Ambisi Para Pembelot di Episode II Persib vs Arema
A
A
A
JAKARTA - Final Piala Bhayangkara 2016 yang mempertemukan Persib Bandung versus Arema Cronus, Minggu (3/4/2016), menjadi momen istimewa bagi Samsul Arif dan Purwaka Yudhi. Keduanya merupakan mantan idola arek-arek Malang yang menyeberang ke Bandung awal 2016 silam.
Sejatinya pertemuan dengan mantan klub bukan pertama kalinya, karena sebelumnya Samsul dan Purwaka sudah bersua dengan Arema di Bali Island Cup 2016 lalu. Tapi momentum final jelas sangat berbeda di reuni episode kedua dan itu sangat dirasakan Samsul Arif.
Menurutnya, pertemuan dengan Arema Cronus jelas akan melibatkan sisi emosional. Itu membuat dia lebih tertantang untuk menunjukkan kualitas terbaiknya. "Saya tahu posisi saya menjadi perbincangan karena sebelumnya saya memperkuat Arema," kata Samsul.
Situasi tersebut, dilanjutkan dia, "Tentu saya akan mendapat tekanan dari Aremania. Tapi itu bukan masalah dan sudah biasa bagi pesepak bola di mana saja. Saya justru tertantang dengan situasi ini dan ingin membawa Persib Bandung juara. Saya optimistis bisa." (Baca juga: Persib Yakin Tuah Gelora Bung Karno).
Samsul selama tiga musim bersama Singo Edan setelah diangkut dari Persela Lamongan. Keputusannya tak memperpanjang kontrak sebenarnya cukup dimaklumi, namun pilihannya menuju Persib Bandung sempat mengecewakan Aremania karena rivalitas kedua klub.
Menghadapi potensi ancaman dari Samsul, pemain Arema siap menghentikan akselerasi pemain kelahiran Bojonegoro tersebut. Salah satu pemain yang bakal berkonflik secara langsung adalah full back Johan Alfarizie yang menjadi kekuatan permanen di sisi kiri pertahanan Arema.
Samsul yang bergerak di sektor kanan dan kiri lapangan pastinya bakal bersua dengan Alfarizie yang menjadi penentu Arema ke final. Full back asli didikan Singo Edan ini mengaku siap mental untuk bertemu dengan mantan rekan setimnya tersebut.
"Samsul Arif merupakan tipe penyerang yang sulit dibendung karena punya power dan kecepatan. Mobilitasnya sangat tinggi. Saya akan berupaya semaksimal mungkin menghentikan dia. Saya sudah hafal cara dia bermain dan saya merasa tidak ada masalah," ungkap Alfarizie.
Alfarizie harus menghadapi dua problem. Selain harus menghadapi Samsul Arif dan penyerang Persib lainnya, perhatiannya juga harus tercurah pada sang anak, Diego Aliando, yang masih dirawat di rumah sakit di Malang. Walau tak bisa membawa anak-istrinya ke Jakarta, dia berjanji untuk fokus penuh di partai final.
Sejatinya pertemuan dengan mantan klub bukan pertama kalinya, karena sebelumnya Samsul dan Purwaka sudah bersua dengan Arema di Bali Island Cup 2016 lalu. Tapi momentum final jelas sangat berbeda di reuni episode kedua dan itu sangat dirasakan Samsul Arif.
Menurutnya, pertemuan dengan Arema Cronus jelas akan melibatkan sisi emosional. Itu membuat dia lebih tertantang untuk menunjukkan kualitas terbaiknya. "Saya tahu posisi saya menjadi perbincangan karena sebelumnya saya memperkuat Arema," kata Samsul.
Situasi tersebut, dilanjutkan dia, "Tentu saya akan mendapat tekanan dari Aremania. Tapi itu bukan masalah dan sudah biasa bagi pesepak bola di mana saja. Saya justru tertantang dengan situasi ini dan ingin membawa Persib Bandung juara. Saya optimistis bisa." (Baca juga: Persib Yakin Tuah Gelora Bung Karno).
Samsul selama tiga musim bersama Singo Edan setelah diangkut dari Persela Lamongan. Keputusannya tak memperpanjang kontrak sebenarnya cukup dimaklumi, namun pilihannya menuju Persib Bandung sempat mengecewakan Aremania karena rivalitas kedua klub.
Menghadapi potensi ancaman dari Samsul, pemain Arema siap menghentikan akselerasi pemain kelahiran Bojonegoro tersebut. Salah satu pemain yang bakal berkonflik secara langsung adalah full back Johan Alfarizie yang menjadi kekuatan permanen di sisi kiri pertahanan Arema.
Samsul yang bergerak di sektor kanan dan kiri lapangan pastinya bakal bersua dengan Alfarizie yang menjadi penentu Arema ke final. Full back asli didikan Singo Edan ini mengaku siap mental untuk bertemu dengan mantan rekan setimnya tersebut.
"Samsul Arif merupakan tipe penyerang yang sulit dibendung karena punya power dan kecepatan. Mobilitasnya sangat tinggi. Saya akan berupaya semaksimal mungkin menghentikan dia. Saya sudah hafal cara dia bermain dan saya merasa tidak ada masalah," ungkap Alfarizie.
Alfarizie harus menghadapi dua problem. Selain harus menghadapi Samsul Arif dan penyerang Persib lainnya, perhatiannya juga harus tercurah pada sang anak, Diego Aliando, yang masih dirawat di rumah sakit di Malang. Walau tak bisa membawa anak-istrinya ke Jakarta, dia berjanji untuk fokus penuh di partai final.
(sha)