Surabaya United vs Arema Cronus: Rivalitas Rasa Baru
A
A
A
SLEMAN - Pertemuan Arema Cronus versus Surabaya United sekilas dipandang sebagai rivalitas klasik yang mewakili kutub Malang-Surabaya. Perseteruan yang tak hanya terjadi di lapangan, tapi juga kerap melibatkan kekerasan antara suporter Bonek dan Aremania.
Kedua tim akan bentrok di matchday 2 penyisihan Grup E babak 8 besar Piala Jenderal Sudirman di Stadion Maguwoharjo, Sleman, Sabtu (19/12/2105). Sebagian menganggap ada aroma klasik pada laga itu. Tapi tunggu dulu, perseteruan kali ini tidak akan seperti itu.
Rivalitas Arema Cronus dan Surabaya United bakal hambar karena hanya sebatas persaingan Malang-Surabaya. Tidak ada rivalitas kasar seperti yang pernah ditunjukkan kala era Arema Malang dan Persebaya Surabaya.
Faktor pertama adalah perubahan identitas yang dialami tim asuhan Ibnu Grahan. Semula memakai nama Persebaya, belakangan harus berganti menjadi Surabaya United. Domain suporter yang mendukung Surabaya United juga jauh lebih kecil dibanding Persebaya.
Kendati masih ada aroma Persebaya seperti sosok pelatih Ibnu Grahan, namun tak dimungkiri mereka tetap bukan Persebaya. Hal itu ditegaskan Pelatih Arema Cronus Joko Susilo yang menganggap Surabaya United bukan Persebaya yang pernah dihadapinya dulu semasa menjadi pemain.
"Kalau ada yang menyebut ini rivalitas Arema dan Persebaya, tampaknya terlalu berlebihan. Kalau rivalitas Malang-Surabaya mungkin iya, tapi Surabaya United bukan Persebaya yang dulu menjadi rival keras Arema. Dari semua aspek sudah beda," ujar Joko.
Dia menyebut karakter Surabaya United dengan Persebaya juga jauh berbeda dan tak bisa disamakan seperti dulu. Joko sendiri pernah mengalami bagaimana kerasnya berbenturan dengan Persebaya Surabaya ketika dirinya masih menjadi pemain Arema Malang.
Terlepas dari rivalitas itu, pelatih kelahiran Cepu mengatakan Surabaya United tak layak dipandang sebagai tim biasa. Fakta bahwa Evan Dimas dkk bisa lolos ke delapan besar Piala Jenderal Sudirman menunjukkan mereka punya kekuatan yang cukup mumpuni.
"Surabaya United memiliki pemain-pemain muda berkualitas yang dipadu dengan pemain senior. Mereka memiliki aset bagus, ditambah lagi motivasi berlipat setelah kalah di pertandingan pertama lalu. Tuntutan harus menang bisa membuat Surabaya United membahayakan," demikian Joko Susilo.
Kedua tim sama-sama kehilangan satu pemain karena kartu merah di laga sebelumnya. Arema Cronus tidak bisa memainkan pemain tengah Hendro Siswanto, sementara Surabaya United kehilangan striker enerjik Rudi Widodo. Selain itu, semua pemain dari kedua kubu dinyatakan siap tempur.
Kedua tim akan bentrok di matchday 2 penyisihan Grup E babak 8 besar Piala Jenderal Sudirman di Stadion Maguwoharjo, Sleman, Sabtu (19/12/2105). Sebagian menganggap ada aroma klasik pada laga itu. Tapi tunggu dulu, perseteruan kali ini tidak akan seperti itu.
Rivalitas Arema Cronus dan Surabaya United bakal hambar karena hanya sebatas persaingan Malang-Surabaya. Tidak ada rivalitas kasar seperti yang pernah ditunjukkan kala era Arema Malang dan Persebaya Surabaya.
Faktor pertama adalah perubahan identitas yang dialami tim asuhan Ibnu Grahan. Semula memakai nama Persebaya, belakangan harus berganti menjadi Surabaya United. Domain suporter yang mendukung Surabaya United juga jauh lebih kecil dibanding Persebaya.
Kendati masih ada aroma Persebaya seperti sosok pelatih Ibnu Grahan, namun tak dimungkiri mereka tetap bukan Persebaya. Hal itu ditegaskan Pelatih Arema Cronus Joko Susilo yang menganggap Surabaya United bukan Persebaya yang pernah dihadapinya dulu semasa menjadi pemain.
"Kalau ada yang menyebut ini rivalitas Arema dan Persebaya, tampaknya terlalu berlebihan. Kalau rivalitas Malang-Surabaya mungkin iya, tapi Surabaya United bukan Persebaya yang dulu menjadi rival keras Arema. Dari semua aspek sudah beda," ujar Joko.
Dia menyebut karakter Surabaya United dengan Persebaya juga jauh berbeda dan tak bisa disamakan seperti dulu. Joko sendiri pernah mengalami bagaimana kerasnya berbenturan dengan Persebaya Surabaya ketika dirinya masih menjadi pemain Arema Malang.
Terlepas dari rivalitas itu, pelatih kelahiran Cepu mengatakan Surabaya United tak layak dipandang sebagai tim biasa. Fakta bahwa Evan Dimas dkk bisa lolos ke delapan besar Piala Jenderal Sudirman menunjukkan mereka punya kekuatan yang cukup mumpuni.
"Surabaya United memiliki pemain-pemain muda berkualitas yang dipadu dengan pemain senior. Mereka memiliki aset bagus, ditambah lagi motivasi berlipat setelah kalah di pertandingan pertama lalu. Tuntutan harus menang bisa membuat Surabaya United membahayakan," demikian Joko Susilo.
Kedua tim sama-sama kehilangan satu pemain karena kartu merah di laga sebelumnya. Arema Cronus tidak bisa memainkan pemain tengah Hendro Siswanto, sementara Surabaya United kehilangan striker enerjik Rudi Widodo. Selain itu, semua pemain dari kedua kubu dinyatakan siap tempur.
(sha)