Ganda Putri Bertumbangan, Pelatih Siap Disalahkan
A
A
A
BIRMINGHAM - Hasil buruk secara beruntun dirasakan Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari. Ganda putri Indonesia itu kalah dalam kejuaraan Jerman Terbuka 2016 dan All England 2016.
Pada Jerman Terbuka, langkah Greysia/Nitya terhenti di babak semifinal. Menghadapi pasangan Thailand, Puttita Supajirakul/Sapsiree Taerattanachai, Greysia/Nitya menyerah 21-16, 22-24 dan 19-21.
Sementara di ajang All England, mereka gugur pada babak pertama. Greysia/Nitya kalah 18-21 dan 21-23 dari pasangan Jepang, Naoko Fukuman/Kurumi Yonao.
"Dari akhir tahun 2015, saya sudah jabarkan bahwa target mereka ada di All England, Indonesia Open Super Series Premier dan Olimpiade. Turnamen di antara itu sebagai penjembatan saja. Namun bukan tanpa target, mereka tetap tidak boleh kalah yang nggak-nggak. Sebagai pemain ranking dua dunia, mereka harus mempertahankan dan memperlihatkan kualitas permainan mereka. Ini yang saya lihat lagi, saya mempertanyakan kepada diri saya, apa ada komunikasi yang salah dalam penjabaran tersebut. Saya lebih mengevaluasi diri saya ketimbang penampilan pemain," kata pelatih ganda putri, Eng Hian.
"Evaluasi secara teknis saya lihat dari dua turnamen (Jerman Terbuka dan All England). Tapi ini lebih evaluasi non teknis. Saya lihat penampilan Greysia/Nitya tidak seperti biasanya. Lebih ada faktor ketegangan, seperti ada beban yang tidak terlepaskan. Kembali lagi saya jadi bukannya mengevaluasi mereka berdua, tapi saya lebih mengevaluasi kepada diri saya sendiri. Apakah ada komunikasi saya yang salah, apakah ada penyampaian yang salah, atau selama ini ada penjabaran program turnamen dan target yang membuat mereka jadi beban. Karena buat Greysia/Nitya dua turnamen ini merupakan turnamen awal, yang kemarin evaluasi Piala Uber tidak saya hitung," tambahnya yang dipaparkan situs PBSI.
Selain Greysia/Nitya, kekalahan juga dialami Anggia Shitta Awanda/Ni Ketut Mahadewi dan Della Destiara Haris/Rosyita Eka Putri Sari. Pada babak kedua All England, Anggia/Ni Ketut tumbang di hadapan Christinna Pedersen/Kamilla Rytther Juhl. Sedangkan Della/Rosyita kalah dari Jung Kyung Eun/Shin Seung Chan.
"Komunikasi mendalam mengenai evaluasi hasil di sini masih belum semua dikeluarkan. Karena saya juga mengerti beban mereka. Kalau dipaksakan yang ada nanti sama-sama emosi. Karena All England juga menjadi target mereka pribadi. Nanti di Jakarta baru kita gali lebih dalam lagi apa yang menjadi kendala, untuk menyusun program kedepannya menuju Olimpiade," jelas Eng Hian.
Pada Jerman Terbuka, langkah Greysia/Nitya terhenti di babak semifinal. Menghadapi pasangan Thailand, Puttita Supajirakul/Sapsiree Taerattanachai, Greysia/Nitya menyerah 21-16, 22-24 dan 19-21.
Sementara di ajang All England, mereka gugur pada babak pertama. Greysia/Nitya kalah 18-21 dan 21-23 dari pasangan Jepang, Naoko Fukuman/Kurumi Yonao.
"Dari akhir tahun 2015, saya sudah jabarkan bahwa target mereka ada di All England, Indonesia Open Super Series Premier dan Olimpiade. Turnamen di antara itu sebagai penjembatan saja. Namun bukan tanpa target, mereka tetap tidak boleh kalah yang nggak-nggak. Sebagai pemain ranking dua dunia, mereka harus mempertahankan dan memperlihatkan kualitas permainan mereka. Ini yang saya lihat lagi, saya mempertanyakan kepada diri saya, apa ada komunikasi yang salah dalam penjabaran tersebut. Saya lebih mengevaluasi diri saya ketimbang penampilan pemain," kata pelatih ganda putri, Eng Hian.
"Evaluasi secara teknis saya lihat dari dua turnamen (Jerman Terbuka dan All England). Tapi ini lebih evaluasi non teknis. Saya lihat penampilan Greysia/Nitya tidak seperti biasanya. Lebih ada faktor ketegangan, seperti ada beban yang tidak terlepaskan. Kembali lagi saya jadi bukannya mengevaluasi mereka berdua, tapi saya lebih mengevaluasi kepada diri saya sendiri. Apakah ada komunikasi saya yang salah, apakah ada penyampaian yang salah, atau selama ini ada penjabaran program turnamen dan target yang membuat mereka jadi beban. Karena buat Greysia/Nitya dua turnamen ini merupakan turnamen awal, yang kemarin evaluasi Piala Uber tidak saya hitung," tambahnya yang dipaparkan situs PBSI.
Selain Greysia/Nitya, kekalahan juga dialami Anggia Shitta Awanda/Ni Ketut Mahadewi dan Della Destiara Haris/Rosyita Eka Putri Sari. Pada babak kedua All England, Anggia/Ni Ketut tumbang di hadapan Christinna Pedersen/Kamilla Rytther Juhl. Sedangkan Della/Rosyita kalah dari Jung Kyung Eun/Shin Seung Chan.
"Komunikasi mendalam mengenai evaluasi hasil di sini masih belum semua dikeluarkan. Karena saya juga mengerti beban mereka. Kalau dipaksakan yang ada nanti sama-sama emosi. Karena All England juga menjadi target mereka pribadi. Nanti di Jakarta baru kita gali lebih dalam lagi apa yang menjadi kendala, untuk menyusun program kedepannya menuju Olimpiade," jelas Eng Hian.
(bep)