Spanyol Tetap Andalkan Tiki-Taka Kontra Italia
A
A
A
PARIS - Spanyol akan menghadapi Italia di Stade de France, Paris, dalam babak 16 besar Piala Eropa 2016, Senin (27/6/2016). Gelandang Thiago Alcantara mengatakan, La Furia Roja tidak punya strategi khusus menghadapi Gianluigi Buffon Dkk.
Pertandingan yang bisa disebut ulangan final Piala Eropa 2012 itu jadi salah satu laga big match di babak 16 besar. Spanyol yang secara mengejutkan jadi runner up usai kalah dari Kroasia di laga terakhir Grup D, mesti menghadapi Italia yang keluar sebagai juara Grup E.
Kedua tim sama-sama mengemas dua kemenangan dan satu kekalahan di fase grup. Untuk itu, pelatih Italia dan Spanyol diprediksi akan mengeluarkan strategi terbaik untuk memenangkan pertandingan.
"Dalam pertandingan ini akan sulit untuk mencetak gol dan menciptakan peluang melawan mereka," ucap Thiago seperti dikutip ESPN.
Bicara soal strategi, Thiago mengatakan Spanyol tidak banyak berubah. Meski tak lagi menggunakan skema False 9 atau menempatkan gelandang sebagai striker bayangan seperti empat tahun silam, permainan bola cepat dari kaki ke kaki atau tiki-taka tetap akan diusung Cesc Fabregas cs.
"Sepak bola kami tidak lagi hanya mengandalkan lini tengah. Kami punya gelandang yang tahu bagaimana mengontrol bola, sayap yang bisa melakukan penetrasi dan bek yang dapat menekan dalam kondisi berbahaya atau tidak," tegasnya.
"Kami bisa bermain dengan berbagai gaya. Tapi, itu selalu dimulai dengan memainkan umpan," tambahnya.
Sekadar info, Spanyol yang kini dikomandoi Andres Iniesta jadi tim yang punya catatan passing tertinggi dari 24 peserta Piala Eropa 2016. Rata-rata mereka bisa mencatat umpan akurat sebesar 93 persen.
Bahkan umpan berbahaya yang dilepaskan Spanyol jadi yang tertinggi dengan mampu menciptakan 2023 umpan. Jumlah tersebut unggul jauh dari jumlah umpan Italia di tiga pertandingan mereka di fase grup.
Pertandingan yang bisa disebut ulangan final Piala Eropa 2012 itu jadi salah satu laga big match di babak 16 besar. Spanyol yang secara mengejutkan jadi runner up usai kalah dari Kroasia di laga terakhir Grup D, mesti menghadapi Italia yang keluar sebagai juara Grup E.
Kedua tim sama-sama mengemas dua kemenangan dan satu kekalahan di fase grup. Untuk itu, pelatih Italia dan Spanyol diprediksi akan mengeluarkan strategi terbaik untuk memenangkan pertandingan.
"Dalam pertandingan ini akan sulit untuk mencetak gol dan menciptakan peluang melawan mereka," ucap Thiago seperti dikutip ESPN.
Bicara soal strategi, Thiago mengatakan Spanyol tidak banyak berubah. Meski tak lagi menggunakan skema False 9 atau menempatkan gelandang sebagai striker bayangan seperti empat tahun silam, permainan bola cepat dari kaki ke kaki atau tiki-taka tetap akan diusung Cesc Fabregas cs.
"Sepak bola kami tidak lagi hanya mengandalkan lini tengah. Kami punya gelandang yang tahu bagaimana mengontrol bola, sayap yang bisa melakukan penetrasi dan bek yang dapat menekan dalam kondisi berbahaya atau tidak," tegasnya.
"Kami bisa bermain dengan berbagai gaya. Tapi, itu selalu dimulai dengan memainkan umpan," tambahnya.
Sekadar info, Spanyol yang kini dikomandoi Andres Iniesta jadi tim yang punya catatan passing tertinggi dari 24 peserta Piala Eropa 2016. Rata-rata mereka bisa mencatat umpan akurat sebesar 93 persen.
Bahkan umpan berbahaya yang dilepaskan Spanyol jadi yang tertinggi dengan mampu menciptakan 2023 umpan. Jumlah tersebut unggul jauh dari jumlah umpan Italia di tiga pertandingan mereka di fase grup.
(sbn)