Ranieri Tidak Pernah Berharap Leicester City Pimpin Klasemen
Ranieri Tidak Pernah Berharap Leicester City Pimpin Klasemen
A
A
A
LONDON - Claudio Ranieri mengeluarkan pengakuan. The Tinkerman menyatakan apa yang digapai Leicester City di Liga Inggris musim ini, berbeda dari harapan semula.
Ranieri mengaku terkejut dengan torehan armadanya. Dia tidak pernah mengira The Foxes bisa memimpin klasemen dan sedikit lagi jadi juara. Sebab, tugas utamanya hanyalah menjaga agar Leicester tetap bertahan di Liga Inggris.
Misi itu diemban Ranieri mengingat Leicester belum lama naik kelas. Apalagi, pada musim 2014/2015, atau setelah mendapat promosi, Shinji Okazaki dkk nyaris turun kasta. Pelatih berusia 64 tahun itu mengaku hanya diminta untuk meraih cukup angka ketika ditunjuk sebagai pelatih pada 13 Juli 2015.
“Ketika bertemu dengan pemilik klub (Leicester City) untuk pertama kali, saya hanya diminta mengumpulkan 40 angka. Itu tujuan utama. Itu total perolehan yang perlu kami berikan pada fans,” ucap Ranieri, dilansir sky sport.
Mendapat target 40 angka, berarti Ranieri tidak pernah dibebankan masuk 10 besar, apalagi memimpin klasemen. Sebab, 40 angka merupakan torehan Leicester pada musim lalu yang finish di urutan ke-14.
“Ketika diangkat jadi pelatih Leicester, saya tidak pernah bermimpi bakal menyaksikan kejadian ini. Ketika saya membaca koran, dan melihat Leicester City berada di puncak klasemen dan meraih 69 angka,” tambah pelatih asal Italia itu.
Ranieri pantas terkejut. Perolehan Leicester sangat jauh dari perkiraan, lebih banyak 29 angka dari target semula. Jumlahnya mengalahkan Chelsea, Manchester City (Man City), Manchester United (MU), Arsenal dan Liverpool.
Leicester memperlihatkan potensinya dengan memuncaki klasemen minimal selama 13 pekan beruntun. Mereka bahkan tidak pernah terlempar dari enam besar. “Musim lalu, Leicester hanya unggul tujuh angka dari zona merah. Kami harus berjuang hingga akhir untuk menyelamatkan diri,” pungkas Ranieri.
Ranieri mengaku terkejut dengan torehan armadanya. Dia tidak pernah mengira The Foxes bisa memimpin klasemen dan sedikit lagi jadi juara. Sebab, tugas utamanya hanyalah menjaga agar Leicester tetap bertahan di Liga Inggris.
Misi itu diemban Ranieri mengingat Leicester belum lama naik kelas. Apalagi, pada musim 2014/2015, atau setelah mendapat promosi, Shinji Okazaki dkk nyaris turun kasta. Pelatih berusia 64 tahun itu mengaku hanya diminta untuk meraih cukup angka ketika ditunjuk sebagai pelatih pada 13 Juli 2015.
“Ketika bertemu dengan pemilik klub (Leicester City) untuk pertama kali, saya hanya diminta mengumpulkan 40 angka. Itu tujuan utama. Itu total perolehan yang perlu kami berikan pada fans,” ucap Ranieri, dilansir sky sport.
Mendapat target 40 angka, berarti Ranieri tidak pernah dibebankan masuk 10 besar, apalagi memimpin klasemen. Sebab, 40 angka merupakan torehan Leicester pada musim lalu yang finish di urutan ke-14.
“Ketika diangkat jadi pelatih Leicester, saya tidak pernah bermimpi bakal menyaksikan kejadian ini. Ketika saya membaca koran, dan melihat Leicester City berada di puncak klasemen dan meraih 69 angka,” tambah pelatih asal Italia itu.
Ranieri pantas terkejut. Perolehan Leicester sangat jauh dari perkiraan, lebih banyak 29 angka dari target semula. Jumlahnya mengalahkan Chelsea, Manchester City (Man City), Manchester United (MU), Arsenal dan Liverpool.
Leicester memperlihatkan potensinya dengan memuncaki klasemen minimal selama 13 pekan beruntun. Mereka bahkan tidak pernah terlempar dari enam besar. “Musim lalu, Leicester hanya unggul tujuh angka dari zona merah. Kami harus berjuang hingga akhir untuk menyelamatkan diri,” pungkas Ranieri.
(mir)
Explore More