Kasper Schmeichel Siap Kalahkan MU Demi Raih Kemerdekaan
A
A
A
LONDON - Partai tandang antara Leicester City melawan Manchester United (MU) akhir pekan nanti akan jadi momen penting bagi Kasper Schmeichel. Saat itu dia bisa keluar dari bayang-bayang ayahnya.
Memiliki ayah berlabel legendaris kadang melahirkan beban berat bagi pemain. Mereka mendapat tanggung jawab untuk menyamai atau melebih sukses orang tuanyanya. Itu dialami Kasper Schmeichel. Kiper The Foxes itu selalu dibandingkan dengan ayahnya, Peter Schmeichel.
Peter Schmeichel termasuk kiper terbaik yang pernah ada dalam sejarah. Sosok berusia 52 tahun itu meraih puluhan gelar dan penghargaan individu semasa aktif. Masa keemasannya berlangsung saat membela Manchester United (MU).
Selama delapan musim (1991-1999) mengawal gawang Setan Merah, Peter Schmeichel mendulang 14 trofi bergengsi, diantaranya lima titel Liga Inggris, dan satu takhta Liga Champions.
Untuk penghargaan individu, Peter Schmeichel sempat tiga kali dinobatkan sebagai kiper Denmark Terbaik dan Kiper Terbaik UEFA. Hingga akhir karirnya, dia selalu menerima pujian.
Ini yang jadi beban Kasper Schmeichel. Meski jadi putra Peter Schmeichel dan sama-sama jadi penjaga gawang, kisah karirnya jauh berbeda. Sepak terjang Kasper Schmeichel nyaris tidak terdengar.
Kasper Schmeichel memulai karirnya bersama Manchester City (Man City) pada 2005. Tapi, dia tidak mendapat tempat dan dipinjamkan ke Darlington, Bury, Falkirk, Cardiff City dan Coventry City. Dia lalu bergabung dengan Notts County (2009), Leeds United (2010), dan baru merapat ke Leicester pada 2011.
Ironisnya, selama 11 tahun berprofesi sebagai kiper, Kasper Schmeichel belum pernah meraih titel bergengsi. Sejauh ini dia baru merebut gelar Championship (2013/2014). Ini yang membuatnya terus tertekan. Soalnya, dia tidak bisa menyamai prestasi ayahnya yang bergelimang gelar.
“Masalahnya, saya sudah berusia 29 tahun. Saya sudah menikah dan memiliki dua anak. Tapi, masyarakat masih melihat saya sebagai putra seseorang. Banyak orang yang terkejut ketika saya mengatakan berumur 29 tahun,” ungkap Kasper Schmeichel.
Kesempatan Kasper Schmeichel untuk merdeka dari cengkraman ayahnya, kini ada di depan mata. Dia setidaknya berpeluang meraih satu gelar, yakni takhta Liga Inggris. Itu bisa terjadi jika dia bisa menundukan Setan Merah di Old Trafford, Minggu (1/5/2016).
Memiliki ayah berlabel legendaris kadang melahirkan beban berat bagi pemain. Mereka mendapat tanggung jawab untuk menyamai atau melebih sukses orang tuanyanya. Itu dialami Kasper Schmeichel. Kiper The Foxes itu selalu dibandingkan dengan ayahnya, Peter Schmeichel.
Peter Schmeichel termasuk kiper terbaik yang pernah ada dalam sejarah. Sosok berusia 52 tahun itu meraih puluhan gelar dan penghargaan individu semasa aktif. Masa keemasannya berlangsung saat membela Manchester United (MU).
Selama delapan musim (1991-1999) mengawal gawang Setan Merah, Peter Schmeichel mendulang 14 trofi bergengsi, diantaranya lima titel Liga Inggris, dan satu takhta Liga Champions.
Untuk penghargaan individu, Peter Schmeichel sempat tiga kali dinobatkan sebagai kiper Denmark Terbaik dan Kiper Terbaik UEFA. Hingga akhir karirnya, dia selalu menerima pujian.
Ini yang jadi beban Kasper Schmeichel. Meski jadi putra Peter Schmeichel dan sama-sama jadi penjaga gawang, kisah karirnya jauh berbeda. Sepak terjang Kasper Schmeichel nyaris tidak terdengar.
Kasper Schmeichel memulai karirnya bersama Manchester City (Man City) pada 2005. Tapi, dia tidak mendapat tempat dan dipinjamkan ke Darlington, Bury, Falkirk, Cardiff City dan Coventry City. Dia lalu bergabung dengan Notts County (2009), Leeds United (2010), dan baru merapat ke Leicester pada 2011.
Ironisnya, selama 11 tahun berprofesi sebagai kiper, Kasper Schmeichel belum pernah meraih titel bergengsi. Sejauh ini dia baru merebut gelar Championship (2013/2014). Ini yang membuatnya terus tertekan. Soalnya, dia tidak bisa menyamai prestasi ayahnya yang bergelimang gelar.
“Masalahnya, saya sudah berusia 29 tahun. Saya sudah menikah dan memiliki dua anak. Tapi, masyarakat masih melihat saya sebagai putra seseorang. Banyak orang yang terkejut ketika saya mengatakan berumur 29 tahun,” ungkap Kasper Schmeichel.
Kesempatan Kasper Schmeichel untuk merdeka dari cengkraman ayahnya, kini ada di depan mata. Dia setidaknya berpeluang meraih satu gelar, yakni takhta Liga Inggris. Itu bisa terjadi jika dia bisa menundukan Setan Merah di Old Trafford, Minggu (1/5/2016).
(mir)