Hadapi Ujian Sulit, Ranieri Cemaskan Leicester City
A
A
A
BARCELONA - Pelatih Leicester City, Claudio Ranieri, mengaku cemas jelang berakhirnya Liga Inggris. Arsitek asal Italia itu khawatir pasukannya bakal terpeleset lantaran ada lima ujian sulit.
Leicester terus memimpin klasemen Liga Inggris sejak match day ke-27, atau terhitung mulai 16 Januari 2016. The Foxes kini unggul tujuh angka dari Tottenham Hotspur. Mereka hanya perlu tiga kemenangan dari lima laga tersisa untuk jadi juara.
Melihat trend positif itu, Jamie Vardy dkk diyakini tidak akan tergeser dari posisinya. Mereka hampir dipastikan jadi penguasa baru Negeri Ratu Elizabeth II. Tapi, semua itu rupanya tidak membuat Ranieri tenang. The Tinkerman merasa Leicester masih dalam bahaya karena ada lima ujian sulit yang menghadang.
Ujian yang dimaksud Ranieri adalah lima lawan yang akan dihadapi. Leicester masih harus meladeni West Ham United (kandang), Swansea City (kandang), Manchester United (tandang), Everton (kandang) dan Chelsea (tandang). Melihat lawan-lawan tersebut, Ranieri menilai misi mengumpulkan sembilan angka bakal sangat berat.
“Kami sudah dipastikan masuk empat besar. Tapi, kompetisi belum selesai. Lima pertandingan terakhir akan jadi ujian terberat bagi kami. Tottenham Hotspur pastinya tidak akan menyerah. Artinya, kami harus tetap fokus,” ucap Ranieri, dilansir soccerway.
Ranieri meyakini lawan-lawan selanjutnya tidak akan mudah dikalahkan. Mereka bisa sangat berbahaya karena punya misi tersendiri. West Ham dan MU masih berusaha memperebutkan tiket Eropa, khususnya Liga Champions.
Swansea dan Everton sedang berjuang menghindari degradasi. Swansea dan Everton hanya terpaut 13 angka dan 12 angka dari zona merah. Sedangkan Chelsea bertekad menutup kompetisi dengan kemenangan. Intinya, potensi Leicester kehilangan angka cukup terbuka.
Selain itu, pernah terjadi dimana tim yang diyakini jadi juara malah tersungkur. Itu dialami MU pada 2011/2012. Di sisa lima laga terakhir, Setan Merah memimpin klasemen dengan keunggulan lima angka dari Manchester City (Man City).
Tapi, MU malah terpeleset, hanya mencatat tiga menang, satu imbang dan satu kalah. Sementara Man City menyapu bersih lima laga pamungkasnya. Ahasil, keduanya mengoleksi 89 angka. Tapi, The Citizens berhak juara karena unggul produktivitas gol.
Peristiwa serupa bisa saja dialami Leicester. Walau memimpin tujuh angka, jumlah golnya masih kalah dari Tottenham. Sejauh ini Spurs mengoleksi 60 gol, dan Leicester 57 gol.
Leicester terus memimpin klasemen Liga Inggris sejak match day ke-27, atau terhitung mulai 16 Januari 2016. The Foxes kini unggul tujuh angka dari Tottenham Hotspur. Mereka hanya perlu tiga kemenangan dari lima laga tersisa untuk jadi juara.
Melihat trend positif itu, Jamie Vardy dkk diyakini tidak akan tergeser dari posisinya. Mereka hampir dipastikan jadi penguasa baru Negeri Ratu Elizabeth II. Tapi, semua itu rupanya tidak membuat Ranieri tenang. The Tinkerman merasa Leicester masih dalam bahaya karena ada lima ujian sulit yang menghadang.
Ujian yang dimaksud Ranieri adalah lima lawan yang akan dihadapi. Leicester masih harus meladeni West Ham United (kandang), Swansea City (kandang), Manchester United (tandang), Everton (kandang) dan Chelsea (tandang). Melihat lawan-lawan tersebut, Ranieri menilai misi mengumpulkan sembilan angka bakal sangat berat.
“Kami sudah dipastikan masuk empat besar. Tapi, kompetisi belum selesai. Lima pertandingan terakhir akan jadi ujian terberat bagi kami. Tottenham Hotspur pastinya tidak akan menyerah. Artinya, kami harus tetap fokus,” ucap Ranieri, dilansir soccerway.
Ranieri meyakini lawan-lawan selanjutnya tidak akan mudah dikalahkan. Mereka bisa sangat berbahaya karena punya misi tersendiri. West Ham dan MU masih berusaha memperebutkan tiket Eropa, khususnya Liga Champions.
Swansea dan Everton sedang berjuang menghindari degradasi. Swansea dan Everton hanya terpaut 13 angka dan 12 angka dari zona merah. Sedangkan Chelsea bertekad menutup kompetisi dengan kemenangan. Intinya, potensi Leicester kehilangan angka cukup terbuka.
Selain itu, pernah terjadi dimana tim yang diyakini jadi juara malah tersungkur. Itu dialami MU pada 2011/2012. Di sisa lima laga terakhir, Setan Merah memimpin klasemen dengan keunggulan lima angka dari Manchester City (Man City).
Tapi, MU malah terpeleset, hanya mencatat tiga menang, satu imbang dan satu kalah. Sementara Man City menyapu bersih lima laga pamungkasnya. Ahasil, keduanya mengoleksi 89 angka. Tapi, The Citizens berhak juara karena unggul produktivitas gol.
Peristiwa serupa bisa saja dialami Leicester. Walau memimpin tujuh angka, jumlah golnya masih kalah dari Tottenham. Sejauh ini Spurs mengoleksi 60 gol, dan Leicester 57 gol.
(mir)