Atlet Tenis Meja Terusir, Klub HCIYS Terancam Bubar

Kamis, 10 September 2015 - 19:08 WIB
Atlet Tenis Meja Terusir, Klub HCIYS Terancam Bubar
Atlet Tenis Meja Terusir, Klub HCIYS Terancam Bubar
A A A
SURABAYA - Pegosongan paksa GOR Tenis Meja HCIYS (Harapan Cahaya Insan Yang Sejati) sudah tiga hari berlalu. Kini yang tersisa hanya duka bagi klub HCIYS. Salah satu klub legendaris tenis meja di Surabaya itu terancam membubarkan diri, lantaran belum memiliki tempat pengganti.
(Baca juga: Tangis Atlet Iringi Pengosongan Paksa GOR Tenis Meja HCIYS)

Pasca peristiwa pengosongan GOR HCIYS oleh Dispora dan Pengprov PTMSI Jatim, Senin (7/9) lalu, bukan hanya isi di dalam GOR yang dipaksa keluar. Namun sejumlah atlet HCIYS yang tinggal di mes HCIYS juga terusir dari GOR yang sudah berdiri
sejak 19 tahun lalu itu.

Saat ini, sekitar 20 atlet itu untuk sementara ditampung di salah satu rumah anggota klub HCIYS di kawasan Wiyung, Surabaya. Meski tinggal di rumah yang cukup layak, namun tidak ada lagi aktivitas kegiatan tenis meja seperti saat tinggal di Mess HCIYS. (Baca juga: KONI Jatim Sesalkan Eksekusi GOR Tenis Meja HCIYS)

"Dua hari ini mereka kita tempatkan sementara di rumah salah satu anggota. Belum ada kegiatan latihan, kita ajak rekreasi dulu seperti ke kolam renang. Agar mereka melupakan peristiwa kemarin. Kasihan mereka masih kecil-kecil,"ujar Pelatih Kepala HCIYS,
Hadijudo yang baru tiba dari Jakarta usai menerima penghargaan Haornas dari Presiden Jokowi.

Sejak kemarin, memang ada satu tempat meja pingpong yang dipasang, namun hanya digunakan seadannya secara bergantian. "Kami belum punya tempat pengganti. Sampai sekarang kita belum tahu rencana ke depan. Tidak menutup kemungkinan klub HCIYS ini bubar,"tandasnya.

Hingga saat ini memang belum ada upaya kongkret dari Yayasan Senopati maupun pengelola GOR HCIYS. Meski sebenarnya masih memiliki kontrak sewa hingga April 2016 mendatang, "Mau bagaimana lagi, kita punya 25 pemain yang sebagian besar menginap di mes,"ujarnya.

Selama ini, dalam melakukan sistem pembinaan, klub HCIYS bukan hanya sekadar berlatih tenis meja namun juga memberikan beasiswa pendidikan kepada atlet. "Mereka yang tinggal di mes sudah kita sekolahkan di dekat. Mereka kita biaya. Sekarang beberapa sudah tidak masuk sekolah karena jauh,"keluhnya.

Bahkan, lanjut Hadijudo, beberapa orang tua atlet sudah menarik kembali anaknya pulang ke rumah lantaran belum ada kejelasan nasib klub HCIYS. "Ada sekitar delapan anak yang sudah kembali ke rumah, ada yang dari Surabaya, Sidoarjo, Pasuruan. Kami juga tidak bisa menahan mereka,"jelasnya.

Yang pasti, saat ini, Hadijudo hanya berharap para pembina dan pejabat olahraga di Jatim meluruskan masalah HCIYS. "Kami bukan ingin menguasai kembali GOR, meskipun GOR itu dibangun oleh yayasan. Kami hanya ingin taat hukum dan aturan, masa kontrak belum selesai. Kami belum punya persiapan untuk pindah tempat,"ucapnya.

Selain itu, mantan peraih medali emas SEA Games itu berharap nama baik HCIYS dipulihkan. "Yang tidak bisa saya lupakan. HCIYS dibilang tidak mendukung pembinaan tenis meja di Jatim. Padahal selama ini kita tidak melakukan apa-apa, mendukung semua program KONI. HCIYS juga banyak meraih prestasi membawa nama Jatim,"ucapnya.
(aww)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4005 seconds (0.1#10.140)