Praveen/Debby Pulang Lebih Cepat dari Thailand Masters
A
A
A
BANGKOK - Tampil buruk pasangan ganda campuran masa depan Indonesia, Praveen Jordan/Debby Susanto harus pulang lebih cepat dari turnamen Thailand Masters 2016. Praveen/Debby harus mengakui keunggulan pasangan tuan rumah Puavaranukroh Dechapol/Sapsiree Taerattanachai yang mengalahkan dua dim langsung, 13-21, 15-21.
Bukan hanya Praveen/Debby yang tersisih di babak pertama. Sejumlah pasangan ganda campuan Indonesia juga tersingkir lebih awal, seperti Alfian Eko Prasetya/Anissa Saufika yang dihadang Vitalij Durkin/Nina Vislova (Rusia) dengan skor 18-21, 21-17, 16-21. Disusul kekalahan Edi Subaktiar/Gloria Emanuelle Widjaja dari Zheng Siwei/Chen Qingchen (China), 12-21, 16-21. Pasangan yang baru ‘rujuk’ kembali, Riky Widianto/Richi Puspita Dili, juga tak kuasa menahan tekanan tuan rumah, Sudket Prapakamol/Saralee Thoungthongkam, 17-21, 22-20, 19-21.
Mengomentari kekalahannya di babak pertama ini Debby mengungkapkan kalau permainan lawan sebenarnya tak terlalu istimewa. "Mereka cuma kuat saja, sedangkan kondisi shuttlecock juga lambat. Kalau ditanya apakah kesulitan sih tidak juga, tetapi memang kendalanya ada di kami. Faktor kurang persiapan mungkin ya, kondisi badan juga kurang baik. Jadi saat latihan ada kendala juga, lutut saya sempat bengkak. Kami memang kurang maksimal di pertandingan hari ini,” kata Debby seperti dikutip situs resmi PBSI, Senin (9/2/2016).
Permainan Praveen/Debby memang bisa dibilang tak seperti biasanya. Hal ini berbeda dengan aksi yang ditunjukkan Dechapol/Taerattanachai yang lebih unggul dari segi kecepatan dan kekuatan, hingga mereka selalu memimpin perolehan angka. Di gim pertama, pasangan Thailand ini mengungguli Praveen/Debby hingga 10-3 dan membuat Praveen/Debby kesulitan untuk mengejar.
Permainan net Taerattanachai yang begitu agresif juga kerap memotong laju bola yang diarahkan Praveen/Debby. Hal ini berbeda dengan pertemuan kedua pasangan ini ketika di laga final India Terbuka 2016, di mana Praveen/Debby sulit sekali dibendung oleh pasangan muda dari Negeri Gajah Putih ini. Saat itu Praveen/Debby menang dengan skor 23-25, 21-9, 21-16.
Bukan hanya Praveen/Debby yang tersisih di babak pertama. Sejumlah pasangan ganda campuan Indonesia juga tersingkir lebih awal, seperti Alfian Eko Prasetya/Anissa Saufika yang dihadang Vitalij Durkin/Nina Vislova (Rusia) dengan skor 18-21, 21-17, 16-21. Disusul kekalahan Edi Subaktiar/Gloria Emanuelle Widjaja dari Zheng Siwei/Chen Qingchen (China), 12-21, 16-21. Pasangan yang baru ‘rujuk’ kembali, Riky Widianto/Richi Puspita Dili, juga tak kuasa menahan tekanan tuan rumah, Sudket Prapakamol/Saralee Thoungthongkam, 17-21, 22-20, 19-21.
Mengomentari kekalahannya di babak pertama ini Debby mengungkapkan kalau permainan lawan sebenarnya tak terlalu istimewa. "Mereka cuma kuat saja, sedangkan kondisi shuttlecock juga lambat. Kalau ditanya apakah kesulitan sih tidak juga, tetapi memang kendalanya ada di kami. Faktor kurang persiapan mungkin ya, kondisi badan juga kurang baik. Jadi saat latihan ada kendala juga, lutut saya sempat bengkak. Kami memang kurang maksimal di pertandingan hari ini,” kata Debby seperti dikutip situs resmi PBSI, Senin (9/2/2016).
Permainan Praveen/Debby memang bisa dibilang tak seperti biasanya. Hal ini berbeda dengan aksi yang ditunjukkan Dechapol/Taerattanachai yang lebih unggul dari segi kecepatan dan kekuatan, hingga mereka selalu memimpin perolehan angka. Di gim pertama, pasangan Thailand ini mengungguli Praveen/Debby hingga 10-3 dan membuat Praveen/Debby kesulitan untuk mengejar.
Permainan net Taerattanachai yang begitu agresif juga kerap memotong laju bola yang diarahkan Praveen/Debby. Hal ini berbeda dengan pertemuan kedua pasangan ini ketika di laga final India Terbuka 2016, di mana Praveen/Debby sulit sekali dibendung oleh pasangan muda dari Negeri Gajah Putih ini. Saat itu Praveen/Debby menang dengan skor 23-25, 21-9, 21-16.
(bbk)