Sejarah di Ambang Sirna, Rio Haryanto Ogah Pusing
A
A
A
BARCELONA - Bukan rahasia lagi kiprah Rio Haryanto di ajang Formula 1 terganjal masalah dana. Meski prestasinya sebagai pembalap Indonesia pertama di ajang pacu jet darat terancam sirna, pemuda kelahiran Surakarta, Jawa Tengah, enggan kehilangan fokus menatap seri balapnya.
Rio berhasil mencatatkan sejarah dengan jadi pembalap Indonesia pertama yang berlaga di ajang Formula 1. Dengan bantuan dana dari PERTAMINA, Rio berhak memesan satu kursi di tim Manor Racing untuk bersaing dengan Lewis Hamilton cs.
Total dana yang mesti dibayar Rio untuk berlaga di F1 berjumlah 15 juta euro atau sekitar Rp228 Miliar. Namun, dana sebesar itu jelas tak bisa dipenuhi secara langsung.
Setelah PERTAMINA bersedia membantu jadi sponsorship tim Manor dengan biaya sebesar 5 juta euro atau Rp80 miliar, sisanya sebesar 10 juta euro (Rp151,9 miliar) pihak Rio yang mesti melunasinya. Namun, Rio tidak benar-benar ditinggal sendirian mengumpulkan dana sebanyak itu.
Pemerintah lewat Kementerian Pemuda dan Olahraga telah melakukan penggalangan dana untuk membantu Rio. Beragam cara dilakukan mulai dari kampanye lewat pesan singkat atau SMS, bahkan meminta bantuan dari BUMN lain.
Namun, hingga kini belum juga terkumpul dana senilai 10 juta euro, sementara deadline pelunasan biaya akan jatuh pada akhir Mei ini. Jika belum lunas hingga jatuh tempo, bukan tak mungkin Rio bakal mengakhiri musim lebih cepat. Statusnya sebagai pembalap pertama Indonesia di ajang bergengsi pun sirna karena masalah dana. (Baca Juga: Akankah Rio Haryanto Terhenti Sebelum Musim Balap Berakhir?)
Menanggapi kesulitannya, Rio mengaku belum punya jawaban pasti. Sadar dirinya dalam posisi sulit, Rio enggan terlalu memikirkannya dan cuma ingin fokus balapan.
"Saya tidak punya jawaban untuk masalah itu sekarang. Saya akan berikan yang terbaik tapi tentu saja dana jadi masalah," katanya kepada situs resmi F1.
"Masalah ini ditangani manajemen saya sehingga saya bisa konsentrasi penuh untuk balapan. Sebenarnya pertanyaan soal dana tidak berada di tangan saya, saya cuma ingin buktikan di atas lintasan untuk jadi yang terbaik. Tidak ada pertanyaan lagi, saya ingin bertahan dan menyelesaikan musim di sini," tegas Rio.
Selanjutnya, Rio masih akan bertarung di seri balap Eropa. Ia akan mengikuti Grand Prix Monaco di Sirkuit de Monaco, Monte Carlo, 29 Mei mendatang.
Bisa Saingi Pascal Wehrlein
Sudah lima seri balap Rio jalani musim ini. Bersama rekan setimnya, Pascal Wehrlein, Rio belum sekalipun mendulang poin untuk Manor Racing. Dua kali gagal menyelesaikan balapan (karena kerusakan mesin dan ditabrak), dan finis di posisi 17, 21, dan 17 didapat Rio.
Catatan itu tidak lebih baik ketimbang Pascal yang bisa finis di semua race karena belum mendapatkan masalah sekalipun. Namun ketika bisa menyelesaikan finis bersama, Pascal selalu dapat posisi yang lebih baik ketimbang Rio di mana ia mengakhiri balapan di peringkat 13, 18, dan 16.
Menanggapi hal tersebut, Rio secara terang-terangan memuji penampilan Pascal yang memang sudah jauh lebih pengalaman mengendarai mobil F1. Kendati demikian, optimistis diumbar pembalap Indonesia yang selalu bisa menyaingi catatan waktu tandemnya.
"Kami bekerja sangat baik bersama-sama. Ya dia sangat cepat dan mampu memotivasi saya. Di luar kemudi mobil, kami selalu bertukar ide karena kami berdua menginginkan yang terbaik untuk tim,"
"Dia adalah rekan setim yang keren. Dia adalah pembalap Mercedes masa depan dan ketika catatan waktu saya tidak terlalu jauh darinya, wow, itu sangat fantastis. Itu jadi referensi yang berguna bagi saya, tidak lebih lambat ketimbang dia," pungkasnya.
Rio berhasil mencatatkan sejarah dengan jadi pembalap Indonesia pertama yang berlaga di ajang Formula 1. Dengan bantuan dana dari PERTAMINA, Rio berhak memesan satu kursi di tim Manor Racing untuk bersaing dengan Lewis Hamilton cs.
Total dana yang mesti dibayar Rio untuk berlaga di F1 berjumlah 15 juta euro atau sekitar Rp228 Miliar. Namun, dana sebesar itu jelas tak bisa dipenuhi secara langsung.
Setelah PERTAMINA bersedia membantu jadi sponsorship tim Manor dengan biaya sebesar 5 juta euro atau Rp80 miliar, sisanya sebesar 10 juta euro (Rp151,9 miliar) pihak Rio yang mesti melunasinya. Namun, Rio tidak benar-benar ditinggal sendirian mengumpulkan dana sebanyak itu.
Pemerintah lewat Kementerian Pemuda dan Olahraga telah melakukan penggalangan dana untuk membantu Rio. Beragam cara dilakukan mulai dari kampanye lewat pesan singkat atau SMS, bahkan meminta bantuan dari BUMN lain.
Namun, hingga kini belum juga terkumpul dana senilai 10 juta euro, sementara deadline pelunasan biaya akan jatuh pada akhir Mei ini. Jika belum lunas hingga jatuh tempo, bukan tak mungkin Rio bakal mengakhiri musim lebih cepat. Statusnya sebagai pembalap pertama Indonesia di ajang bergengsi pun sirna karena masalah dana. (Baca Juga: Akankah Rio Haryanto Terhenti Sebelum Musim Balap Berakhir?)
Menanggapi kesulitannya, Rio mengaku belum punya jawaban pasti. Sadar dirinya dalam posisi sulit, Rio enggan terlalu memikirkannya dan cuma ingin fokus balapan.
"Saya tidak punya jawaban untuk masalah itu sekarang. Saya akan berikan yang terbaik tapi tentu saja dana jadi masalah," katanya kepada situs resmi F1.
"Masalah ini ditangani manajemen saya sehingga saya bisa konsentrasi penuh untuk balapan. Sebenarnya pertanyaan soal dana tidak berada di tangan saya, saya cuma ingin buktikan di atas lintasan untuk jadi yang terbaik. Tidak ada pertanyaan lagi, saya ingin bertahan dan menyelesaikan musim di sini," tegas Rio.
Selanjutnya, Rio masih akan bertarung di seri balap Eropa. Ia akan mengikuti Grand Prix Monaco di Sirkuit de Monaco, Monte Carlo, 29 Mei mendatang.
Bisa Saingi Pascal Wehrlein
Sudah lima seri balap Rio jalani musim ini. Bersama rekan setimnya, Pascal Wehrlein, Rio belum sekalipun mendulang poin untuk Manor Racing. Dua kali gagal menyelesaikan balapan (karena kerusakan mesin dan ditabrak), dan finis di posisi 17, 21, dan 17 didapat Rio.
Catatan itu tidak lebih baik ketimbang Pascal yang bisa finis di semua race karena belum mendapatkan masalah sekalipun. Namun ketika bisa menyelesaikan finis bersama, Pascal selalu dapat posisi yang lebih baik ketimbang Rio di mana ia mengakhiri balapan di peringkat 13, 18, dan 16.
Menanggapi hal tersebut, Rio secara terang-terangan memuji penampilan Pascal yang memang sudah jauh lebih pengalaman mengendarai mobil F1. Kendati demikian, optimistis diumbar pembalap Indonesia yang selalu bisa menyaingi catatan waktu tandemnya.
"Kami bekerja sangat baik bersama-sama. Ya dia sangat cepat dan mampu memotivasi saya. Di luar kemudi mobil, kami selalu bertukar ide karena kami berdua menginginkan yang terbaik untuk tim,"
"Dia adalah rekan setim yang keren. Dia adalah pembalap Mercedes masa depan dan ketika catatan waktu saya tidak terlalu jauh darinya, wow, itu sangat fantastis. Itu jadi referensi yang berguna bagi saya, tidak lebih lambat ketimbang dia," pungkasnya.
(aww)