Sosok Suharno di Mata Djadjang Nurdjaman

Kamis, 20 Agustus 2015 - 16:05 WIB
Sosok Suharno di Mata Djadjang Nurdjaman
Sosok Suharno di Mata Djadjang Nurdjaman
A A A
BANDUNG - Meninggalnya Pelatih Arema Cronus, Suharno pada Rabu (19/8/2015) kemarin dirasakan juga oleh Persib Bandung, terutama sang pelatih Djadjang Nurdajaman atau yang akrab disapa Djanur. Keduanya pernah terlibat sebagai pemain saat kala berlaga di era Galatama.

‎Beberapa kenangan manis bersama Suharno, diakui Djadjang masih membekas hingga saat ini. "Waktu itu almarhum (Suharno) membela Niac Mitra dan saya di Mercu Buana. Dan kebetulan saat itu almarhum di posisi bek kanan, dan saya di kiri luar. Jadi sering ketemu (duel). Tapi tidak pernah ribut, malah sering bercandaan seperti ngusir saya karena merasa ketemu terus," kenang Djanur, Kamis (20/8/2015).

Djanur pun tak mempunyai firasat akan ditinggalkan rekan seprofesi itu di laga persahabatan yang telah digelar 11 Agustus lalu. Seperti biasanya, Suharno yang terkenal akrab dan santun ke setiap orang masih dirasakannya.

"Cuma rasa khawatir saya postur tubuhnya yang semakin gemuk dengan muka seperti itu (pucat). Tapi tidak ada curiga kalau dia mau meninggal. Kan biasanya orang yang meninggal pasti ada tanda-tandanya. Saya biasa saja, karena sudah seperti biasa akrab dan berpelukan kalau ketemu," tuturnya.

Sehingga saat mendengar kabar Suharno meninggal, Djanur mengaku kaget dan tak percaya. "Menurut pandangan saya, Suharno orang yang betul-betul menggantungkan hidupnya di sepak bola sebagai pemain maupun pelatih yang tetap eksis dari dulu sampai sekarang. Khasnya yaitu teriakannya. Termasuk ketika ikut lisensi kepelatihan, teriakan dia (Suharno) poinnya cukup bagus," kenangnya.

"Saya juga sering diskusi sama beliau (Suharno) dari mulai diskusi pemain, pelatih, teknik dan banyak lainnya. Yang pasti saya merasa kehilangan," ungkapnya.

Hal senada diungkapkan Manajer Persib, Umuh Muchtar. Pihaknya turut menyampaikan bela sungkawa atas kepergian Suharno yang baru saja menghembuskan nafas terakhirnya.

Umuh juga mengaku tidak percaya dengan kepergian Suharno yang begitu cepat. Sebab saat terakhir pertemuannya dengan Suharno pada laga persahabatan 11 Agustus lalu, pelatih berpengalaman ini nampak tidak mengalami gangguan kesehatan.‎

"Dia pelatih bagus, dia sangat baik dengan semua pelatih dan pemain. Kalah menang dia selalu mengucapkan selamat. Kemarin yang terakhir ketemu, kita sempat berpelukan," kenang Umuh.

Bukan hanya Djanur dan Umuh, namun kesedihan hampir dirasakan seluruh penggawa Persib Bandung. Meski belum pernah merasakan dilatih Suharno, kesedihan tetap menyelimuti pasukan Maung Bandung
(bbk)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6615 seconds (0.1#10.140)