JK Serukan PSSI dan Kemenpora Akhiri Perseteruan Tahun Ini
A
A
A
JAKARTA - Wakil Presiden (Wapres) RI Jusuf Kalla (JK) prihatin dengan semakin berlarutnya perseteruan antara Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) dan PSSI. Karena itu, Wapres Jusuf Kalla meminta perseteruan Kemenpora dan PSSI yang terjadi sejak April 2015 itu diakhiri di tahun 2016.
Pasalnya, jika perseteruan yang tiada berujung itu terus berlanjut akan membuat nama Indonesia di sepak bola internasional semakin tenggelam. Akibatnya, tim nasional Indonesia terjerembab di peringkat 180 dunia dalam ranking FIFA per 7 Januari 2016. Ranking itu yang terburuk dalam sejarah sepak bola nasional.
"Sepak bola itu pertandingan. Jika tidak ada kompetisi tentu turun peringkatnya,"kata Wapres Jusuf Kalla saat menjadi pembicara kehormatan di News Forum Indonesia 2016 Challenges And Opportunities di Gedung MNC News Center, Jakarta, Kamis (21/1).
JK melanjutkan, selain secara peringkat dunia terus turun, tim nasional sepak bola Indonesia dipastikan tidak bisa tampil di Asian Games XVIII pada 2018. Jika itu terjadi akan menjadi tamparan memalukan bagi Indonesia yang menjadi tuan rumah Asian Games XVIII pada 18 Agustus-2 September 2018.
"Saya harap tahun ini (2016) selesai, kalau tidak, Indonesia tak bisa ikut Asian Games,"kata Jusuf Kalla mengingatkan.
Karena itu, JK meminta agar Kemenpora dan PSSI lebih mementingkan kepentingan nasional ketimbang ego masing-masing. Jika kedua badan olahraga nasional itu sama-sama keras kepala, kata JK, akan merugikan sepak bola nasional. "Semua ada batasannya, karena kalau FIFA keras akan merugikan Indonesia. Mudah-mudahan selesai tahun ini,"harapnya.
Karut-marut sepak bola Indonesia terjadi sejak dibekukannya PSSI oleh Kemenpora pada 18 April 2015. Akibatnya, kompetisi sepak bola nasional di semua level mati suri hingga waktu yang tidak bisa ditentukan.
Di dunia internasional, ranking timnas Indonesia bakal semakin tenggelam. Peringkat timnas Indonesia terpuruk karena dilarang bertanding oleh FIFA di semua event internasional.
Alhasil, timnas Indonesia tidak mendapatkan poin koefisien dalam penilaian ranking FIFA setiap bulan. Anjloknya ranking Indonesia tidak lepas dari jatuhnya sanksi dari FIFA kepada PSSI akibat intervensi pemerintah.
Pasalnya, jika perseteruan yang tiada berujung itu terus berlanjut akan membuat nama Indonesia di sepak bola internasional semakin tenggelam. Akibatnya, tim nasional Indonesia terjerembab di peringkat 180 dunia dalam ranking FIFA per 7 Januari 2016. Ranking itu yang terburuk dalam sejarah sepak bola nasional.
"Sepak bola itu pertandingan. Jika tidak ada kompetisi tentu turun peringkatnya,"kata Wapres Jusuf Kalla saat menjadi pembicara kehormatan di News Forum Indonesia 2016 Challenges And Opportunities di Gedung MNC News Center, Jakarta, Kamis (21/1).
JK melanjutkan, selain secara peringkat dunia terus turun, tim nasional sepak bola Indonesia dipastikan tidak bisa tampil di Asian Games XVIII pada 2018. Jika itu terjadi akan menjadi tamparan memalukan bagi Indonesia yang menjadi tuan rumah Asian Games XVIII pada 18 Agustus-2 September 2018.
"Saya harap tahun ini (2016) selesai, kalau tidak, Indonesia tak bisa ikut Asian Games,"kata Jusuf Kalla mengingatkan.
Karena itu, JK meminta agar Kemenpora dan PSSI lebih mementingkan kepentingan nasional ketimbang ego masing-masing. Jika kedua badan olahraga nasional itu sama-sama keras kepala, kata JK, akan merugikan sepak bola nasional. "Semua ada batasannya, karena kalau FIFA keras akan merugikan Indonesia. Mudah-mudahan selesai tahun ini,"harapnya.
Karut-marut sepak bola Indonesia terjadi sejak dibekukannya PSSI oleh Kemenpora pada 18 April 2015. Akibatnya, kompetisi sepak bola nasional di semua level mati suri hingga waktu yang tidak bisa ditentukan.
Di dunia internasional, ranking timnas Indonesia bakal semakin tenggelam. Peringkat timnas Indonesia terpuruk karena dilarang bertanding oleh FIFA di semua event internasional.
Alhasil, timnas Indonesia tidak mendapatkan poin koefisien dalam penilaian ranking FIFA setiap bulan. Anjloknya ranking Indonesia tidak lepas dari jatuhnya sanksi dari FIFA kepada PSSI akibat intervensi pemerintah.
(aww)