Inilah Kiper Termuda Juku Eja dengan Prestasi Asia
A
A
A
MAKASSAR - Usia bukan menjadi penghalang bagi seorang pemain untuk masuk dalam tim profesional. Sosok Ansar Abdullah, mencatat rekor sebagai kiper termuda sepanjang berdirinya PSM Makassar yang tahun ini memasuki usia 100 tahun.
Selama 14 tahun berkarir bersama skuat Juku Eja, Ansar selalu menjadi kiper utama Juku Eja. Ansar menjadi salah satu kiper yang patut diperhitungkan, lantaran pemain putra asli Makassar ini, memegang rekor termuda kiper yang berkostum PSM. Yah, dirinya masih berusia 18 tahun dan langsung menjadi kiper utama tim berjuluk Ayam Jantan dari Timur ini.
Sepanjang karirnya di PSM, Ansar menikmati masa kejayaan tim kebanggaan masyarakat Sulsel tersebut, lantaran sejumlah trofi berhasil disabet. Baik dalam negeri maupun di luar negeri. Ansar saat itu selalu dipercaya menjadi starter di sejumlah pertandingan penting tim Juku Eja.
Di usia yang masih relatih muda tersebut, Ansar muda mampu menyingkirkan sejumlah nama yang memiliki kualitas seperti Herman Kadiaman dan Hasanuddin Baso yang menjadi cadangannya. Padahal, kala itu usianya masih terbilang junior.
"Usia 18 tahun, saya sudah dipercaya menjadi kiper inti. Rekor ini belum terpecahkan," kata kenang Ansar saat membicarakan masa kejayaannya di PSM.
Dirinya mengatakan, seharusnya di usia tersebut, dirinya masih menjadi pemain junior di PSM. Hanya saja tahun 1987 dirinya langsung diberikan amanah berat menjadi benteng pertahanan tim elite seantero negeri tersebut.
Ansar tanpa beban menjalankan tugas tersebut, terbukti baru dua musim menjalankan tugasnya, dirinya sudah mampu memberikan gelar juara buat tim PSM di tahun 1999. "Banyak kiper dari Jawa yang dipanggil, tapi mereka tetap jadi cadangan saya,"katanya.
Dirinya bahkan menjelaskan, saat tim Juku Eja berlaga di Liga Champions Asia usai menjadi juara dan runner-up sebanyak empat kali, salah satu tim asal Korea berminat untuk memboyongnya. "Waktu di Makassar tim Korea kalah 1-0. Dan di Korea kami kalah 4-1. Mereka mau kontrak saya karena tertarik melihat permainan saya," katanya.
Sepanjang karirnya di PSM selama 14 tahun, Ansar sama sekali tidak pernah meninggalkan tim tertua di Indonesia tersebut. Hanya saja, di akhir karirnya dirinya diminta untuk membela Arema Malang di tahun 2003. "Sebenarnya saya sudah tidak mau main. Tapi, dipanggil untuk bela Arema, di sana kontrak saya salah satu termahal," jelasnya.
Setelah itu, di usianya yang memasuki 38 tahun, Ansar memutuskan untuk pensiun dari sepak bola dan melanjutkan karirnya sebagai pelatih kiper di PSM. "Selama bermain, saya sudah mempersembahkan banyak trofi. Dan ini suatu kebanggaan. Apalagi, masih muda bermain dan langsung jadi inti,"katanya.
Di era sekarang, lanjut Asar, dirinya berharap ada kiper yang memiliki kualitas kembali lahir dari Makassar, lantaran saat ini tidak ada lagi yang bisa memberikan yang terbaik untuk tim PSM. "Mudah-mudahan lahir kembali kiper yang bertalenta," pungkasnya.
Selama 14 tahun berkarir bersama skuat Juku Eja, Ansar selalu menjadi kiper utama Juku Eja. Ansar menjadi salah satu kiper yang patut diperhitungkan, lantaran pemain putra asli Makassar ini, memegang rekor termuda kiper yang berkostum PSM. Yah, dirinya masih berusia 18 tahun dan langsung menjadi kiper utama tim berjuluk Ayam Jantan dari Timur ini.
Sepanjang karirnya di PSM, Ansar menikmati masa kejayaan tim kebanggaan masyarakat Sulsel tersebut, lantaran sejumlah trofi berhasil disabet. Baik dalam negeri maupun di luar negeri. Ansar saat itu selalu dipercaya menjadi starter di sejumlah pertandingan penting tim Juku Eja.
Di usia yang masih relatih muda tersebut, Ansar muda mampu menyingkirkan sejumlah nama yang memiliki kualitas seperti Herman Kadiaman dan Hasanuddin Baso yang menjadi cadangannya. Padahal, kala itu usianya masih terbilang junior.
"Usia 18 tahun, saya sudah dipercaya menjadi kiper inti. Rekor ini belum terpecahkan," kata kenang Ansar saat membicarakan masa kejayaannya di PSM.
Dirinya mengatakan, seharusnya di usia tersebut, dirinya masih menjadi pemain junior di PSM. Hanya saja tahun 1987 dirinya langsung diberikan amanah berat menjadi benteng pertahanan tim elite seantero negeri tersebut.
Ansar tanpa beban menjalankan tugas tersebut, terbukti baru dua musim menjalankan tugasnya, dirinya sudah mampu memberikan gelar juara buat tim PSM di tahun 1999. "Banyak kiper dari Jawa yang dipanggil, tapi mereka tetap jadi cadangan saya,"katanya.
Dirinya bahkan menjelaskan, saat tim Juku Eja berlaga di Liga Champions Asia usai menjadi juara dan runner-up sebanyak empat kali, salah satu tim asal Korea berminat untuk memboyongnya. "Waktu di Makassar tim Korea kalah 1-0. Dan di Korea kami kalah 4-1. Mereka mau kontrak saya karena tertarik melihat permainan saya," katanya.
Sepanjang karirnya di PSM selama 14 tahun, Ansar sama sekali tidak pernah meninggalkan tim tertua di Indonesia tersebut. Hanya saja, di akhir karirnya dirinya diminta untuk membela Arema Malang di tahun 2003. "Sebenarnya saya sudah tidak mau main. Tapi, dipanggil untuk bela Arema, di sana kontrak saya salah satu termahal," jelasnya.
Setelah itu, di usianya yang memasuki 38 tahun, Ansar memutuskan untuk pensiun dari sepak bola dan melanjutkan karirnya sebagai pelatih kiper di PSM. "Selama bermain, saya sudah mempersembahkan banyak trofi. Dan ini suatu kebanggaan. Apalagi, masih muda bermain dan langsung jadi inti,"katanya.
Di era sekarang, lanjut Asar, dirinya berharap ada kiper yang memiliki kualitas kembali lahir dari Makassar, lantaran saat ini tidak ada lagi yang bisa memberikan yang terbaik untuk tim PSM. "Mudah-mudahan lahir kembali kiper yang bertalenta," pungkasnya.
(aww)