Persela Kontra Sriwijaya FC Ibarat Final
A
A
A
MALANG - Menang menjadi pilihan terbaik bagi Persela Lamongan saat menghadapi Sriwijaya FC di pertandingan terakhir Grup B Piala Presiden, Rabu (9/9). Laskar Joko Tingkir harus menang jika masih memiliki ambisi lolos ke babak selanjutnya.
Berada di peringkat tiga klasemen sementara Grup B dengan dua poin, Laskar Joko Tingkir butuh poin absolut untuk menggenggam tiket ke delapan besar. Jika mampu menambah tiga angka, laga lain tidak akan memengaruhi langkah Persela.
Tapi tunggu dulu, keinginan memperoleh kemenangan tak semudah bayangan. Sriwijaya FC yang sementara berstatus runner up dengan tiga angka, juga ngotot mencari kemenangan walau hasil imbang sudah cukup untuk meloloskan mereka.
Kubu Persela menyadari pertarungan dengan Sriwijaya sangat istmewa karena diharuskan meraup poin penuh. Sedangkan dari sisi teknis, tim asal Kota Soto sejatinya masih belum mapan dan sulit mendapat kemenangan.
"Lawan Sriwijaya FC ibarat pertandingan final. Kami tak memiliki pilihan kecuali menang agar lolos ke babak berikutnya. Jujur saja ini pertandingan yang berat dan kami harus bermain jauh lebih bagus dibanding sebelumnya," kata Didik Ludiyanto, Pelatih Persela.
Mengingat hanya memiliki satu pilihan, Laskar Joko Tingkir dalam posisi yang agak rumit. Mereka tidak cukup bermain negatif yang akan mengurangi potensi mencetak gol sebagai syarat awal dalam mengejar kemenangan.
Di sisi lain, bermain terbuka juga sangat riskan karena Sriwijaya FC memiliki penyerang-penyerang berbahaya macam Titus Bonay, Patrich Wanggai, TA Musafri, hingga Yohanis Nabar. Inilah yang masih terus dipikirkan staf pelatih Persela.
"Yang pasti kami bermain sesuai kebutuhan dan situasi di lapangan. Saya rasa Persela bisa bermain bertahan atau menyerang, jadi sangat fleksibel. Tinggal bagaimana nanti penerapannya di lapangan," demikian Didik.
Hingga jelang laga ketiga, tim kesayangan LA Mania masih belum mencapai potensi terbaiknya. Dua rekrutmen asing, Jules Basile dan Tassio Bako tak memberikan perubahan signifikan pada tim. Basile bermain mengecewakan kala ditahan PSGC Ciamis, sementara Tassio Bako bahkan belum dimainkan sama sekali.
Selain itu ada pemain lokal yang kesulitan menunjukkan performa terbaiknya, salah satunya Bijahil Chalwa. Striker yang menjadi tandem Mamadou Diallo ini masih sekadar menjadi pembuang peluang. Winger Arif Ariyanto dan Zaenal Arifin juga belum tampak agresivitasnya seperti musim lalu.
Berada di peringkat tiga klasemen sementara Grup B dengan dua poin, Laskar Joko Tingkir butuh poin absolut untuk menggenggam tiket ke delapan besar. Jika mampu menambah tiga angka, laga lain tidak akan memengaruhi langkah Persela.
Tapi tunggu dulu, keinginan memperoleh kemenangan tak semudah bayangan. Sriwijaya FC yang sementara berstatus runner up dengan tiga angka, juga ngotot mencari kemenangan walau hasil imbang sudah cukup untuk meloloskan mereka.
Kubu Persela menyadari pertarungan dengan Sriwijaya sangat istmewa karena diharuskan meraup poin penuh. Sedangkan dari sisi teknis, tim asal Kota Soto sejatinya masih belum mapan dan sulit mendapat kemenangan.
"Lawan Sriwijaya FC ibarat pertandingan final. Kami tak memiliki pilihan kecuali menang agar lolos ke babak berikutnya. Jujur saja ini pertandingan yang berat dan kami harus bermain jauh lebih bagus dibanding sebelumnya," kata Didik Ludiyanto, Pelatih Persela.
Mengingat hanya memiliki satu pilihan, Laskar Joko Tingkir dalam posisi yang agak rumit. Mereka tidak cukup bermain negatif yang akan mengurangi potensi mencetak gol sebagai syarat awal dalam mengejar kemenangan.
Di sisi lain, bermain terbuka juga sangat riskan karena Sriwijaya FC memiliki penyerang-penyerang berbahaya macam Titus Bonay, Patrich Wanggai, TA Musafri, hingga Yohanis Nabar. Inilah yang masih terus dipikirkan staf pelatih Persela.
"Yang pasti kami bermain sesuai kebutuhan dan situasi di lapangan. Saya rasa Persela bisa bermain bertahan atau menyerang, jadi sangat fleksibel. Tinggal bagaimana nanti penerapannya di lapangan," demikian Didik.
Hingga jelang laga ketiga, tim kesayangan LA Mania masih belum mencapai potensi terbaiknya. Dua rekrutmen asing, Jules Basile dan Tassio Bako tak memberikan perubahan signifikan pada tim. Basile bermain mengecewakan kala ditahan PSGC Ciamis, sementara Tassio Bako bahkan belum dimainkan sama sekali.
Selain itu ada pemain lokal yang kesulitan menunjukkan performa terbaiknya, salah satunya Bijahil Chalwa. Striker yang menjadi tandem Mamadou Diallo ini masih sekadar menjadi pembuang peluang. Winger Arif Ariyanto dan Zaenal Arifin juga belum tampak agresivitasnya seperti musim lalu.
(aww)