Persipura Bikin Persela Terpuruk, Posisi Hansson di Ujung Tanduk
A
A
A
LAMONGAN - Posisi Pelatih Persela Lamongan Stefan Hansson di ujung tanduk setelah dibekap Persipura Jayapura, 0-1, di Stadion Surajaya, Senin (23/5) malam. Ini adalah kekalahan keempat di Indonesia Soccer Championship (ISC) A musim 2016 dan Persela semakin terpuruk di dasar klasemen sementara tanpa secuil poin pun.
Adalah Lukas Madowen yang menjadi pembeda hasil pertandingan malam itu lewat golnya menit 72'. Mandowen dalam posisi tepat dalam memanfaatkan bola rebound dari kiper Khoirul Huda saat membendung sepakan Boaz Salossa.
Melihat pertandingan secara umum, Persela memang tidak memiliki potensi untuk memenangkan pertandingan. Justru tim tamu yang mendominasi permainan dan menciptakan lebih banyak peluang. Persela sendiri susah payah menembus pertahanan Mutiara Hitam.
Dia babak pertama misalnya, peluang terbaik tuan rumah diperoleh Herman Dzumafo yang tandukannya mengarah ke kiper Yoo Jae Hoon. Sedangkan Persipura terlihat lebih kreatif dan memanfaatkan buruknya kepercayaan diri tim Laskar Joko Tingkir.
Begitu pula di babak kedua, Persela tidak mampu bangkit untuk mengambilalih permainan. Bahkan Persipura sempat membobol gawang Khoirul Huda menit 64' oleh aksi Ricardo Salampessy, namun dianulir wasit karena Boaz yang mengirim assist sudah dalam posisi offside.
Kecolongan satu gol tidak membuat motivasi anak-anak Lamongan tersulut. Sama sekali tak terlihat upaya lebih keras dari tim berkostum biru langit, sehingga tidak mampu menghindari kekalahan malam itu. Boaz Solossa layak menjadi penampil terbaik.
Dia membuat permainan Persipura hidup dan berbahaya bagi tuan rumah walah baru dimasukkan di babak kedua. Satu assist sudah cukup melengkapi performanya malam itu. Walau belum bisa disebut sempurna, tapi permainan Boaz memberi pengaruh besar pada kemenangan timnya.
Kemenangan Persipura ini merupakan yang pertama di ISC 2016 dan kini mereka mengoleksi 5 poin dari empat laga. Sebaliknya, Persela yang semakin terpuruk di dasar klasemen mulai memantik reaksi dari suporter yang datang ke stadion.
Suporter Persela Lamongan mulai meneriakkan tuntutan pergantian pelatih di pengujung babak kedua. Empat kali kalah secara beruntun di awal kompetisi merupakan pencapaian terburuk Persela sejak berkiprah di kompetisi level satu
Adalah Lukas Madowen yang menjadi pembeda hasil pertandingan malam itu lewat golnya menit 72'. Mandowen dalam posisi tepat dalam memanfaatkan bola rebound dari kiper Khoirul Huda saat membendung sepakan Boaz Salossa.
Melihat pertandingan secara umum, Persela memang tidak memiliki potensi untuk memenangkan pertandingan. Justru tim tamu yang mendominasi permainan dan menciptakan lebih banyak peluang. Persela sendiri susah payah menembus pertahanan Mutiara Hitam.
Dia babak pertama misalnya, peluang terbaik tuan rumah diperoleh Herman Dzumafo yang tandukannya mengarah ke kiper Yoo Jae Hoon. Sedangkan Persipura terlihat lebih kreatif dan memanfaatkan buruknya kepercayaan diri tim Laskar Joko Tingkir.
Begitu pula di babak kedua, Persela tidak mampu bangkit untuk mengambilalih permainan. Bahkan Persipura sempat membobol gawang Khoirul Huda menit 64' oleh aksi Ricardo Salampessy, namun dianulir wasit karena Boaz yang mengirim assist sudah dalam posisi offside.
Kecolongan satu gol tidak membuat motivasi anak-anak Lamongan tersulut. Sama sekali tak terlihat upaya lebih keras dari tim berkostum biru langit, sehingga tidak mampu menghindari kekalahan malam itu. Boaz Solossa layak menjadi penampil terbaik.
Dia membuat permainan Persipura hidup dan berbahaya bagi tuan rumah walah baru dimasukkan di babak kedua. Satu assist sudah cukup melengkapi performanya malam itu. Walau belum bisa disebut sempurna, tapi permainan Boaz memberi pengaruh besar pada kemenangan timnya.
Kemenangan Persipura ini merupakan yang pertama di ISC 2016 dan kini mereka mengoleksi 5 poin dari empat laga. Sebaliknya, Persela yang semakin terpuruk di dasar klasemen mulai memantik reaksi dari suporter yang datang ke stadion.
Suporter Persela Lamongan mulai meneriakkan tuntutan pergantian pelatih di pengujung babak kedua. Empat kali kalah secara beruntun di awal kompetisi merupakan pencapaian terburuk Persela sejak berkiprah di kompetisi level satu
(aww)