Ngaku Jagoan, Kepala Kena Tendang Ancelotti, Ibra Diam Gak Balas

Rabu, 03 Agustus 2016 - 19:52 WIB
Ngaku Jagoan, Kepala...
Ngaku Jagoan, Kepala Kena Tendang Ancelotti, Ibra Diam Gak Balas
A A A
MUENCHEN - Sering kita dengar Zlatan Ibrahimovic berkoar bahwa dirinyalah yang paling jago, tidak hanya di lapangan tapi juga di luar lapangan. Setiap pesepak bola atau mantan pesepak bola dan pengamat yang mengkritiknya. Tak perduli mereka bernama besar, tetap saja Ibra ngotot tak mau kalah dan menyombongkan diri.

Tapi sepertinya, kalau dia merasa punya salah, Ibra tetaplah manusia biasa. Hal itu terjadi dalam sebuah insiden kala dirinya masih berseragam Paris Saint-Germain (PSG) yang mana pelatihnya masih seorang Carlo Ancelotti.

Dalam sebuah wawancara eksklusif terbaru dengan Four Four Two. Ancelotti menceritakan kembali sebuah kisah yang menegaskan bahwa le buteur bertinggi badan 195 cm itu adalah seorang manusia biasa, jauh dari kesan sombong yang selama ini melekat kepadanya.

Malah Don Carlo yang selama ini dikenal sebagai seorang pelatih yang lebih sering diam. Namun kali ini dia mengaku, “Terkadang saya pernah kehilangan kesabaran.”

Dan sebuah insiden yang melibatkan pelatih yang kini membesut Bayern Muenchen itu dengan para anak asuhnya semasa di PSG pun diuraikan kembali.

Kejadiannya sendiri terjadi pada musim terakhir Ancelotti di kubu Les Rouge-et-Bleu. Yakni ketika PSG dipermalukan Evian TG lewat adu penalti (1-4) pada perempat-final Piala Prancis di Parc des Sports, Annecy, 17 April 2013.

“Kami bermain begitu buruk. Saya benar-benar sangat marah, jadi saya sempat menggebrak pintu (ruang ganti pemain),” tutur Ancelotti yang musim itu harusnya bisa meraih dua gelar bersama PSG, karena mereka jadi pemenang Ligue 1.

“Saya sempat menendang sebuah kotak (di ruang ganti pemain) dan kotak itu melayang lalu mengenai kepala Ibrahimovic. Dia tidak bereaksi sama sekali,” imbuh Ancelotti yang setelah menukangi PSG selama dua musim lalu hijrah ke Real Madrid.

Terlepas dari insiden itu, pada poin lainnya, Italiano 57 tahun tersebut menyanjung sang bintang internasional Swedia yang dia tangani selama semusim terakhir di PSG.

“Ibra adalah seorang yang cukup menyenangkan dan benar-benar pesepak bola profesional sejati. Seorang manajer (pelatih) menginginkan adanya ego dalam pikiran seorang pemain. Ibra menggunakan egonya untuk kebaikan. Dia memiliki talenta individual, tapi dia juga bermain buat tim. Begitu juga dengan Cristiano Ronaldo,” sembur Ancelotti.

Lalu bagaimana dengan CR7 yang ditangani oleh mantan pelatih AC Milan itu selama dua musim di El Real.
“Dia adalah seorang pemain yang amat mudah di ajak berlatih, karena sebagai seorang pelatih profesional, Anda tidak perlu lagi memberitahukannya soal apapun. Dia tahu betul apa yang harus dia lakukan saat berlatih dan agar siap tempur menghadapi pertandingan,” tandas Ancelotti.

Oiya, kembali ke topik bahasan di bagian atas berita ini. Apakah Anda mau tahu penyebab mengapa Ibra tidak bereaksi apa-apa saat kena kotak yang ditendang oleh Ancelotti? Padahal Ibra seringkali begitu berapi-api ketika mendapat kritik dari orang. Bukankah ini sebuah anomali?

Ya, saat PSG disingkirkan oleh Evian TG lewat adu penalti 1-4 pada perempat-final Piala Prancis 2012/2013. Rupanya Ibra ikut merasa bersalah atas kekalahan ini. Mengapa dia merasa bersalah?

Karena striker yang kini membela Manchester United tersebut adalah salah satu dari dua penendang PSG yang gagal dalam adu penalti ini. Ibra juga merupakan penendang pertama PSG di laga tersebut. Kegagalannya diikuti oleh penendang kedua PSG, Thiago Silva.

Karena hanya eksekusi Ezequiel Lavezzi saja yang suskes. Sementara Evian TG mampu melakoni adu penalti dengan sempurna (empat gol dari empat penendang) maka PSG dipecundangi 1-4.

Nah, bagaimana jika Ancelotti menendang kotak di ruang ganti tanpa alasan lalu mengenai kepala Ibra yang tidak merasa bersalah ya? Silahkan Anda sendiri yang menjawabnya!
(sbn)
Copyright ©2025 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1388 seconds (0.1#10.24)