Vonis Ringan Kasus Doping Rusia Kekalahan bagi Dunia Olahraga
loading...
A
A
A
SYDNEY - Vonis ringan Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS) terhadap Rusia terkait kasus doping atletnya menuai banyak kritik. Pengurangan hukum dinilai menjadi pembenaran atas tindakan perusakan sampel penggunaan doping dalam olahraga.
Kepala Integritas Olahraga Australia David Sharpe menyatakan kekecewaan atas keputusan tiga panel hakim yang salah satunya dari Australia. Menurut dia, sanksi harus dijatuhkan sesuai aturan kepatuhan.
“Jika ini adalah sanksi yang sesuai di bawah aturan kepatuhan saat ini, maka pemerintah, gerakan olahraga, organisasi anti-doping nasional, dan atlet semua harus bersatu setelah keluarnya keputusan penuh dan segera bekerja untuk memperkuat aturan ini,” katanya dilansir abc.net.
Baca juga : Rossi dan Marquez Sama-Sama Binatang Buas di MotoGP, Bedanya di Mana?
Sebelumnya, Badan Anti-Doping Dunia (WADA) merekomendasikan sanksi larangan empat tahun bagi Rusia pada semua olahraga karena merusak data yang merupakan bagian dari penyelidikan selama bertahun-tahun terhadap penggunaan doping oleh atlet Rusia .
Namun, dalam keputusan 186 halaman yang tetap dirahasiakan, panel hakim CAS menguranginya menjadi dua tahun. Hukuman itu hanya berlaku untuk Olimpiade dan Paralimpiade dan tidak berlaku bagi pejabat IOC atau pejabat yang diundang oleh kepala negara untuk menghadiri acara olahraga besar.
Baca juga : Jadwal Live Streaming Pertandingan Sepak Bola di RCTI Plus, Minggu-Senin (20-21/12/2020)
Selain itu, atlet Rusia yang tidak terlibat doping atau menutupi hasil tes positif masih diizinkan untuk tampil di Olimpiade 2020, Olimpiade Musim Dingin 2022, dan Piala Dunia FIFA 2022. Namun, bendera maupun lagu kebangsaan Rusia dilarang sehingga tampil sebagai atlet atau tim netral.
Keputusan ini juga mendapat kritik keras dari Kepala Eksekutif Badan Anti-Doping AS (USADA) Travis Tygart. Menurut dia, satu-satunya yang merayakan keputusan tersebut adalah Rusia dan sisanya menjadi pukulan bagi dunia olahraga.
“Saya pikir itu memberi Rusia klaim kemenangan dan ini mungkin pertama kalinya apa yang mereka katakan itu benar dan akurat,” tegasnya.
Baca juga : Charles Conwell Nodai Rekor Tak Terkalahkan Musuhnya TKO Ronde 9
Dia juga mempertanyakan keputusan memperbolehkan atlet Rusia tampil di ajang olahraga besar. Menurut dia, hal itu akan terlihat konyol ketika mereka mengikuti kualifikasi namun tetap menyandang status wakil dari Rusia.
“Yang saya pikirkan betapa konyolnya ini untuk Piala Dunia 2022 di Qatar. Pada kualifikasi akan ada tim Rusia di bawah bendera Rusia dan kemudian ketika mereka masuk ke turnamen itu sendiri, atau final, mereka akan diberi nama ulang 'atlet netral dari Rusia' - hanya benderanya saja tidak akan. berada di sana,” pungkasnya.
Kepala Integritas Olahraga Australia David Sharpe menyatakan kekecewaan atas keputusan tiga panel hakim yang salah satunya dari Australia. Menurut dia, sanksi harus dijatuhkan sesuai aturan kepatuhan.
“Jika ini adalah sanksi yang sesuai di bawah aturan kepatuhan saat ini, maka pemerintah, gerakan olahraga, organisasi anti-doping nasional, dan atlet semua harus bersatu setelah keluarnya keputusan penuh dan segera bekerja untuk memperkuat aturan ini,” katanya dilansir abc.net.
Baca juga : Rossi dan Marquez Sama-Sama Binatang Buas di MotoGP, Bedanya di Mana?
Sebelumnya, Badan Anti-Doping Dunia (WADA) merekomendasikan sanksi larangan empat tahun bagi Rusia pada semua olahraga karena merusak data yang merupakan bagian dari penyelidikan selama bertahun-tahun terhadap penggunaan doping oleh atlet Rusia .
Namun, dalam keputusan 186 halaman yang tetap dirahasiakan, panel hakim CAS menguranginya menjadi dua tahun. Hukuman itu hanya berlaku untuk Olimpiade dan Paralimpiade dan tidak berlaku bagi pejabat IOC atau pejabat yang diundang oleh kepala negara untuk menghadiri acara olahraga besar.
Baca juga : Jadwal Live Streaming Pertandingan Sepak Bola di RCTI Plus, Minggu-Senin (20-21/12/2020)
Selain itu, atlet Rusia yang tidak terlibat doping atau menutupi hasil tes positif masih diizinkan untuk tampil di Olimpiade 2020, Olimpiade Musim Dingin 2022, dan Piala Dunia FIFA 2022. Namun, bendera maupun lagu kebangsaan Rusia dilarang sehingga tampil sebagai atlet atau tim netral.
Keputusan ini juga mendapat kritik keras dari Kepala Eksekutif Badan Anti-Doping AS (USADA) Travis Tygart. Menurut dia, satu-satunya yang merayakan keputusan tersebut adalah Rusia dan sisanya menjadi pukulan bagi dunia olahraga.
“Saya pikir itu memberi Rusia klaim kemenangan dan ini mungkin pertama kalinya apa yang mereka katakan itu benar dan akurat,” tegasnya.
Baca juga : Charles Conwell Nodai Rekor Tak Terkalahkan Musuhnya TKO Ronde 9
Dia juga mempertanyakan keputusan memperbolehkan atlet Rusia tampil di ajang olahraga besar. Menurut dia, hal itu akan terlihat konyol ketika mereka mengikuti kualifikasi namun tetap menyandang status wakil dari Rusia.
“Yang saya pikirkan betapa konyolnya ini untuk Piala Dunia 2022 di Qatar. Pada kualifikasi akan ada tim Rusia di bawah bendera Rusia dan kemudian ketika mereka masuk ke turnamen itu sendiri, atau final, mereka akan diberi nama ulang 'atlet netral dari Rusia' - hanya benderanya saja tidak akan. berada di sana,” pungkasnya.
(abr)