Yamaha Pastikan Enggak Ada Dinding Pemisah Musim Depan
A
A
A
VALENCIA - Direktur balap Yamaha Massimo Meregalli mengatakan ia tidak bisa membayangkan dinding pemisah kembali terlihat di paddock tim Garpu Tala menyusul konflik yang terjadi antara Valentino Rossi dan Jorge Lorenzo. Ia mengharapkan agar peristiwa di musim 2008-2010 tak terulang di musim depan, sebab ini sangat memengaruhi performa mereka.
Ketegangan di paddock Yamaha lantaran insiden yang terjadi di GP Malaysia. Saat itu Rossi melontarkan tuduhan kepada Marc Marquez bahwa kompatriotnya itu bersekongkol dengan Lorenzo untuk melanggengkan langkah X-Fuera merebut gelar juara dunia MotoGP 2015.
Tak hanya sekadar tuduhan, Rossi pun berbuat tindakan yang kurang sportif dengan menghentikan Marquez pada balapan seri 17 di Sirkuit Internasional Sepang. Akibatnya, Race Direction menjatuhkan sanksi berupa penalti dan The Doctor terpaksa memulai balapan di GP Valencia dari gird terakhir.
Lorenzo, yang merupakan kandidat juara berusaha memengaruhi FIM dan CAS agar banding yang dilakukan Rossi tak dikabulkan. Strategi itu pun berjalan sukses dan pemilik nomor 99 akhirnya keluar sebagai juara dengan merebut podium pertama di seri terakhir, sedang Marquez hanya mampu mendongkrak posisinya di urutan keempat.
Sontak, spekulasi tentang perseteruan Rossi dan Lorenzo makin memanas. Ada banyak wacana yang menyebut duo Garpu Tala memilih dinding pemisah pada musim depan, namun Meregalli seperti mematahkan rumor yang tengah berkembang tersebut. (Baca juga: Yamaha Minta Rossi dan Lorenzo Berdamai)
"Saya sudah mengatakan dalam beberapa pekan terakhir. Valentino dan Jorge saling menghormati, jadi saya tidak berpikir bahwa salah satu dari mereka bisa meminta pemisahan data, karena berbagi adalah salah satu hal yang membuat Yamaha menjadi tim pemenang," harap Meregalli seperti dikutip Motorsport, Rabu (11/11/2015).
Meregalli merasa aneh melihat keberhasilan tim Yamaha mengingat keadaan sengit di mana gelar juara dimenangkan oleh produsen Jepang. Situasi tegang ini bisa menimbulkan kerusakan pada musim depan. (Baca juga: Usia Makin Tua, Rossi: Enggak Ada yang Berubah)
"Jorge tidak pernah menyerah, terutama di awal tahun ketika ia memiliki beberapa masalah, jadi dia pantas merebut gelar juara. Dia tiba di Valencia dengan motivasi yang besar dan ia mampu tampil konsisten sepanjang sesi latihan, kualifikasi hingga balapan. Sebaliknya, Valentino tidak bisa melakukan lebih dari posisi empat saat ia memulai dari belakang: ketika Anda dalam posisi memimpin klasemen sejak pertama Grand Prix dan Anda kehilangan gelar di balapan terakhir, itu normal bahwa ada kekecewaan. Situasi tegang ini bisa menimbulkan kerusakan, karena kami memenangkan segalanya dan kita harus senang. Tentu saja kami puas, karena kita tidak bisa berbuat lebih banyak, tetapi masih terasa agak aneh," tutup Meregalli.
Ketegangan di paddock Yamaha lantaran insiden yang terjadi di GP Malaysia. Saat itu Rossi melontarkan tuduhan kepada Marc Marquez bahwa kompatriotnya itu bersekongkol dengan Lorenzo untuk melanggengkan langkah X-Fuera merebut gelar juara dunia MotoGP 2015.
Tak hanya sekadar tuduhan, Rossi pun berbuat tindakan yang kurang sportif dengan menghentikan Marquez pada balapan seri 17 di Sirkuit Internasional Sepang. Akibatnya, Race Direction menjatuhkan sanksi berupa penalti dan The Doctor terpaksa memulai balapan di GP Valencia dari gird terakhir.
Lorenzo, yang merupakan kandidat juara berusaha memengaruhi FIM dan CAS agar banding yang dilakukan Rossi tak dikabulkan. Strategi itu pun berjalan sukses dan pemilik nomor 99 akhirnya keluar sebagai juara dengan merebut podium pertama di seri terakhir, sedang Marquez hanya mampu mendongkrak posisinya di urutan keempat.
Sontak, spekulasi tentang perseteruan Rossi dan Lorenzo makin memanas. Ada banyak wacana yang menyebut duo Garpu Tala memilih dinding pemisah pada musim depan, namun Meregalli seperti mematahkan rumor yang tengah berkembang tersebut. (Baca juga: Yamaha Minta Rossi dan Lorenzo Berdamai)
"Saya sudah mengatakan dalam beberapa pekan terakhir. Valentino dan Jorge saling menghormati, jadi saya tidak berpikir bahwa salah satu dari mereka bisa meminta pemisahan data, karena berbagi adalah salah satu hal yang membuat Yamaha menjadi tim pemenang," harap Meregalli seperti dikutip Motorsport, Rabu (11/11/2015).
Meregalli merasa aneh melihat keberhasilan tim Yamaha mengingat keadaan sengit di mana gelar juara dimenangkan oleh produsen Jepang. Situasi tegang ini bisa menimbulkan kerusakan pada musim depan. (Baca juga: Usia Makin Tua, Rossi: Enggak Ada yang Berubah)
"Jorge tidak pernah menyerah, terutama di awal tahun ketika ia memiliki beberapa masalah, jadi dia pantas merebut gelar juara. Dia tiba di Valencia dengan motivasi yang besar dan ia mampu tampil konsisten sepanjang sesi latihan, kualifikasi hingga balapan. Sebaliknya, Valentino tidak bisa melakukan lebih dari posisi empat saat ia memulai dari belakang: ketika Anda dalam posisi memimpin klasemen sejak pertama Grand Prix dan Anda kehilangan gelar di balapan terakhir, itu normal bahwa ada kekecewaan. Situasi tegang ini bisa menimbulkan kerusakan, karena kami memenangkan segalanya dan kita harus senang. Tentu saja kami puas, karena kita tidak bisa berbuat lebih banyak, tetapi masih terasa agak aneh," tutup Meregalli.
(akr)