Dihukum, Maria Sharapova Berpotensi Kehilangan Pemasukan Rp660 Miliar!
A
A
A
MONTREAL - Larangan bertanding selama dua tahun yang dijatuhkan Federasi Tenis Dunia (ITF) kepada Maria Sharapova, Rabu (8/6/2016), tak hanya berpengaruh pada karier tenisnya, juga berimbas pada pundi uang petenis cantik asal Rusia itu.
Sharapova dihukum atas tuduhan penggunaan zat terlarang meldonium. Petenis kelahiran Nyagan, Rusia, 19 April 1987, itu mendapat hukuman sementara pada Maret setelah positif mengonsumsi meldonium pada Januari 2016 di Australia Terbuka. Sharapova mengatakan dia telah menggunakan itu sejak tahun 2006 untuk masalah kesehatan, namun meldonium menjadi zat terlarang pada 1 Januari 2016. (Baca juga: Merasa Terzalimi, Maria Shrarapova Curhat di Facebook).
Majalah Forbes mengungkap, hukuman yang berlaku sejak 26 Januari 2016 hingga dua tahun ke depan itu memiliki implikasi terhadap kas Sharapova yang berpredikat sebagai atlet wanita dengan bayaran tertinggi di dunia selama 11 tahun beruntun sebelum Serena Williams menggesernya tahun ini.
Sharapova mendapat USD285 juta (3,76 triliun) selama kariernya dan rata-rata USD25 juta (Rp330 miliar) pendapatan dari uang hadiah, penampilan, dan endorsement selama tujuh tahun terakhir. Dengan hukuman larangan tampil dua tahun Sharapova bisa kehilangan pemasukan sekitar USD50 juta atau sekitar Rp660 miliar.
Penghasilan Sharapova dari lapangan turun secara signifikan sejak dia tidak bermain ketika tesnya gagal pada bulan Januari. Penghasilan dari endorsement juga berimbas negatif.
Tag Heuer memutuskan untuk tidak memperpanjang kontrak yang berakhir pada bulan Desember. American Express AXP tidak mengambil opsi untuk tahun kedua pada kesepakatan dengan Sharapova yang dibangun di AS Terbuka. Sharapova akan melakukan banding atas hukuman ini. (Baca juga: Dihukum Dua Tahun, Sharapova Berontak).
Sharapova dihukum atas tuduhan penggunaan zat terlarang meldonium. Petenis kelahiran Nyagan, Rusia, 19 April 1987, itu mendapat hukuman sementara pada Maret setelah positif mengonsumsi meldonium pada Januari 2016 di Australia Terbuka. Sharapova mengatakan dia telah menggunakan itu sejak tahun 2006 untuk masalah kesehatan, namun meldonium menjadi zat terlarang pada 1 Januari 2016. (Baca juga: Merasa Terzalimi, Maria Shrarapova Curhat di Facebook).
Majalah Forbes mengungkap, hukuman yang berlaku sejak 26 Januari 2016 hingga dua tahun ke depan itu memiliki implikasi terhadap kas Sharapova yang berpredikat sebagai atlet wanita dengan bayaran tertinggi di dunia selama 11 tahun beruntun sebelum Serena Williams menggesernya tahun ini.
Sharapova mendapat USD285 juta (3,76 triliun) selama kariernya dan rata-rata USD25 juta (Rp330 miliar) pendapatan dari uang hadiah, penampilan, dan endorsement selama tujuh tahun terakhir. Dengan hukuman larangan tampil dua tahun Sharapova bisa kehilangan pemasukan sekitar USD50 juta atau sekitar Rp660 miliar.
Penghasilan Sharapova dari lapangan turun secara signifikan sejak dia tidak bermain ketika tesnya gagal pada bulan Januari. Penghasilan dari endorsement juga berimbas negatif.
Tag Heuer memutuskan untuk tidak memperpanjang kontrak yang berakhir pada bulan Desember. American Express AXP tidak mengambil opsi untuk tahun kedua pada kesepakatan dengan Sharapova yang dibangun di AS Terbuka. Sharapova akan melakukan banding atas hukuman ini. (Baca juga: Dihukum Dua Tahun, Sharapova Berontak).
(sha)