Ingin Cetak Banyak Gol?, Jangan Latihan Menembak
A
A
A
LONDON - Jamie Vardy membeberkan kunci mengapa produktivitasnya begitu tinggi pada musim ini. Bomber Leicester City itu mengaku bisa mencetak banyak gol karena jarang latihan menembak.
Performa Vardy musim ini bikin banyak orang terpana. Sebab, perkembanganya dibanding periode sebelumnya bagai langit dan bumi. Pada 2013/2014 ketika Leicester naik kelas, penyerang berusia 29 tahun itu hanya mengemas lima gol dari 34 partai Liga Inggris, atau 0,14 gol per laga.
Sekarang Vardy mendulang 21 gol dari 33 penampilan di kompetisi domestic, atau 0,64 gol per pertandingan. Peningkatannya hampir 420% ketimbang musim lalu. Koleksi mantan ujung tombak Fleetwood Town, itu masih bisa bertambah karena Leicester punya lima partai lagi di Liga Inggris.
Torehan 21 gol itu dihasilkan Vardy dari 85 tembakan. Bila dikalkulasi berarti satu gol setiap 4,04 tembakan. Sebanyak 16 gol tercipta dari kaki kanan, tiga gol dari kaki kiri dan dua gol melalui kepala.
Area dimana gol tercipta, yakni 39% dari dalam kotak pinalti. Rinciannya, 24% dari sisi kiri, dan 10% dari sisi kanan, serta 5% tepat dari depan gawang. Sedangkan 38%, tercipta dari jarak jauh.
Melihat statistic tersebut, banyak yang mengira Vardy telah melakukan latihan khusus. Diantaranya latihan menembak. Soalnya, disektor ini terjadi perkembangan sangat signifikan. Faktanya, pada edisi 2014/2015, Vardy hanya mencatat 40 tembakan selama menjalani 34 pertandingan.
Tapi, analisa itu dibantah Vardy. Pemain bernama lengkap Jamie Richard Vardy, itu menyatakan hampir tidak pernah melakukan latihan khusus untuk menembak. Sebab, pelatih Claudio Ranieri tidak pernah mengijinkannya untuk latihan menembak.
“Saya jarang mendapat kesempatan untuk melatih tembakan atau penyelesaian akhir. Sebab, ketika kami akan melakukan latihan menembak biasanya saat awal pekan. Saat itu pelatih meminta kami untuk mengistirahatkan kaki,” jelas Vardy, dilansir daily mail.
Vardy menambahkan Ranieri jarang menyuruh para pemain melakukan latihan yang menguras energi. Ranieri lebih mementingkan agar pasukannya tetap dalam kondisi bugar. Karena itu, Ranieri kerap tidak mengijinkan jika ada pemainnya berlatih di luar menu.
“Jadi biasanya, ketika ada latihan menembak, pelatih justru memerintahkan saya masuk ke dalam untuk beristirahat. Saya terus melakukan itu. Jika itu bertujuan untuk mengistirahatkan kaki, demi mencetak gol dan memenangkan pertandingan,” pungkas Vardy.
Gaya melatih Ranieri seperti yang diungkapkan Vardy cukup asing di telinga. Tapi, hasilnya dapat disaksikan sendiri. The Foxes kini diambang memenangi Liga Inggris untuk pertama kalinya dalam sejarah.
Performa Vardy musim ini bikin banyak orang terpana. Sebab, perkembanganya dibanding periode sebelumnya bagai langit dan bumi. Pada 2013/2014 ketika Leicester naik kelas, penyerang berusia 29 tahun itu hanya mengemas lima gol dari 34 partai Liga Inggris, atau 0,14 gol per laga.
Sekarang Vardy mendulang 21 gol dari 33 penampilan di kompetisi domestic, atau 0,64 gol per pertandingan. Peningkatannya hampir 420% ketimbang musim lalu. Koleksi mantan ujung tombak Fleetwood Town, itu masih bisa bertambah karena Leicester punya lima partai lagi di Liga Inggris.
Torehan 21 gol itu dihasilkan Vardy dari 85 tembakan. Bila dikalkulasi berarti satu gol setiap 4,04 tembakan. Sebanyak 16 gol tercipta dari kaki kanan, tiga gol dari kaki kiri dan dua gol melalui kepala.
Area dimana gol tercipta, yakni 39% dari dalam kotak pinalti. Rinciannya, 24% dari sisi kiri, dan 10% dari sisi kanan, serta 5% tepat dari depan gawang. Sedangkan 38%, tercipta dari jarak jauh.
Melihat statistic tersebut, banyak yang mengira Vardy telah melakukan latihan khusus. Diantaranya latihan menembak. Soalnya, disektor ini terjadi perkembangan sangat signifikan. Faktanya, pada edisi 2014/2015, Vardy hanya mencatat 40 tembakan selama menjalani 34 pertandingan.
Tapi, analisa itu dibantah Vardy. Pemain bernama lengkap Jamie Richard Vardy, itu menyatakan hampir tidak pernah melakukan latihan khusus untuk menembak. Sebab, pelatih Claudio Ranieri tidak pernah mengijinkannya untuk latihan menembak.
“Saya jarang mendapat kesempatan untuk melatih tembakan atau penyelesaian akhir. Sebab, ketika kami akan melakukan latihan menembak biasanya saat awal pekan. Saat itu pelatih meminta kami untuk mengistirahatkan kaki,” jelas Vardy, dilansir daily mail.
Vardy menambahkan Ranieri jarang menyuruh para pemain melakukan latihan yang menguras energi. Ranieri lebih mementingkan agar pasukannya tetap dalam kondisi bugar. Karena itu, Ranieri kerap tidak mengijinkan jika ada pemainnya berlatih di luar menu.
“Jadi biasanya, ketika ada latihan menembak, pelatih justru memerintahkan saya masuk ke dalam untuk beristirahat. Saya terus melakukan itu. Jika itu bertujuan untuk mengistirahatkan kaki, demi mencetak gol dan memenangkan pertandingan,” pungkas Vardy.
Gaya melatih Ranieri seperti yang diungkapkan Vardy cukup asing di telinga. Tapi, hasilnya dapat disaksikan sendiri. The Foxes kini diambang memenangi Liga Inggris untuk pertama kalinya dalam sejarah.
(mir)