Usai Tumbalkan Sharapova, WADA Diminta Hapus Meldonium dari Daftar Doping
A
A
A
RIGA - Pro kontra kasus Meldonium membuat Latvia Grindex, perusahaan pembuat obat tersebut buka suara. Mereka meminta produknya diperbolehkan digunakan para atlet dengan alasan tidak ada kejelasan soal penelitian dari WADA, badan anti doping dunia.
Seperti dikutip inside the games, Rabu (20/4/2016), ketua dewan perusahaan farmasi Latvia Grindex, mengatakan produknya harus bisa lolos dari daftar obat yang dilarang WADA. Pasalnya, ia mengklaim belum menerima jawaban memuaskan dari WADA soal alasan meldonium ditetapkan sebagai zat berbahaya.
"Kami harus memastikan pada 1 Januari tahun depan obat kami tidak berada dalam daftar yang dilarang. Kami belum menerima jawaban dari alasan tersebut (melarang penggunaan meldonium," ucap Juris Bundulis, ketua dewan Latvia Grindex.
Perwakilan dari akademi Latvia Ivan Kalvins juga mengklaim pengguna meldonium yang sebelumnya terancam larangan tampil di Olimpiade, mesti dibebaskan dari sanksi tersebut. Ia menyebut penelitian yang dilakukan WADA tidak sahih dan berpotensi membuat hasil yang keliru yang tentunya merugikan para atlet.
"WADA akan punya pilihan lain setelah Olimpiade di mana tuntutan hukum akan mulai berdatangan. Beberapa proses hukum sudah berlangsung dan mereka harus mundur. WADA telah menginjak ranjau keputusan yang tidak bisa ditemukan dan sebentar lagi akan meledak," kata Kalvis kepada kantor berita Rusia, TASS.
Keputusan WADA Dipertanyakan
WADA memang jadi subjek kritikan soal larangan meldonium. Pasalnya, obat yang populer akibat digunakan Maria Sharapova di ajang Australia Terbuka 2016 hingga kini masih belum bisa terbukti berbahaya.
Banyak atlet, khususnya dari Rusia mengklaim meldonium bisa digunakan bebas di negara pecahan Uni Soviet. Nyatanya hal itu tak membuat WADA mengubah sikap dan tetap melarang sebagian atlet berlaga hingga proses penyelidikan tuntas. Sharapova sendiri saat ini sedang absen menanti sidang Federasi Tenis Internasional (ITF) dan terancam tidak bisa berlaga di Olimpiade Rio de Janeiro, Agustus mendatang.
Di tengah penyelidikan yang berjalan alot, WADA yang dipimpin Craig Reedie akhirnya memberi keringanan soal penggunaan meldonium. Mereka bakal memberi amnesti atau pengampunan jika kadar meldonium yang ditemukan dalam tubuh atlet cuma sebesar 1 mikrogram sebelum 1 Maret lalu.
Seperti dikutip inside the games, Rabu (20/4/2016), ketua dewan perusahaan farmasi Latvia Grindex, mengatakan produknya harus bisa lolos dari daftar obat yang dilarang WADA. Pasalnya, ia mengklaim belum menerima jawaban memuaskan dari WADA soal alasan meldonium ditetapkan sebagai zat berbahaya.
"Kami harus memastikan pada 1 Januari tahun depan obat kami tidak berada dalam daftar yang dilarang. Kami belum menerima jawaban dari alasan tersebut (melarang penggunaan meldonium," ucap Juris Bundulis, ketua dewan Latvia Grindex.
Perwakilan dari akademi Latvia Ivan Kalvins juga mengklaim pengguna meldonium yang sebelumnya terancam larangan tampil di Olimpiade, mesti dibebaskan dari sanksi tersebut. Ia menyebut penelitian yang dilakukan WADA tidak sahih dan berpotensi membuat hasil yang keliru yang tentunya merugikan para atlet.
"WADA akan punya pilihan lain setelah Olimpiade di mana tuntutan hukum akan mulai berdatangan. Beberapa proses hukum sudah berlangsung dan mereka harus mundur. WADA telah menginjak ranjau keputusan yang tidak bisa ditemukan dan sebentar lagi akan meledak," kata Kalvis kepada kantor berita Rusia, TASS.
Keputusan WADA Dipertanyakan
WADA memang jadi subjek kritikan soal larangan meldonium. Pasalnya, obat yang populer akibat digunakan Maria Sharapova di ajang Australia Terbuka 2016 hingga kini masih belum bisa terbukti berbahaya.
Banyak atlet, khususnya dari Rusia mengklaim meldonium bisa digunakan bebas di negara pecahan Uni Soviet. Nyatanya hal itu tak membuat WADA mengubah sikap dan tetap melarang sebagian atlet berlaga hingga proses penyelidikan tuntas. Sharapova sendiri saat ini sedang absen menanti sidang Federasi Tenis Internasional (ITF) dan terancam tidak bisa berlaga di Olimpiade Rio de Janeiro, Agustus mendatang.
Di tengah penyelidikan yang berjalan alot, WADA yang dipimpin Craig Reedie akhirnya memberi keringanan soal penggunaan meldonium. Mereka bakal memberi amnesti atau pengampunan jika kadar meldonium yang ditemukan dalam tubuh atlet cuma sebesar 1 mikrogram sebelum 1 Maret lalu.
(bbk)