Hooligan Inggris 1998 Ingin Serang Warga Muslim di Piala Eropa 2016
A
A
A
WELLINGBOROUGH - Piala Eropa 2016 kurang dari sebulan lagi bakal bergulir, namun faktor keamanan jadi masalah yang masih menghantui Prancis. Terakhir, salah satu pentolan hooligan (fans fanatik) Timnas Inggris diketahui telah merencanakan aksi penyerangan pada warga muslim di Kota Marseille.
Seperti dikutip Daily Mail, James Shayler atau yang dijuluki Pig from Marseilles (Babi dari Marseille) mengklaim sudah punya rencana melakukan tindak kekerasan dan rasisme di Piala Eropa 2016. Shayler membidik Kota Marseille jadi incarannya setelah Inggris dan Rusia bakal bertemu di Stade Velodrome, Marseille, 11 Juni mendatang.
Alih-alih menyiapkan stragegi bentrokan dengan suporter Negeri Beruang Merah, Shayler menyatakan siap bergabung dan bekerja sama. Ia mengaku akan membantu Rusia memerangi warga muslim.
"Rusia membenci mereka (Muslim), kan? Inggris akan dengan bersama Rusia melawan Muslim," ucap Shayler di kediamannya di kawasan Wellingborough, Northamptonshire pekan lalu.
Pria berambut cepak itu mengatakan sudah berkoordinasi dengan pemimpin Landscrona, organisasi suporter di Rusia. "Rusia memberi saya tiket ke Marseille sehingga sangat mungkin saya akan menonton di pertandingan terakhir mereka. Itu tidak akan jadi masalah," tambahnya.
Shayler adalah salah satu pentolan hooligan atau suporter garis keras di Inggris. Ia pernah dipenjara selama dua bulan akibat terlibat aksi kekerasan di Piala Eropa 1998 di Prancis ketika Timnas Inggris berhasil mengalahkan Tunisia di Marseille.
Ketika itu ia kedapatan melempar rudal ke arah polisi saat terjadi kerusuhan dan itulah asa muasal dijuluki Pig from Marseilles. Setahun kemudian, ia kembali masuk bui selama tujuh setengah tahun akibat terlibat bisnis perdagangan narkoba. Pada 2008 lalu, ia kembali masuk penjara karena jadi otak pencurian dua truk berisi TV Plasma.
Shayler mengaku bukan satu-satunya suporter yang tetap nekat bakal terbang ke Prancis dari sekitar 2000 hooligan yang sudah dilarang menyaksikan Piala Eropa 2016. Sebanyak 1.200 petugas keamanan akan dikerahkan di sekitar Stade Velodrome di mana para penonton akan diperiksa dengan metal detector sebelum masuk stadion.
Seperti dikutip Daily Mail, James Shayler atau yang dijuluki Pig from Marseilles (Babi dari Marseille) mengklaim sudah punya rencana melakukan tindak kekerasan dan rasisme di Piala Eropa 2016. Shayler membidik Kota Marseille jadi incarannya setelah Inggris dan Rusia bakal bertemu di Stade Velodrome, Marseille, 11 Juni mendatang.
Alih-alih menyiapkan stragegi bentrokan dengan suporter Negeri Beruang Merah, Shayler menyatakan siap bergabung dan bekerja sama. Ia mengaku akan membantu Rusia memerangi warga muslim.
"Rusia membenci mereka (Muslim), kan? Inggris akan dengan bersama Rusia melawan Muslim," ucap Shayler di kediamannya di kawasan Wellingborough, Northamptonshire pekan lalu.
Pria berambut cepak itu mengatakan sudah berkoordinasi dengan pemimpin Landscrona, organisasi suporter di Rusia. "Rusia memberi saya tiket ke Marseille sehingga sangat mungkin saya akan menonton di pertandingan terakhir mereka. Itu tidak akan jadi masalah," tambahnya.
Shayler adalah salah satu pentolan hooligan atau suporter garis keras di Inggris. Ia pernah dipenjara selama dua bulan akibat terlibat aksi kekerasan di Piala Eropa 1998 di Prancis ketika Timnas Inggris berhasil mengalahkan Tunisia di Marseille.
Ketika itu ia kedapatan melempar rudal ke arah polisi saat terjadi kerusuhan dan itulah asa muasal dijuluki Pig from Marseilles. Setahun kemudian, ia kembali masuk bui selama tujuh setengah tahun akibat terlibat bisnis perdagangan narkoba. Pada 2008 lalu, ia kembali masuk penjara karena jadi otak pencurian dua truk berisi TV Plasma.
Shayler mengaku bukan satu-satunya suporter yang tetap nekat bakal terbang ke Prancis dari sekitar 2000 hooligan yang sudah dilarang menyaksikan Piala Eropa 2016. Sebanyak 1.200 petugas keamanan akan dikerahkan di sekitar Stade Velodrome di mana para penonton akan diperiksa dengan metal detector sebelum masuk stadion.
(bbk)