Gagal di Monaco, Si Firaun Kecil Kini Jadi Lebih Dewasa
A
A
A
ROMA - Karier Stephan El Shaarawy sedang meredup. Selama setengah musim di AS Monaco, sang pemain gagal menunjukkan aksi terbaiknya. El Shaarawy hanya mencatatkan 24 penampilan dan dari kesempatannya itu, ia cuma mencetak tiga gol.
Setelah dianggap gagal, El Shaarawy dipulangkan ke AC Milan. Meski rugi karena sudah memberikan 12 juta euro atau Rp 179 miliar di awal kesepakatan, Monaco tetap pada keputusannya. Klub Ligue 1 Prancis tersebut tak mau lagi menggunakan jasa Si Firaun Kecil.
"Tak mudah bermain di Monaco. Saya agak frustrasi. Monaco jadi klub pertama saya di luar negeri, namun musim pertama di sana tidak berjalan menarik," ucap El Shaarawy yang dikutip dari Football Italia.
Di Milan, El Shaarawy kembali mendapat penolakan. Lini serang I Rossoneri sudah dipenuhi pemain berbakat dan jika tidak melepasnya, El Shaarawy hanya menambah beban Milan khususnya dalam hal keuangan. Dengan membiarkannya pergi, Milan setidaknya bisa mendapat tambahan dana sebab harga jual El Shaarawy terbilang cukup tinggi.
Pemain 23 tahun itu akhirnya ditampung oleh AS Roma. Tim asuhan Luciano Spalletti tersebut meminjam sang pemain dengan kesepakatan transfer permanen pada musim panas 2016.
"Bisakah saya kembali ke Milan? Saat ini Roma sudah jadi prioritas saya. Tujuan saya memberikan yang terbaik untuk klub ini. Saya sudah melakukan banyak hal bersama Milan. Sekarang saya ingin melakukan yang terbaik di sini. Kami harus bekerja keras mendapatkan hasil terbaik," ungkapnya.
"Secara fisik, saya baik-baik saja. Metode latihan di Roma sangat berbeda dengan Monaco. Saya sudah tiga kali mengikutinya dan kini saya berada dalam kondisi siap," tegas pemain keturunan Mesir ini.
Di Roma, El Shaarawy mengenakan jersey bernomor punggung 22. Ia menggantikan peran Gervinho yang dijual ke Hebei China Fortune.
Setelah dianggap gagal, El Shaarawy dipulangkan ke AC Milan. Meski rugi karena sudah memberikan 12 juta euro atau Rp 179 miliar di awal kesepakatan, Monaco tetap pada keputusannya. Klub Ligue 1 Prancis tersebut tak mau lagi menggunakan jasa Si Firaun Kecil.
"Tak mudah bermain di Monaco. Saya agak frustrasi. Monaco jadi klub pertama saya di luar negeri, namun musim pertama di sana tidak berjalan menarik," ucap El Shaarawy yang dikutip dari Football Italia.
Di Milan, El Shaarawy kembali mendapat penolakan. Lini serang I Rossoneri sudah dipenuhi pemain berbakat dan jika tidak melepasnya, El Shaarawy hanya menambah beban Milan khususnya dalam hal keuangan. Dengan membiarkannya pergi, Milan setidaknya bisa mendapat tambahan dana sebab harga jual El Shaarawy terbilang cukup tinggi.
Pemain 23 tahun itu akhirnya ditampung oleh AS Roma. Tim asuhan Luciano Spalletti tersebut meminjam sang pemain dengan kesepakatan transfer permanen pada musim panas 2016.
"Bisakah saya kembali ke Milan? Saat ini Roma sudah jadi prioritas saya. Tujuan saya memberikan yang terbaik untuk klub ini. Saya sudah melakukan banyak hal bersama Milan. Sekarang saya ingin melakukan yang terbaik di sini. Kami harus bekerja keras mendapatkan hasil terbaik," ungkapnya.
"Secara fisik, saya baik-baik saja. Metode latihan di Roma sangat berbeda dengan Monaco. Saya sudah tiga kali mengikutinya dan kini saya berada dalam kondisi siap," tegas pemain keturunan Mesir ini.
Di Roma, El Shaarawy mengenakan jersey bernomor punggung 22. Ia menggantikan peran Gervinho yang dijual ke Hebei China Fortune.
(bep)