AFI Berubah FFI, HT: Agenda Besar Majukan Futsal Jalan Terus
A
A
A
YOGYAKARTA - Rencana perubahan nama Asosiasi Futsal Indonesia (AFI) menjadi Federasi Futsal Indonesia segera dilakukan. Niat perubahan nama AFI menjadi FFI karena penggunaan singkatan AFI tersebut bertabrakan dengan pihak lain.
Presiden AFI Hary Tanoesoedibjo mengatakan, perubahan nama tersebut secara teknis akan berimbas pada penggunaan nama di pengurus level daerah. "Ya, nantinya di daerah semuanya ikut menyesuaikan. Karena nama AFI ini sudah dipergunakan oleh pihak lain dan sudah didaftarkan, sehingga kita yang menyesuaikan,"tandas Hary Tanoe saat mengukuhkan pengurus Asosiasi Futsal Daerah (AFD) DI Yogyakarta, Rabu (18/11).
Kendati ada perubahan nama menjadi FFI, HT menyebut bahwa program yang digulirkannya sebagai Presiden AFI tidak mengalami perubahan. Tiga agenda besar untuk memajukan futsal Indonesia yang disiapkannya tetap jalan terus. Yakni sosialisasi dengan mempergunakan media, industrialisasi futsal, dan pengembangan maksimal dengan potensi dan sumberdaya yang dimiliki.
Sosialisasi futsal di media disebutnya akan memberikan dampak semakin dikenalnya futsal oleh seluruh lapisan masyarakat. Kondisi tersebut diharapkan mampu menjadi pendorong semakin percaya dirinya para pelaku futsal termasuk pemainnya untuk tampil di hadapan publik.
"Kepercayaan diri pemain tersebut harapannya akan semakin memperkuat image yang ada di masyarakat sehingga semakin banyak yang berlatih,"tambahnya.
Sementara upaya industrialisasi futsal dijelaskannya sangat dibutuhkan di era modern seperti sekarang ini. Perkembangan olahraga akan semakin bagus ketika bisa diarahkan menjadi sebuah produk industri. Dengan menjadi industri, kata HT, akan mendorong kemunculan masyarakat yang ikut mengembangkan futsal secara profesional.
Semakin banyak pelaku futsal profesional muncul, maka tren positif akan mulai terbangun dengan sendirinya. Hanya saja tren tersebut harus diikuti dengan upaya lanjutan yakni dengan memperbanyak kompetisi. "Semakin banyak yang berlatih, semakin banyak yang profesional maka semakin bagus untuk perkembangan futsal selanjutnya," tambahnya.
Latihan dan kompetisi disebut Harry menjadi sebuah modal dasar yang paling dibutuhkan untuk mengembangkan sebuah olahraga termasuk futsal. Hal tersebut disebutnya, sudah mulai dikembangkan oleh negara-negara lain, sehingga Indonesia harus mulai mengadopsinya jika tidak mau ketinggalan dengan negara lain.
Ketua AFD DIY Armando Pribadi menyebut, pengukuhan AFD menjadi sebuah modal yang positif untuk mendorong semakin bergeliatnya futsal di DIY. "Pengukuhan ini akan menjadikan lebih mudah lagi kita bergerak untuk semakin memasyarakatkan futsal," tandasnya.
Mantan Wasit Futsal Nasional tersebut mengatakan, saat ini perkembangan futsal di DIY sudah semakin positif. Hal tersebut terlihat dengan semakin banyaknya pihak yang ingin mengembangkan futsal menjadi kegiatan profesional.
Presiden AFI Hary Tanoesoedibjo mengatakan, perubahan nama tersebut secara teknis akan berimbas pada penggunaan nama di pengurus level daerah. "Ya, nantinya di daerah semuanya ikut menyesuaikan. Karena nama AFI ini sudah dipergunakan oleh pihak lain dan sudah didaftarkan, sehingga kita yang menyesuaikan,"tandas Hary Tanoe saat mengukuhkan pengurus Asosiasi Futsal Daerah (AFD) DI Yogyakarta, Rabu (18/11).
Kendati ada perubahan nama menjadi FFI, HT menyebut bahwa program yang digulirkannya sebagai Presiden AFI tidak mengalami perubahan. Tiga agenda besar untuk memajukan futsal Indonesia yang disiapkannya tetap jalan terus. Yakni sosialisasi dengan mempergunakan media, industrialisasi futsal, dan pengembangan maksimal dengan potensi dan sumberdaya yang dimiliki.
Sosialisasi futsal di media disebutnya akan memberikan dampak semakin dikenalnya futsal oleh seluruh lapisan masyarakat. Kondisi tersebut diharapkan mampu menjadi pendorong semakin percaya dirinya para pelaku futsal termasuk pemainnya untuk tampil di hadapan publik.
"Kepercayaan diri pemain tersebut harapannya akan semakin memperkuat image yang ada di masyarakat sehingga semakin banyak yang berlatih,"tambahnya.
Sementara upaya industrialisasi futsal dijelaskannya sangat dibutuhkan di era modern seperti sekarang ini. Perkembangan olahraga akan semakin bagus ketika bisa diarahkan menjadi sebuah produk industri. Dengan menjadi industri, kata HT, akan mendorong kemunculan masyarakat yang ikut mengembangkan futsal secara profesional.
Semakin banyak pelaku futsal profesional muncul, maka tren positif akan mulai terbangun dengan sendirinya. Hanya saja tren tersebut harus diikuti dengan upaya lanjutan yakni dengan memperbanyak kompetisi. "Semakin banyak yang berlatih, semakin banyak yang profesional maka semakin bagus untuk perkembangan futsal selanjutnya," tambahnya.
Latihan dan kompetisi disebut Harry menjadi sebuah modal dasar yang paling dibutuhkan untuk mengembangkan sebuah olahraga termasuk futsal. Hal tersebut disebutnya, sudah mulai dikembangkan oleh negara-negara lain, sehingga Indonesia harus mulai mengadopsinya jika tidak mau ketinggalan dengan negara lain.
Ketua AFD DIY Armando Pribadi menyebut, pengukuhan AFD menjadi sebuah modal yang positif untuk mendorong semakin bergeliatnya futsal di DIY. "Pengukuhan ini akan menjadikan lebih mudah lagi kita bergerak untuk semakin memasyarakatkan futsal," tandasnya.
Mantan Wasit Futsal Nasional tersebut mengatakan, saat ini perkembangan futsal di DIY sudah semakin positif. Hal tersebut terlihat dengan semakin banyaknya pihak yang ingin mengembangkan futsal menjadi kegiatan profesional.
(aww)