Jordan King Ancam Posisi Rio Haryanto di Manor Racing
A
A
A
OXFORDSHIRE - Nasib Rio Haryanto untuk berlaga di sisa seri balap Formula 1 2016 bersama tim Manor Racing masih belum menemui kejelasan. Alih-alih datang kabar baik, ancaman tergerus dari posisi pembalap utama kian santer membayanginya.
Ya, Rio tengah menanti deadline soal nasibnya di pentas Formula 1 2016. Masih belum bisa melunasi kekurangan dana sebesar 7 juta euro atau sekitar Rp 101,4 miliar, pembalap kelahiran Surakarta, Jawa Tengah, itu disebut tinggal punya waktu hingga seri Hungaria berlangsung, 24 Juli mendatang.
Sejauh ini, belum ada kabar baik datang dari Indonesia perihal masalah tersebut. Satu-satunya secercah harapan muncul dari manajernya, Piers Hunnisett, yang mengatakan ada progres baik dalam beberapa minggu ke depan.
Jelas, hal itu bukan jaminan pasti untuk Rio. Ancaman terdepak dari kejuaraan balap mobil paling prestisius tetap membayanginya selama uang pelunasan belum disetor.
Terlebih, ancaman juga datang dari internal tim Manor Racing. Ya, development driver tim asal Inggris, Jordan King, mengaku siap jadi pembalap utama musim depan. "Saya merasa siap naik kelas ke mobil F1 untuk balapan," jelas King seperti dilansir Motorsport.
"Pertama kali saya mencoba mobil di pengujian Abu Dhabi memang cukup mengejutkan, namun ketika tes di Barcelona sudah sedikit terbiasa. Saya tahu apa yang saya lakukan dan memang bukan jadi 'bintang' ketika itu, sehingga saya cuma fokus bekerja dengan baik," tambahnya
"Secara fisik, mengendarai mobil GP2 lebih sulit ketimbang mobil F1. Kalau mental, saya lebih siap setelah merebut beberapa kemenangan. Apapun hasilnya, tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi. Saya cuma fokus di GP2 lalu menunggu apakah dapat panggilan," tegasnya.
King memang pernah bersaing dengan Rio ketika melakukan pengujian Manor akhir 2015 lalu. Namun beberapa bulan berselang, pembalap Indonesia yang terpilih masuk dalam tim utama.
King pun cuma jadi pembalap pengembang Manor. Pembalap berusia 22 tahun lantas tetap berkiprah di GP2 bersama tim asal Spanyol, Racing Engineering. Musim ini, King tercatat sebagai juara dua kali sprint race dalam dua seri terakhir di Austria dan Inggris.
Dua kemenangan itu pun dinilai King jadi modal berharga untuk kelanjutan kariernya, yang dimaksudkan bisa mentas di Formula 1. Ia pun berambisi bisa mengakhiri musim di tiga besar GP2 untuk memuluskan rencananya.
"Jika bisa berada di tiga besar dalam kejuaraan GP2, itu akan mempermudah langkah saya. Sejauh ini saya sudah melakukan tugas dengan baik, kami bisa bersaing di musim yang ketat, tapi baru bisa tampil konsisten beberapa minggu terakhir. Itu bisa membantu langkah saya ke F1 jadi lebih baik. Jelas bakal ada hubungannya dengan Manor, sehingga mereka mungkin jadi tempat saya selanjutnya," tutupnya.
Ya, Rio tengah menanti deadline soal nasibnya di pentas Formula 1 2016. Masih belum bisa melunasi kekurangan dana sebesar 7 juta euro atau sekitar Rp 101,4 miliar, pembalap kelahiran Surakarta, Jawa Tengah, itu disebut tinggal punya waktu hingga seri Hungaria berlangsung, 24 Juli mendatang.
Sejauh ini, belum ada kabar baik datang dari Indonesia perihal masalah tersebut. Satu-satunya secercah harapan muncul dari manajernya, Piers Hunnisett, yang mengatakan ada progres baik dalam beberapa minggu ke depan.
Jelas, hal itu bukan jaminan pasti untuk Rio. Ancaman terdepak dari kejuaraan balap mobil paling prestisius tetap membayanginya selama uang pelunasan belum disetor.
Terlebih, ancaman juga datang dari internal tim Manor Racing. Ya, development driver tim asal Inggris, Jordan King, mengaku siap jadi pembalap utama musim depan. "Saya merasa siap naik kelas ke mobil F1 untuk balapan," jelas King seperti dilansir Motorsport.
"Pertama kali saya mencoba mobil di pengujian Abu Dhabi memang cukup mengejutkan, namun ketika tes di Barcelona sudah sedikit terbiasa. Saya tahu apa yang saya lakukan dan memang bukan jadi 'bintang' ketika itu, sehingga saya cuma fokus bekerja dengan baik," tambahnya
"Secara fisik, mengendarai mobil GP2 lebih sulit ketimbang mobil F1. Kalau mental, saya lebih siap setelah merebut beberapa kemenangan. Apapun hasilnya, tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi. Saya cuma fokus di GP2 lalu menunggu apakah dapat panggilan," tegasnya.
King memang pernah bersaing dengan Rio ketika melakukan pengujian Manor akhir 2015 lalu. Namun beberapa bulan berselang, pembalap Indonesia yang terpilih masuk dalam tim utama.
King pun cuma jadi pembalap pengembang Manor. Pembalap berusia 22 tahun lantas tetap berkiprah di GP2 bersama tim asal Spanyol, Racing Engineering. Musim ini, King tercatat sebagai juara dua kali sprint race dalam dua seri terakhir di Austria dan Inggris.
Dua kemenangan itu pun dinilai King jadi modal berharga untuk kelanjutan kariernya, yang dimaksudkan bisa mentas di Formula 1. Ia pun berambisi bisa mengakhiri musim di tiga besar GP2 untuk memuluskan rencananya.
"Jika bisa berada di tiga besar dalam kejuaraan GP2, itu akan mempermudah langkah saya. Sejauh ini saya sudah melakukan tugas dengan baik, kami bisa bersaing di musim yang ketat, tapi baru bisa tampil konsisten beberapa minggu terakhir. Itu bisa membantu langkah saya ke F1 jadi lebih baik. Jelas bakal ada hubungannya dengan Manor, sehingga mereka mungkin jadi tempat saya selanjutnya," tutupnya.
(bbk)