terjadi gol, gol itu dinyatakan sah. Hal itu tidak berlaku pada peraturan offside terbaru keluaran Liga Primer. Kini pemain tetap dianggap terperangkap offside bila melakukan gerakan aktif, walau gagal menyentuh bola.

Gerakan aktif yang dimaksud adalah mengintervensi pertandingan, pemain lawan, atau memberi keuntungan pada rekannya. Itulah yang membuat gol Benteke dipertanyakan pelatih dan para pemain Bournemouth. Benteke memang tidak dalam keadaan offside saat Henderson melepaskan tembakan bebas tidak langsungnya.

Namun, sebelum bola ada di kaki striker Belgia itu, posisi Coutinho aktif dan terperangkap offside. Ketika Henderson menyodorkan bola ke dalam kotak penalti Bournemouth, Coutinho, yang dalam posisi offside terlihat bereaksi dengan mencoba menyepaknya. Namun, kakinya tidak menyentuh bola. Benteke lalu berlari dan menyambut bola itu dan gol.

”Peraturan offside telah berubah dan itu rumit. Saat technical meeting dijelaskan itu akan memberi keuntungan pada penyerang. Jadi, saya berterima kasih gol itu dihitung. Saya senang meraih kemenangan. Saya tidak melihat tayangan ulang. Interpretasi soal offside berubah setiap musim. Ini menyulitkan,” ucap Rodgers, dilansir Daily Mail .

Menurut peraturan offside baru, gol Benteke harus dianulir karena Coutinho mengintervensi permainan. Gerakan yang dilakukannya mengganggu konsentrasi kiper Bournemouth (Artur Boruc) dan memberi keuntungan pada Benteke. Itu membuat Boruc terlambat menghalau sepakan mantan penyerang Aston Villa tersebut.

Pendapat itu didukung Graham Poll, mantan wasit Liga Primer. Dia menyatakan Liverpool tidak seharusnya menang. ”Gol Benteke seharusnya tidak disahkan karena Coutinho offside . Namun, asisten wasit (Harry Lennard) gagal memberi tanda,” ungkap Poll.

Apa pun alasannya, sukses Benteke merobek gawang Bournemouth menjadi momen penting. Sebab, itu gol perdananya bagi Liverpool pada partai resmi sejak mendarat ke Anfield melalui mekanisme transfer window musim panas. Gol itu sekaligus juga menunjukkan kualitas Benteke yang sebenarnya.

”Benteke memberi kami sejumlah pilihan. Permainannya dinamis dan bagus. Ketika bola datang ke kotak penalti, dia juga sangat berbahaya. Dia pantas merayakan gol yang diciptakannya,” pungkas Rodgers.

M mirza
(ftr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4783 seconds (0.1#10.140)