Rusia Kehilangan Tiga Atlet Balap Sepeda
A
A
A
PARIS - Kontingen Rusia kehilangan atlet balap sepeda setelah Komite Olimpiade Rusia (ROC) mencoretnya. Ketiga atlet ini berpotensi terlibat kasus doping seperti yang pernah dilaporkan McLaren.
Federasi Balap Sepeda Internasional (UCI) telah mengumumkan pencoretan ketiga atlet tersebut. "UCI dalam proses indentifikasi sampel pembalap yang relevan dengan laporan Badan Anti-Doping Dunia (WADA)," bunyi pernyataan UCI dilansir Channelnewsasia, Jumat (29/7/2016).
Menurut UCI tiga nama pembalap Rusia tersebut telah disetorkan namanya untuk diperiksa. "Mereka itu termasuk dalam 11 pembalap yang terindikasi."
Skandal doping yang sempat menggemparkan dunia itu memang snagat mengejutkan. Pasalnya, pemerintah Negeri Beruang Merah dikabarkan terlibat dalam kasus tersebut.
Kasus memalukan dalam dunia olah raga kali pertama berhasil dibongkar oleh profesor hukum asal Kanada, Richard McLaren yang ditugaskan langsung WADA. Kontan hasil temuan membuat Komite Olimpiade Internasional (IOC) langsung bersikap. Beruntung, Rusia diberikan kesempatan tampil di Rio de Janeiro setelah IOC masih mempertimbangkan hak seorang atlet untuk bertanding.
Federasi Balap Sepeda Internasional (UCI) telah mengumumkan pencoretan ketiga atlet tersebut. "UCI dalam proses indentifikasi sampel pembalap yang relevan dengan laporan Badan Anti-Doping Dunia (WADA)," bunyi pernyataan UCI dilansir Channelnewsasia, Jumat (29/7/2016).
Menurut UCI tiga nama pembalap Rusia tersebut telah disetorkan namanya untuk diperiksa. "Mereka itu termasuk dalam 11 pembalap yang terindikasi."
Skandal doping yang sempat menggemparkan dunia itu memang snagat mengejutkan. Pasalnya, pemerintah Negeri Beruang Merah dikabarkan terlibat dalam kasus tersebut.
Kasus memalukan dalam dunia olah raga kali pertama berhasil dibongkar oleh profesor hukum asal Kanada, Richard McLaren yang ditugaskan langsung WADA. Kontan hasil temuan membuat Komite Olimpiade Internasional (IOC) langsung bersikap. Beruntung, Rusia diberikan kesempatan tampil di Rio de Janeiro setelah IOC masih mempertimbangkan hak seorang atlet untuk bertanding.
(bbk)