Tim Transisi Nodai Konsep Pembenahan Sepak Bola Nasional

Selasa, 06 Oktober 2015 - 06:00 WIB
Tim Transisi Nodai Konsep Pembenahan Sepak Bola Nasional
Tim Transisi Nodai Konsep Pembenahan Sepak Bola Nasional
A A A
NGAWI - Tim Transisi yang dibentuk Menpora untuk melakukan perubahan pada tata kelola sepak bola Indonesia, nyatanya malah menjadi cermin dari rusaknya sepak bola itu sendiri. Bagaimana tidak, alih-alih membenahi konsep kompetisi sepakbola, tim transisi nyata hingga kini belum juga membayarkan hak klub yang keluar sebagai juara Piala Kemerdekaan.

Ya, hingga kini tim transisi belum juga membayarkan hak Persinga Ngawi yang keluar sebagai juara kedua Piala Kemerdekaan. Persinga bahkan terancam tak bisa tampil maksimal dalam pertandingan segitiga kontra Persibas Banyumas dan Persis Solo, lantaran tak tak stabilnya kondisi finansial klub.

''Soal ini kami dari teman-teman suporter cuma minta satu hal, segera dicairkan. Karena jangan sampai dengan molornya pemberian hadiah ini justru menciderai konsep perubahan tata kelola sepak bola yang lebih baik. Dan hadiah harus sesuai apa yang ditulis papan hadiah kejuaraan,'' ungkap dirigene suporter Persinga Ngawi, Abib SP.

Tim berjuluk Laskar Alas Ketonggo harusnya menerima hadiah sebesar Rp1 miliar karena berhasil menembus babak final dan finish sebagai runner up turnamen. Tidak semua hadiah tersebut diberikan ke pemain, karena tim juga butuh dana operasional ketika memilih tetap eksis.

''Kita bangga dengan konsep ini. Tapi nyatanya, kasian manajemen, official dan pemain yang telah mensukseskan pagelaran Piala Kemerdekaan ini. Harapan besar seluruh insan pecinta sepak bola di Indonesia sama, Perubahan,'' kecam Abib.
(rus)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5713 seconds (0.1#10.140)