Ketemu di Final, Raonic Diyakini Bakal Repotkan Murray
A
A
A
LONDON - Wimbledon 2016 sudah memasuki babak terakhir. Dua petenis beda kasta yakni Andy Murray dan Milos Raonic bakal bentrok di lapangan All England Tennis Club, Minggu (10/6/2016) waktu setempat.
Murray berhasil meraih final keduanya di Wimbledon. Petenis Inggris sukses menyingkirkan kuda hitam asal Republik Ceko Tomas Berdych dengan skor 6-3, 6-3, 6-3, Jumat (8/7/2016) waktu setempat.
Final tersebut jadi yang kedua bagi Murray di Wimbledon serta yang ketiga di tahun 2016, setelah Australia Terbuka dan Prancis Terbuka. Di final Wimbledon pertamanya 2013 lalu, petenis berusia 29 tahun merebut trofi juara dengan mengalahkan Novak Djokovic.
Siapa lawan Murray tahun ini? Milos Raonic keluar sebagai penantangnya.
Raonic menghentikan petenis kaya pengalaman Roger Federer di semifinal. Bertarung hingga lima set, petenis Kanada menang 6-3, 6-7(3-7), 4-6, 7-5, 6-3 dan berhak merebut tiket babak terakhir.
Bagi Raonic, keberhasilan ini adalah prestasi terbaiknya di level Grand Slam. Sebelumnya ia cuma mentok di babak empat besar sebanyak dua kali yakni di Wimbledon 2014 dan Australia Terbuka 2016.
Dari segi rekor pertemuan, Murray sedikit diuntungkan ketimbang Raonic. Ia menang delapan kali dan empat kali kalah dari 12 pertemuan terakhir di semua turnamen.
Kendati demikian, banyak pengamat malah menjagokan Raonic merengkuh titel Grand Slam pertamanya. Selain bermain apik di semifinal, semangat yang lebih besar jelas jadi senjata utama petenis berusia 25 tahun tersebut.
"Pikirkan apa yang anak muda bisa lakukan. Roger Federer unggul 10-0 di semifinal Wimbledon sebelum ini. Federer mengesankan, namun ini juga mengesankan dari Raonic," tutur John McEnroe, juara tiga kali Wimbledon seperti dikutip BBC.
"Semua pujian untuk Raonic, ia bermain bagis di semua lapangan rumput tahun ini. Melaju ke final Queens Club dan mempertahankan penampilannya di Wimbledon. Dia akan jadi ujian bagi siapapun yang melawannya," timpal Tim Henman, semifinalis empat kali Wimbledon.
Murray berhasil meraih final keduanya di Wimbledon. Petenis Inggris sukses menyingkirkan kuda hitam asal Republik Ceko Tomas Berdych dengan skor 6-3, 6-3, 6-3, Jumat (8/7/2016) waktu setempat.
Final tersebut jadi yang kedua bagi Murray di Wimbledon serta yang ketiga di tahun 2016, setelah Australia Terbuka dan Prancis Terbuka. Di final Wimbledon pertamanya 2013 lalu, petenis berusia 29 tahun merebut trofi juara dengan mengalahkan Novak Djokovic.
Siapa lawan Murray tahun ini? Milos Raonic keluar sebagai penantangnya.
Raonic menghentikan petenis kaya pengalaman Roger Federer di semifinal. Bertarung hingga lima set, petenis Kanada menang 6-3, 6-7(3-7), 4-6, 7-5, 6-3 dan berhak merebut tiket babak terakhir.
Bagi Raonic, keberhasilan ini adalah prestasi terbaiknya di level Grand Slam. Sebelumnya ia cuma mentok di babak empat besar sebanyak dua kali yakni di Wimbledon 2014 dan Australia Terbuka 2016.
Dari segi rekor pertemuan, Murray sedikit diuntungkan ketimbang Raonic. Ia menang delapan kali dan empat kali kalah dari 12 pertemuan terakhir di semua turnamen.
Kendati demikian, banyak pengamat malah menjagokan Raonic merengkuh titel Grand Slam pertamanya. Selain bermain apik di semifinal, semangat yang lebih besar jelas jadi senjata utama petenis berusia 25 tahun tersebut.
"Pikirkan apa yang anak muda bisa lakukan. Roger Federer unggul 10-0 di semifinal Wimbledon sebelum ini. Federer mengesankan, namun ini juga mengesankan dari Raonic," tutur John McEnroe, juara tiga kali Wimbledon seperti dikutip BBC.
"Semua pujian untuk Raonic, ia bermain bagis di semua lapangan rumput tahun ini. Melaju ke final Queens Club dan mempertahankan penampilannya di Wimbledon. Dia akan jadi ujian bagi siapapun yang melawannya," timpal Tim Henman, semifinalis empat kali Wimbledon.
(sha)