Karantina Jadi Ajang Nostalgia buat Praveen
A
A
A
KUDUS - Karantina tim olimpiade bulu tangkis Indonesia di Kudus, Jawa Tengah, sepertinya dijadikan sebagai ajang nostalgia buat Praveen Jordan. Maklum, rekan duet Debby Susanto ini bisa kembali merasakan kenangan sewaktu ia masih menjadi pemain junior dan berlatih di GOR Jati milik PB Djarum.
Praveen yang berasal dari PB Djarum, mengaku di karantina ini ia bisa sekaligus bernostalgia mengenang masa-masa menjadi pemain junior. "Iya sih teringat masa-masa dulu waktu masih jadi pemain junior. Tapi kemudian saya pindah latihan di GOR yang di Jakarta, jadi nggak terlalu lama juga di Kudus," ungkap Praveen seperti dikutip Badmintonindonesia, Rabu (13/7/2016).
Selain karantina dijadikan sebagai ajang nostalgia buat para atlet. Training Camp ini juga dimaksudkan agar atlet bisa lebih fresh, terutama ketika mereka berlatih dengan suasana baru di GOR Djarum. Padatnya kejuaraan dan ketatnya kompetisi yang disusul dengan program persiapan menuju olimpiade tentunya membuat atlet tak dapat terhindar dari rasa jenuh.
Karenanya pemilihan Kota Kudus dirasa sangat tepat untuk menyegarkan pikiran. "Sebetulnya program latihannya kurang lebih sama dengan di pelatnas, tetapi di sini rasanya suasananya beda. Saya pribadi merasa bisa me-refresh pikiran, jadi tidak jenuh, pikiran jadi segar dan latihannya semangat lagi," kata Praveen.
Selama karantina dua pasangan ganda campuran yang terdiri dari Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir dan Praveen/Debby, dibantu oleh empat pemain sparring yaitu Ronald Alexander/Melati Daeva Octavianti, serta Yantoni Edhy Saputra dan Marsheilla Gischa Islami. Di sesi latihan hari kedua karantina, tim ganda campuran menjalani latihan teknik yang dipadu dengan latihan fisik.
Praveen yang berasal dari PB Djarum, mengaku di karantina ini ia bisa sekaligus bernostalgia mengenang masa-masa menjadi pemain junior. "Iya sih teringat masa-masa dulu waktu masih jadi pemain junior. Tapi kemudian saya pindah latihan di GOR yang di Jakarta, jadi nggak terlalu lama juga di Kudus," ungkap Praveen seperti dikutip Badmintonindonesia, Rabu (13/7/2016).
Selain karantina dijadikan sebagai ajang nostalgia buat para atlet. Training Camp ini juga dimaksudkan agar atlet bisa lebih fresh, terutama ketika mereka berlatih dengan suasana baru di GOR Djarum. Padatnya kejuaraan dan ketatnya kompetisi yang disusul dengan program persiapan menuju olimpiade tentunya membuat atlet tak dapat terhindar dari rasa jenuh.
Karenanya pemilihan Kota Kudus dirasa sangat tepat untuk menyegarkan pikiran. "Sebetulnya program latihannya kurang lebih sama dengan di pelatnas, tetapi di sini rasanya suasananya beda. Saya pribadi merasa bisa me-refresh pikiran, jadi tidak jenuh, pikiran jadi segar dan latihannya semangat lagi," kata Praveen.
Selama karantina dua pasangan ganda campuran yang terdiri dari Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir dan Praveen/Debby, dibantu oleh empat pemain sparring yaitu Ronald Alexander/Melati Daeva Octavianti, serta Yantoni Edhy Saputra dan Marsheilla Gischa Islami. Di sesi latihan hari kedua karantina, tim ganda campuran menjalani latihan teknik yang dipadu dengan latihan fisik.
(sha)